Wednesday 20 November 2019

Turki Dituduh Lindungi Teroris-Teroris ISIS

Indonesian Free Press -- Turki diketahui melindungi sejumlah teroris yang telah melakukan sejumlah aksi keji di Suriah. Demikian laporan jurnalis Fabio Giuseppe dan Carlo Carisio yang dilansir Veterans Today Italy, 12 November. Sejak ribuan anggota ISIS dilepas Turki bulan lalu telah terjadi 30 pemboman dalam rentang waktu 10 hari bulan November. Tambah laporan itu.

"Di antara mereka terdapat seorang pemimpin ISIS yang pada 12 Oktober membunuh politisi wanita Kurdi Hevrin Khalaf," tulis Veterans Today. 

Khalaf diketahui aktif melakukan dialok politik di antara kelompok-kelompok Kurdi, Shiah, Sunni dan Kristen di Rojava (Kurdistan Suriah) pada saat AS, Inggris, Israel dan Turki melakukan segalanya untuk menciptakan pertikaian antar kelompok etnis demi menjaga bisnis gelap senjata dan minyak yang menguntungkan negara2 tersebut.


Dari video yang dirilis media Kurdi Hawar News (ANHA) terlihat seorang teroris bernama Salim Turki El Enteri alias Abu Saddam Ansari (Ebu Sedam El Ensari in Kurd), asal Palmyra (Tadmor) melakukan eksekusi atas Khalaf. Turki diketahui telah melakukan berbagai aksi teroris dan kejahatan kemanusiaan di berbagai wilayah di Suriah seperti Homs, Hama, Sweida dan Ghouta.

Ada juga Sufian Al-Qesm yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan atas warga AS Peter Kassig dan mem-filmkan aksi penyembelihannya. Ia diketahui tengah terlibat aktif dalam operasi militer yang digelar Turki di Rojava.

"Ini bisa menjelaskan mengapa dalam beberapa hari terakhir terjadi tiga serangan teroris serius, satu di Iraq dan dua di Suriah yang diklaim oleh kelompok ISIS yang justru tampak lebih aktif setelah agresi Turki di Rojava," tulis laporan itu.

Satu diantara ketiga aksi itu adalah serangan atas 3 gereja Armenia.

Dalam insiden di Irak ISIS mengklaim melakukan serangan bom pinggir jalan di Kirkuk yang melukai 4 tentara Italia dan empat orang pendeta. Kemudian para teroris juga melakukan serangkaian aksi di kota Qamishlo dekat perbatasan Turki menewaskan 7 orang dan melukai puluhan orang. Salah satu dari serangan ini terjadi di dekat gereja Katholik.

Terakhir serangan terjadi di jalan raya antara kota Hasaka Dei Ezzor dimana sebuah kendaraan yang mengangkut tiga pendeta disergap oleh teroris. Pendeta Hanna Ibrahim Hovsep Petoyan dan Ibrahim Hanna Bido Abraham Petoyan tewas ditembak dan seorang pendeta lainnya terluka.

Sementara itu Rojava Information Center merilis laporan yang menunjukkan bahwa selama beberapa hari pertama bulan November terjadi lebih dari 30 serangan teroris di Suriah Syria. Menurut ANHA serangan-serangan itu telah direncanakan matang dan menunjukkan peningkatan setelah kematian misterius pemimpin ISIS Al Baghdadi.

Hawar News merilis laporan tentang seorang teroris ISIS yang berpindah dari Aleppo dan Azaz di Suriah ke wilayah Turki dimana ia dan kawan-kawannya dilatih oleh tentara Turki dengan pengawasan dari dinas inteligen Turki MIT (MillĂ® Istihbarat Teskilati). Setiba di Turki mereka harus mengganti serangan hitam ISIS mereka dengan seragam baru kelompok Syrian National Army (SNA). SNA adalah nama baru untuk National Front of Liberation setelah Turki melancarkan operasi Euphrate Shield (2016-2017).(ca) 

1 comment:

Kasamago said...

Turki bermain Ganda..
dan jelas siap menerima segala resiko nya