Tuesday 14 March 2017

Saudi Arabia Bentuk 'Dewan Perempuan' namun Tanpa Anggota Perempuan

Indonesian Free Press -- Arab Saudi membentuk 'Dewan Perempuan' (Qassim Girls Council) yang beranggotakan 13 orang. Namun, tidak satupun wanita di dalamnya. Demikian laporan situs BBC (bbc.com), 14 Maret lalu.

Meski demikian, BBC menyebut hal ini sebagai 'inisiatif berani bagi negara yang tidak mengenal hak-hak dasar publik bagi wanita'.

"Namun ketika Saudi Arabia ingin memamerkan dewan perempuan yang dibentuknya di Provinsi al-Qassim, mereka melewatkan satu hal: para wanita," tulis BBC.

Foto yang dirilis pemerintah Saudi menunjukkan 13 anggota Dewan di atas panggung akhir pekan lalu, Namun tidak satupun di antara mereka adalah perempuan. Sontak hal ini mengundang banyak komentar netizen. Foto ini bersaing keras dengan foto Presiden Donald Trump menandatangani UU Aborsi di tengah-tengah para pejabat laki-laki.


Pangeran Faisal bin Mishal bin Saud, Gubernur al Qassim yang membentuk dewan tersebut mengatakan bahwa dirinya merasa bangga dengan dewan tersebut, menyebutnya sebagai sebuah pionir di kerajaan Saudi.

"Di wilayah Qassim, kami memandang perempuan sebagai saudara dari laki-laki, dan kami merasakan sebuah tanggungjawab untuk membuka lebih banyak kesempatan bagi para perempuan untuk bekerja," katanya kepada BBC.

Dewan ini sendiri diketuai oleh Pangeran Abir bint Salman.

Saudi Arabia dikenal sebagai negara yang sangat diskriminatif terhadap para perempuan. Namun, seiring dengan semangat Vision 2030 yang didengung-dengungkannya, Saudi harus mengendorkan larangan-larangan kepada para perempuan. Salah satu sasaran program ini adalah meningkatkan angka kerja perempuan dari 22% ke 30%. Sementara populasi perempuan di Saudi adalah sekitar 50%.(ca)

No comments: