Sunday 19 January 2020

Menlu Rusia Duga Israel Bertanggungjawab atas Penembakan Pesawat Sipil Ukraina

Indonesian Free Press -- Menlu Rusia Sergei Lavrov menduga Israel sebagai penanggungjawab atas jatuhnya pesawat sipil Ukraina di Iran minggu lalu yang menewaskan 176 orang.

Seperti dilaporkan Press TV, Sabtu (18 Jan), Lavrov dalam konperensi pers yang digelar di Moscow, mengungkapkan keberadaan 6 pesawat siluman F-35 Amerika di pangkalan Israel di Azerbaijan yang berdekatan dengan perbatasan Iran.

"Informasi ini masih harus diverifikasi, namun saya tekankan situasi seperti ini terjadi dalam insiden-insiden yang terjadi," kata Lavrov.

Lavrov menduga telah terjadi operasi 'false flag' yang sangat serius. Ini adalah operasi inteligen-militer untuk menjustifikasi langkah politik-militer yang lebih besar dengan menimpakan kesalahan kepada musuh. Ia juga menyinggung langkah Amerika membunuh Jendral Soleimani sebagai “unprecedented” atau hal yang tidak pernah terjadi dan melanggar segala norma dan hukum internasional.


Lebih jauh Lavrov mengungkapkan bahwa Iran memperkirakan akan ada serangan susulan dari Amerika setelah penembakan pesawat Ukraina. Untuk itu ia menyerukan kedua pihak untuk bekerja menahan diri dan menurunkan tekanan.

Pada tanggal 8 Januari pesawat Ukrainian Airlines jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara Tehran menuju Kiev. Iran mengakui penyebab jatuhnya pesawat akibat ditembak secara tidak sengaja oleh rudal Iran. Saat itu Iran baru saja melancarkan serangan rudal ballistik ke pangkalan militer Amerika di Irak dan mengaktifkan sistem persenjataan udaranya untuk mengantisipasi serangan balasan Amerika.

Sementara itu analisis lebih mendetil diberikan oleh Jeremy Rothe-Kushel di situs Veterans Today, 10 Januari lalu. Menurutnya penanggungjawab atas insiden tersebut adalah satuan khusus inteligen Unit 8200 Israel. 

"Ini adalah serangan siber Israel oleh Unit 8200 yang mengakibatkan sistem pertahanan udara Iran buatan Rusia menembak pesawat 'teman'," tulis Kushel.

Menurut Kushel Unit 8200 berhasil mendapatkan sistem kode senjata pertahanan udara Rusia yang dijual ke Iran yang disebut “Friend or Foe ID Code". Sistem inilah yang menentukan sebuah benda angkasa yang tertangkap radar sebagai 'teman' atau 'musuh'. Dengan memiliki sistem ini Israel bisa menerobos pertahanan udara Iran dengan aman karena dianggap 'teman'. Sebaliknya Israel bisa mendorong sistem pertahanan udara Iran menembak pesawat Iran sendiri atau pesawat negara 'teman'.(ca)

No comments: