Thursday 30 January 2020

Pembunuh Jendral Soleimani Tewas di Afghanistan

Indonesian Free Press -- Orang yang bertanggungjawab atas serangan drone yang menewaskan komandan pasukan Quds Force Iran Jendral Qassem Soleimani awal Januari lalu dipastikan tewas dalam insiden pesawat di Afghanistan. Dugaan pun merebak bahwa ia menjadi korban pembalasan Iran.

Seperti dilaporkan oleh wartawan Fabio Giuseppe Carlo Carisio di Veterans Today kemarin (28 Jan), Michael D'Andrea yang dijuluki sebagai “Dark Prince” atau  “Ayatollah Mike” yang menjabat sebagai komandan operasional CIA untuk wilayah Timur Tengah tewas dalam insiden jatuhnya pesawat di wilayah Sadukhil, Distrik Dehk di Provinsi  Ghazni, Afghanistan, Senin (27 Jan). Bersamanya tewas juga sejumlah pejabat inteligen Amerika.


Kelompok Taliban melalui jubirnya, Zabihullah Mujah, beberapa jam setelah insiden mengumumkan keberhasilan pihaknya menembak jatuh pesawat Amerika, namun tidak menyebutkan identitas para korban.

"Sebuah pesawat khusus Amerika yang tengah menjalankan misi inteligen di area Sadukhil, Distrik Dehk, Provinsi Ghazni. Seluruh kru pesawat dan beberapa pejabat senior CIA Amerika tewas. Reruntuhan pesawat dan mayat para korban masih berada di area," demikian pengumuman Mujah.

Beberapa jam kemudian dua media Iran, Tasnim dan Mizan melaporkan insiden tersebut, disusul kemudian media Inggris The Mirror. Namun yang pertama menyebut nama Michael D'Andrea adalah Veterans Today yang kemudian dikutip oleh The Mirror.

"Ada perbedaan tentang jumlah korban, Taliban mengklaim telah menemukan enam mayat, polisi Afghanisan mengklaim menemukan empat mayat dan dua mayat lain hilang, dan pejabat Amerika yang menyebut pesawat mengangkut tidak lebih dari lima orang. Pemerintah AS belum berkomentar tentang keberadaan Michael D’Andrea di dalam pesawat itu dan di antara korban yang tewas," tulis The Mirror.

Menurut Veterans Today Michael d’Andrea adalah orang yang bertanggungjawab atas tewasnya Jendral Soleimani dan juga tewasnya ratusan demonstran di Irak yang ditembaki oleh penembak jitu Amerika. Sejak tahun 2017 ia memimpin seluruh operasi dinas rahasia Amerika CIA di wilayah Iraq, Iran, Suriah, Afghanistan hingga Pakistan dan Yaman. Reputasi dan kariernya yang cemerlang menjadikannya inspirasi tokoh “The Wolf” dalam film 'Zero Dark Thirty', tulis Veterans Today.

Parannya dalam pembunuhan Jendral Soleimani, juga komandan Hizbollah Imad Mughniyah, membuat orang melirik pada Iran sebagai penanggungjawab atas kematiannya. Inteligen Iran, khususnya Quds Force, telah dikenal lihai dalam menjalankan misi-misinya sehingga mampu menghantarkan Iran sebagai kekuatan politik paling berpengaruh di Timur Tengah di tengah-tengah keterbatasannya, termasuk karena embargo senjata dan ekonomi.

Seperti ketika pesawat PANAM AIR meledak di udara dan jatuh di Lockerbie, Skotlandia bulan Desember 1988. Para pengamat inteligen langsung melirik pada Iran yang diduga sebagai pelakunya sebagai aksi balasan atas ditembaknya pesawat sipil Iran oleh Amerika lima bulan sebelumnya.(ca)

No comments: