Thursday 24 October 2013

SYRIA PERKUAT CENGKERAMAN

Menghadapi kemungkinan berlangsungnya perundingan Genewa II bulan depan, pihak-pihak yang bertikai di Syria semakin mengintensifkan pertempuran demi meraih "posisi tawar" yang lebih baik. Dalam konteks ini militer Syria berhasil memperkuat cengkeramannya atas kawasan-kawasan strategis di sekitar Damaskus dan kota-kota besar lainnya. Hal inilah yang membuat Presiden Bashar al Assad tampak lebih percaya diri dibanding waktu-waktu yang lalu.

Media Iran Press TV hari Selasa lalu (22/10) melaporkan bahwa militer Syria berhasil merebut kembali penguasaan atas kawasan industri al-Muqaddimah di luar Damaskus yang selama beberapa waktu terakhir telah menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan pemberontak.

Para pemberontak telah menghancurkan sebagian besar peralatan pabrik-pabrik dan membangun barikade yang kuat di sekitar pabrik segera setelah mereka menguasai kawasan itu sekitar 2 bulan lalu. Namun militer berhasil merebut kembali kawasan itu setelah melalui pertempuran sengit.

"Pada tgl 24 Agustus lalu para pemberontak menduduki pabrik saya. Mereka menyabot sebagian peralatan kami, menembak komputer-komputer dan menggunakan beberapa pabrik sebagai benteng mereka. Namun militer berhasil merebutnya kembali dan mereka memanggil saya untuk mengecek kondisi barang-barang milik kami," kata Rami Issa, seorang pemilik pabrik tekstil kepada Press TV.

Beberapa bagian lain dari al-Muqaddimah, seperti kawasan al-Moddarras dan Hamdan juga telah berhasil dikuasai kembali oleh pemerintah.

Seorang perwira militer Syria mengatakan kepada Press TV bahwa sebelum pertempuran militer telah mengevakuasi sebagian besar penduduk di sekitar medan pertempuran. Selanjutnya mereka berhasil merebut kawasan tersebut hanya dalam waktu beberapa jam saja dan berhasil membunuh sejumlah besar pemberontak yang sebagian di antaranya adalah warga asing.

Pemberontak yang kini secara de facto dikomandani oleh kepala intelijen Saudi Pangeran Bandar berusaha keras untuk meraih kemajuan strategis mulai dari Aleppo di utara hingga Daraa dan Golan di Selatan Syria. Bandar percaya kemajuan tersebut akan memaksa Rusia untuk menerima solusi politik yang dituntutnya, yaitu tersingkirnya Bashar al Assad dari kekuasaan. Namun Bandar kurang memahami bahwa pemerintah dan rakyat Syria serta kekuatan-kekuatan pendukung mereka seperti Iran, Rusia dan Hizbollah pun tidak pernah lengah dengan rencana itu.

"Apa yang dilakukan musuh-musuh Syria selama 2,5 tahun terakhir telah lebih dari cukup untuk menjatuhkan kekuasaan Assad. Mereka tidak kekurangan uang, senjata dan personil. Masalahnya bagi mereka adalah kami melawan dengan keras dan tahu bagaimana menggagalkan rencana mereka," kata seorang perwira militer Syria.

Para pengatur strategi militer Syria meyakini bahwa tahap berikut dari konflik Syria akan berakhir seperti tahap-tahap sebelumnya dengan kegagalan di tangan pemberontak, dan Pangeran Bandar akan terusir dari Syria sebagaimana ia terusir dari Beirut tahun 2008. Sebagaimana diketahui pada tahun 2008 Bandar merancang sebuah gerakan militer dan politik sekaligus untuk mengusir Hizbollah dari Lebanon. Untuk itu ia membentuk satuan-satuan milisi bersenjata lengkap untuk menghadapi Hizbollah yang telah dikenal ketangguhannya. Namun hanya dalam waktu satu hari milisi-milisi bentukan Bandar itu lumpuh di tangan Hizbollah.

Pemberontak kini memusatkan offensifnya di 4 front: Aleppo, Al Raqaa, Latakia dan Salmiyah. Di Aleppo pemberontak berhasil menguasai sebagian pangkalan udara Meng. Di al Raqaa pemberontak mengepung markas satuan Brigade ke-17 AD Syria. Namun di 2 front terakhir pemberontak mengalami kegagalan total.

Menurut para pejabat militer Syria tujuan pemberontak saat ini hanyalah meraih "kemenangan public relation" untuk menunjukkan bahwa pemberontak berhasil membalas kekalahan di Damaskus, Qusayr, dan Homs, dan meraih keuntungan dari penyelesaian politik yang kini tengah digalang oleh masyarakat internasional.



REF:
"Army tightens noose around militants near Damascus"; Press TV; 23 Oktober 2013
"Bandar, the Prince of Jihad: Expect a Syrian Shift in Power"; Hassan Illeik; al Akhbar; 6 Agustus 2013

No comments: