Tuesday 11 August 2015

Rusia akan Bentuk 2 Tentara Baru untuk Hadapi NATO

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan akan membentuk dua tentara (army, satuan militer darat terbesar) di wilayah barat negara itu tahun ini, untuk menghadapi konfrontasi dengan NATO. Demikian laporan International Business Times tanggal 29 Juli lalu.

Menurut laporan itu, dengan mengutip keterangan pejabat militer senior Rusia yang tidak disebutkan namanya melalui kantor berita Rusia TASS, langkah tersebut meliputi juga pembentukan satu tentara khusus tank (Tank Army) yang berisi tank-tank terbaru generasi ke-5 Rusia, Armata.

Ini adalah langkah paling serius Rusia untuk menempatkan dirinya sejajar dengan kekuatan militer Amerika dalam konteks persaingan global.

Satu 'tentara' dipimpin oleh jendral bintang empat. Satu 'tentara' terdiri dari beberapa korps yang masing-masing terdiri dari beberapa divisi, dimana satu korps dipimpin oleh seorang Letnan Jendral dan divisi dipimpin oleh Mayor Jendral. Satu divisi terdiri dari beberapa brigade yang dipimpin seorang Brigadir Jendral.

Tentara terbesar adalah Tentara Pembebasan Rakyat Cina dengan kekuatan 2,2 juta personil, disusul Tentara Nasional India dengan 1,25 juta personil. Adapun tentara nasional kita (TNI) berkekuatan sekitar 400.000 personil.

Meski demikian, dalam satu negara bisa terdapat beberapa 'tentara' sekaligus, terutama saat menghadapi peperangan. Dalam Perang Dunia II, Tentara ke-6 dan Tentara Tank ke-4 Jerman ditugaskan untuk menaklukkan wilayah selatan Rusia. Keseluruhan Tentara ke-6 dan sebagian Tentara Tank ke-4 kemudian terlibat dalam perang kota yang meletihkan yang masyur di Stalingrad hingga akhirnya mereka terkepung dan menyerah kepada Rusia tahun 1943.

Langkah tersebut sangat jelas menunjukkan keseriusan krisis hubungan antara Rusia dengan negara-negara Eropa barat anggota NATO, yang dalam beberapa bulan terakhir terus meningkatan aktifitas militer dan kekuatannya di sekitar perbatasan barat Rusia, menyusul terjadinya konflik di Ukraina.

"Menurut perintah kepala staff, Tentara Tank Penjaga Pertama (1st Guard Tank Army) dan Tentara Gabungan ke-20 (20th Combined Army) akan dibentuk di distrik militer barat pada tanggal 1 Desember 2015," kata sumber militer Rusia kepada Tass.

Ada sedikit perbedaan antara kedua tentara itu dimana tentara tank tentu saja akan memiliki lebih banyak tank dibandingkan tentara kombinasi, sementara yang kedua memiliki lebih banyak personil dan kendaraan pengangkut personil. Kedua-duanya memiliki satu satu brigade intai dan satu brigade rudal udara, satu brigade logistik, beberapa unit artileri dan rudal dan unit-unit drone serbu dan intai.

Sementara itu tank Armata merupakan tank paling modern di dunia dan termasuk dalam kategori tank generasi ke-5. Selain meriam utama kaliber 120 mm, tank ini dilengkapi dengan sistem pertahanan independen berupa rudal anti pesawat dan meriam kecepatan tinggi dan mampu beroperasi tanpa awak.


Tempatkan Pesawat Pembom Strategis di Krimea

Rusia dikabarkan juga tengah menempatkan satu skuadron pesawat pembom strategis supersonik Tu-22M3 di wilayah Krimea yang bergabung kembali dengan Rusia setelah terjadinya revolusi berdarah di Ukraina tahun lalu.

Jika kondisi mendesak, Rusia bahkan akan memperkuatnya dengan satu resimen pembom strategis. Demikian seperti dilaporkan NEWSWEEK 22 Juli lalu mengutip laporan kantor berita Rusia Interfax.

Langkah tersebut merupakan respon atas tindakan NATO yang terus meningkatkan kekuatannya di dekat perbatasan Rusia. Sebelumnya Polandia dan Rumania setuju untuk menampung rudal-rudal Amerika di wilayah mereka sebagai bagian dari sistem pertahanan NATO untuk menangkal potensi serangan.

Bulan lalu seorang pejabat Dewan Keamanan Rusia telah mengingatkan kepada kedua negara bahwa keduanya bisa menjadi target serangan Rusia jika meneruskan rencana tersebut. Rusia juga mengancam akan menambah kekuatan militernya di perbatasan barat jika Amerika dan NATO terus menambah kekuatan di Polandia dan negara-negara Baltik.

"Kekuatan ini akan memungkinkan terjadinya penambahan kekuatan yang besar bagi pertahanan udara di sekitar Laut Hitam dan kawasan sekitar,” kata pejabat keamanan Rusia kepada Interfax.

“Ini adalah salah satu langkah pilihan yang dilakukan sebagai respon atas penempatan rudal-rudal Amerika di wilayah Rumania,” tambahnya.

Satu skuadron terdiri dari 10 hingga 24 pesawat. Namun jika dianggap perlu, kekuatan itu akan ditingkatkan menjadi resimen yang terdiri dari beberapa skuadron.

Sejak berakhirnya Perang Dingin, pesawat pembom Tu-22M3 yang mampu menembakkan rudal-rudal nuklir dan oleh Barat dijuluki 'Backfire' itu ditarik dari Krimea. Namun, pada bulan Maret lalu sejumlah pesawat ini melakukan latihan militer.

Saat ini Rusia mengoperasikan 40 pesawat sejenis. Dengan daya jangkaunya yang besar serta kemampuannya membawa rudal-rudal nuklir membuat Tu-22M3 menjadi salah satu senjata strategis Rusia yang paling penting, selain kapal-kapal selam dan rudal-rudal ballistik.(ca)

1 comment:

Unknown said...

Rusia adalah negara besar yang tidak suka mendikte dan tidak suka mencampuri urusan negara lain. Tapi, dengan adanya campur tangan negara barat dalam penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang sekutu Rusia dan di ganti Presiden Boneka bentukan barat. Maka Rusia tidak tinggal diam dan menunjukkan taringnya sebagai negara besar dan kuat.

Akibat dari ulah segelintir orang bodoh yang menjadi antek asing berdemo anarkis menuntut bergabungnya Ukraina dengan Uni Eropa dan meninggalkan Rusia. Tak lama kemudian warga yang Pro-Rusia bentrok dengan Militer Ukraina dan terjadilah referendum di Krimea yang akhirnya bergabung ke Rusia. Krimea adalah kota pelabuhan strategis yang berada di Laut Hitam dan sekarang menjadi Pangkalan Armada Angkatan Laut Rusia. Barat tidak terima dan memberi sanksi terhadap Rusia.

Akibat perang saudara di Donetsk dan kota lainnya yang menuntut bergabung dengan Rusia. Sekarang Ukraina menjadi negara miskin yang menanggung hutang besar kepada perusahaan gas Rusia Gazprom.