Sunday 7 November 2010

Pesawat Baru untuk Nicholas "Marie Antoinette" Sarkozy


Meski tidak sepenuhnya setuju dengan gambaran hiperbola tentang "Marie Antoinette", mengingat Revolusi Perancis adalah sebuah konspirasi yahudi. (Saya pernah membaca karya-karya sastra Voltaire. Penuh provokasi dan agitasi, terutama di tengah masyarakat Perancis yang relatif masih konservatif di masa itu. Adalah kesalahan fatal raja Louis XVI dan Sri Paus tidak menghukum matinya dari awal, sebagaimana juga bapak "Trias Politica" JJ Rosseaou dan para provokator lainnya yang bekerja untuk para bankir yahudi). Saya terima gambaran itu sebagai sebuah "given". Dan dengan gambaran itu saya tuliskan artikel ini.

Dengan kondisi keuangan negara yang semakin menghimpit hingga memaksa pemerintah menaikkan batas usia pensiun yang mengakibatkan berbagai kerusuhan, Presiden Perancis Nicholas "Sayan" Sarkozy justru bersiap-siap memiliki pesawat kepresidenan baru seharga 151 juta euro atau senilai lebih dari Rp 2 triliun. Inilah fenomena yang saya sebut sebagai anomali "judeo capitalism" (orang menyebutnya kapitalisme, liberalisme, neo-liberalisme dll) dimana para bankir kapitalis yahudi mendapatkan segalanya, para penjilatnya cukup mendapatkan remah-remahnya, dan rakyat semakin sengsara.

Hal ini tak urung memicu kontroversi cukup kuat, tidak hanya di Perancis tapi juga di seluruh Eropa. Beberapa "sahabat" Sarkozy, termasuk Kanselir Jerman Angle Merkel menyarankannya untuk menunda penggunaan pesawat itu hingga kondisi politik Perancis meredam, meski untuk itu pemerintah Perancis harus menanggung biaya perawatan dan penyimpanan pesawat yang tidak sedikit. Sarkozy, Merkel, dan PM Italia Berlusconi adalah tiga sekawan "jew ass sucker". Mereka, bersama Presiden Barack Obama berkomplot memboikot upacara pemakaman Presiden Polandia yang meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang tahun lalu, meski Polandia adalah negara sekutu anggota Uni Eropa dan NATO, karena sang presiden adalah penentang agenda bankir kapitalis untuk menyatukan Eropa dalam satu pemerintahan fasis.

Sumber-sumber diplomatik Jerman menyebutkan Merkel menyarankan Sarkozy untuk menunda penggunaan pesawat tersebut dalam pertemuan mereka akhir bulan Oktober lalu. Saat parlemen Perancis menyetujui usulan Sarkozy untuk menaikkan batas umur pensiun dari 60 tahun ke 62 tahun hingga memicu kerusuhan buruh dan pegawai, pesawat kepresidenan baru Sarkozy tengah menjalani tes penerbangan akhir di atas Samudra Hindia dan wilayah administratif Perancis di sebelah selatan Samudra Pasicik.

Merkel dan para pemimpin Eropa lainnya menganggap pesawat kepresidenan tersebut, sebuah pesawat jet berbadan lebar Airbus A330-200, bisa memicu kerusuhan lebih parah. Namun di antara pejabat Perancis sendiri terjadi perbedaan pandangan. Sebagian membenarkan saran Merkel, sebagian lainnya bersikeras mengabaikan saran tersebut.

Kalangan oposisi tentu saja mengkritik Sarkozy sebagai telah bertindak seperti Marie Antoinette, permaisuri Raja Louis XVI yang dikenal sebagai pemboros. Mereka menggambarkan Sarkozy telah bertindak tidak sesuai realitas.

Popularitas Sarkozy kini tengah berada di titik terendah. Polling terakhir yang diadakan Journal du Dimanche memperlihatkan tingkat "approval rating" Sarkozy menurun ke tingkat 29%, terendah sepanjang masa kepresidenan Sarkozy. Para pengawal kepresidenan Sarkozy juga harus bekerja ekstra keras setelah terjadinya berbagai kerusuhan menentang Sarkozy.

Untuk menghindari kritikan, anggaran pesawat baru itu diambilkan dari anggaran pertahanan, bukan anggaran istana kepresidenan. Pesawat itu didisain untuk menampung 60 penumpang dengan dilengkapi berbagai fasilitas super seperti ruang konperensi, kamar presidential suite, shower pribadi dan dapur.

"Seberapa sering presiden harus terbang jauh sehingga diperlukan kamar tidur, shower dan dapur?" sindir seorang politisi oposan.

No comments: