Wednesday 17 November 2010

Sang Terpilih (14)


Gambar: Penangkapan ustadz Ba'asyir



Dalam rangka menjaga isu teorisme tetap "up to date" dan bantuan Amerika serta Australia terus mengalir, Karso Dhemit pernah membuat petualangan berbahaya, yaitu merancang perampokan bersenjata besar-besaran di sebuah ibukota provinsi, yang kemudian dituduhkannya pada "gerakan Islam" pimpinan Ustadz Bawazier. Saat polisi daerah berusaha mengungkap kasus ini, tiba-tiba diambil alih paksa oleh tim pusat bentukan Karso Dhemit sehingga membuat kepala polisi daerah tersinggung dan membuat komentar pedas: "perampokan dilakukan oknum aparat bersenjata."

Tentara yang merasa sebagai "aparat bersenjata" tentu saja tersengat. Mereka pun melakukan penyidikan sendiri dan menemukan fakta-fakta bahwa perampokan tersebut ternyata dilakukan oleh polisi sendiri. Mereka pun marah dan mengancam akan "menghajar" polisi. Akibatnya Subagyo harus turun tangan mendamaikan agar peristiwa "Bingei Berdarah" tidak terulang.

Namun meski Subagyo kerap dibuat jengkel dengan ulahnya, Karso Dhemit tidak bisa disangkal adalah orang terdekat Subagyo. Mereka telah lama kenal sejak sama-sama menjadi taruna tentara dan kepolisian. Jaman dahulu tentara dan polisi memang masih satu lembaga. Mereka tidak hanya dekat secara profesi, namun juga pribadi. Tentu saja masing-masing menjaga rahasia pribadi sahabatnya.

Suatu saat Subagyo dibuat gundah gulana oleh Direktur Badan Pemberantasan Korupsi (BPK) yang telah memenjarakan besannya yang terbukti korupsi saat menjadi pejabat BUMN. Setiap saat bertemu, tidak hanya di acara keluarga tapi bahkan di acara-acara resmi, putri menantunya terus-menerus menangis di hadapannya. "Pak, papi pak. Kasihan dia." Sang putri menantu adalah mantan artis sinetron dan model, sahabat dari sesama artis sinetron yang terhitung masih cucu mantan perdana menteri Israel yang juga calon menantu seorang da'i terkenal, Cathy Moron.

Sebagai mertua, apalagi seorang presiden Indungsia, harga diri Subagyo terasa diinjak-injak. Maka Subagyo meminta Karso untuk "membereskan" sang Direktur BPK. Tidak hanya itu, ia juga minta agar orang-orang BPK dibuat "tahu diri" dan tidak jumawa.

Tidak lama setelah itu Direktur KPK ditahan karena kasus pembunuhan dan dua pejabat BPK lainnya ditahan karena kasus penyuapan.

No comments: