Tuesday 7 June 2011
Nasrallah: Kemenangan Sudah Dekat
Pemimpin Hizbollah Sayyed Hasan Nasrallah membantah tuduhan Presiden Barack Obama bahwa Hizbollah dan kelompok Perlawanan Lebanon berada di balik pembunuhan-pembunuhan politik di Lebanon --- tersirat menuduh Hizbollah berada di balik pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri yang kini pengadilan khusus atas kasus itu akan segera dimulai. Nasrallah justru menuduh, tuduhan presiden Amerika tersebut sebagai bukti nyata bahwa pengadilan atas pembunuhan Hariri telah dipolitisasi seraya menuduh bahwa Amerika lah negara teroris yang sebenarnya.
Hal itu disampaikan Nasrallah saat berpidato menyambut Hari Perlawanan yang diadakan Rabu (1/6) lalu. Hari Perlawanan dirayakan untuk memperingati keberhasilan Hizbollah dan kelompok Perlawanan Lebanon mengusir Israel dari Lebanon Selatan tgl 25 Mei 2000.
Menanggapi rumor-rumor yang mendiskreditkan Hezbollah, Nasrallah mengatakan kelompoknya memiliki keberanian untuk mengatakan dimana para pejuangnya bertempur, membunuh atau terbunuh, "karena arena dimana kami bertempur adalah lapangan kehormatan," katanya.
Nasrallah menekankan keyakinannya tentang kemenangan yang sudah di ambang pintu dalam pertempuran melawan Israel dan pendukungnya. "Waktu datangnya kemenangan sudah dimulai. Israel lebih lemah dari sarang laba-laba," ungkapnya.
Nasrallah mengejek pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini yang menyebutkan bahwa Hizbollah memiliki 12 rudal dengan menyebut pernyataan itu sebagai ketinggalan jaman. “Rudal-rudal kami bukan 12.000. Informasi Anda (Netanyahu) ketinggalan jaman,” tambahnya. Menurut Nasrallah rudal-rudal itu menjadi pengimbang kekuatan Israel dan tidak seorang pun bisa merampasnya dari tangan Hizbollah, merujuk pada kampanye pelucutan senjata milik kelompok Perlawanan yang dilancarkan oleh lawan-lawan politik di Lebanon maupun luar Lebanon (Amerika dan Israel).
Memulai pidatonya, Nasrallah memberi alasan dipilihnya kota Nabi Shiith, Lemba Bekaa, sebagai lokasi peringatan Hari Perlawanan, Nasrallah menyebutkan untuk menghormati kota tersebut sebagai cikal bakal gerakan Perlawanan dan Hizbollah. Selain itu di kota ini juga tempat kelahiran sekaligus tempat bersemayam jenasah mantan pimpinan Hizbollah pertama, Sayyed Abbas Mousawi.
PERJUANGAN PALESTINA
Dan seperti biasa dalam pidato-pidato resmi Hizbollah, disebutkan juga bahwa tujuan utama Hizbollah adalah membebaskan tanah suci Jerussalem dan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina.
“Ini adalah peristiwa nasional, ini untuk seluruh rakyat Lebanon. Ini juga harinya rakyat Palestina dan juga seluruh dunia Arab," kata Nasrallah.
"Hari ini menandakan terjadinya perubahan wajah Lebanon dan seluruh kawasan. Dalam sejarah modern, terdapat Hari Nakba (hari penderitaan, yaitu terusirnya rakyat Palestina karena serbuan Israel. Diperingati setiap tgl 16 Mei bersamaan dengan peringatan terbentuknya negara Israel) dan Hari Naksa, dan bangsa ini membutuhkan kemenangan agar dapat menghilangkan hari-hari menyedihkan itu."
Sayyed Nasrallah juga menekankan bahwa pilihan gerakan Perlawanan untuk melawan Israel dan Amerika adalah langkah yang tepat. "Saat kita mendengar pidato mereka (Netanyahu dan Obama), kita menjadi semakin yakin dengan pilihan kita. Perkembangan selama 30 tahun terakhir membuktikan bahwa pilihan yang paling benar dan realistis adalah perlawanan rakyat bersenjata. Sedangkan negosiasi adalah pilihan yang tidak realistis, "gila", menyakitkan dan memalukan."
Menyinggung Otoritas Palestina yang memilih negosiasi dengan Israel tanpa hasil, Nasrallah mengatakan bahwa jika Perlawanan harus menunggu campur tangan internasional maka "wilayah kita tetap akan diduduki saat ini. Israel akan membangun pemukiman hingga sejauh Sungai Litani."
Meski demikian Nasrallah menyayangkan masih adanya sebagian rakyat Lebanon yang tidak sadar dengan arti kemenangan Perlawanan dalam perang melawan Israel tahun 2000 dan 2006, merujuk pada lawan-lawan politik Perlawanan, blok 14 Maret yang dipimpin oleh pemimpin Sunni mantan PM Saad Hariri, yang justru berusaha memberangus persenjataan Perlawanan.
ISRAEL PIHAK YANG MELARIKAN DIRI
Menurut Nasrallah, selama ini Israel menerapkan strategi "keras" untuk membuat bangsa-bangsa Arab berfikir bahwa satu-satunya selamat dari Israel adalah melarikan diri. --- Ini sejalan dengan pendapat para ulama Salafiyun-Wahabiah yang menyarankan orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan Israel untuk mengungsi ke negara-negara tetangga, menunjukkan wajah asli sekte ini sebagai antek Israel namun justru paling keras mengklaim diri sebagai kelompok paling Islami sekaligus menuduh kelompok Islam selain mereka sebagai bid'ah dan ka'fir.
Strategi tersebut, demikian Nasrallah mengatakan, hancur sejak tgl 25 Mei 2000 saat Israel dipaksa dengan kekuatan militer, meninggalkan Lebanon Selatan.
"Di tahun 2000, perimbangan kekuatan telah berubah. Di hadapan mata masyarakat dunia, Israel melarikan diri dan bukan lagi kekuatan yang tidak terkalahkan," kata Nasrallah.
"Jalan sejarah negara Israel menjadi terbalik sejak saat itu. Mereka mengundurkan diri dari Jalur Gaza, hingga kalah lagi dalam Perang Lebanon 2006."
"Saya melihat ketakutan di wajah Netanyahu saat berpidato di Congress (Amerika) menyebut Hizbollah, roket-roket pejuang Gaza, Iran dan Syria," tambahnya.
ARAB HARUS TINGGALKAN PERUNDINGAN
Sembari merujuk pada peristiwa pidato Netanyahu di depan Congress Amerika baru-baru ini dimana ia mendapat tepukan meriah melebihi sidang-sidang parlemen manapun di dunia, Nasrallah menekankan bahwa seluruh Amerika, baik kaum demokrat maupun republikan adalah pendukung buta Israel, lengkap dengan semua agendanya di Timur Tengah seperti: menjadikan Jerussalem sebagai ibukota Israel, pengungsi Palestina tidak berhak kembali ke wilayah pendudukan, pengakuan Israel sebagai "negara yahudi", kehadiran militer Israel di Sungai Jordan, penolakan perbatasan sebelum tahun 1967, pembentukan negara Palestina yang tanpa angkatan perang, serta pembatalan perdamaian Fatah-Hamas.
Nasrallah juga mengkritik kemunafikan presiden Barack Obama terkait sikapnya atas batas wilayah negara Palestina. Sebelumnya Obama menyatakan batas wilayah Palestina adalah batas sebelum Perang 1967. Hanya 2 hari kemudian ia berubah sikap dengan menolak batas wilayah tersebut. Tidak hanya itu, ia juga menolak berdirinya negara Palestina dan kesepakatan damai Fatah-Hamas. Semuanya terjadi setelah ia mendapat "kuliah" dari Netanyahu dan setelah "kuliah" Netanyahu di hadapan Congress.
Akhirnya ia menyerukan kepada bangsa Palestina dan seluruh bangsa Arab untuk meninggalkan meja perundingan dan memilih jalan perlawanan.
“Lagi, pada tgl 25 Mei di Hari Perlawanan, di Hari Pembebasan, saya menyerukan kepada rakyat Palestina untuk memilih jalan perlawanan untuk membebaskan tanah air mereka. Saya menyerukan kepada seluruh negara Arab untuk memilih perlawanan, karena apa yang terjadi bukan hanya ancaman bagi bangsa Palestina melainkan ancaman bagi semua negara."
PERKEMBANGAN POLITIK LEBANON
Gerakan Perlawanan (Resistance) muncul sebagai respons atas agresi Israel atas Lebanon tahun 1982. Kala itu Israel nyaris mendapatkan kemenangan sempurna: berhasil menduduki sebagian besar wilayah Lebanon dalam waktu singkat, mengusir gerilyawan PLO dan mendapatkan hadiah dari pemerintahan komprador Lebanon di bawah Presiden Amir Gemayel berupa perjanjian damai Israel-Lebanon yang melegitimasi pendudukan Israel. Untuk mengamankan wilayah yang didudukinya di Selatan Lebanon, Israel membentuk pasukan komprador Kristen, South Lebanon Army --- pasukan inilah yang menjadi eksekutor pembantaian ribuan pengungsi Palestina di kamp Sabra-Shatilla, di bawah perlindungan pasukan Israel. Bahkan pasukan marinir Amerika dan Perancis pun datang untuk mengamankan kemenangan Israel tersebut.
Namun rakyat Lebanon bangkit melawan. Gemayel tewas dibom. Markas pasukan Amerika dan Perancis pun dibom dan menewaskan ratusan personilnya hingga memaksa mereka lari terbirit-birit dari bumi Lebanon.
Israel-Amerika pun kemudian memainkan skenario lain. Memanfaatkan pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri oleh inteligen Israel, mereka memainkan Revolusi Cedar yang sukses mengusir Syria --- penghalang Israel dalam upaya menguasai Lebanon --- dari Lebanon tahun 2005. Tanpa Syria, Israel pun kembali menyerbu Lebanon tahun 2006, namun dipukul mundur oleh Hisbollah yang didukung Syria dan Iran.
Kini Israel-Amerika-Saudi Wahabiah dengan dukungan para komprador kelompok 14 Maret berupaya melucuti persenjataan Hizbollah dengan menggunakan tangan Special Tribunal for Lebanon (STL), pengadilan khusus internasional atas pembunuhan Rafiq Hariri (STL) yang menuduh Hizbollah sebagai pelaku pembunuhan. Namun Hizbollah dan Perlawanan kini berada di posisi lebih kuat karena berhasil memenangkan kursi pemerintahan dengan PM Najib Miqati yang didukung mereka. Selain itu kelompok Perlawanan atau kelompok 8 Maret kini diperkuat oleh partai Sosialis Progresif dari etnis Druze.
Ref:
almanar.com.lb; 4 Juni 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment