Saturday, 5 October 2013

PENGUASA AMERIKA KETAKUTAN DGN REVOLUSI

Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran informasi publik Amerika yang mengungkap kebobrokan sistem pemerintahan Amerika, para elit penguasa negeri itu kini ketakutan bahwa sebuah revolusi rakyat akan muncul, sebagaimana di Tunisia dan Mesir.

Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan munculnya sebuah memo yang dikeluarkan Departemen Kehakiman kepada polisi-polisi di daerah (Departemen Kehakiman membawahi kepolisian federal dan aparat penegak hukum lainnya) yang salah satu isinya menganggap siapapun para "pencari kebenaran" terutama mereka yang mempertanyakan kebenaran "Serangan WTC 9-11" versi pemerintah, sebagai "calon teroris".

Dalam memo tersebut disebutkan beberapa kelompok "pencari kebenaran" yang dianggap sebagai "calon teroris", di antaranya kelompok “libertarian philosophies,” “Second Amendment-oriented views,” “self-sufficiency” “fears of Big Brother or big government” dan “Declarations of Constitutional rights and civil liberties.”

Hal ini sejalan dengan semakin tingginya kesadaran rakyat Amerika terhadap berbagai konspirasi jahat yang selama ini melingkupi kehidupan mereka. Sebuah jajak pendapat nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari separoh rakyat Amerika meragukan atau menolak sama sekali keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11".

Memo berjudul “Potential Indicators of Terrorist Activities Related to Sleepers” menyebutkan kelompok-kelompok yang patut dicurigai sebagai calon teroris, termasuk orang-orang yang percaya pada "teori konspirasi", di antaranya mereka yang percaya bahwa "Serangan WTC" adalah operasi inteligen CIA untuk melegitimasi serangan terhadap negara lain.

Perlu ditekankan di sini bahwa sebelum tahun 1998 sebagian masyarakat percaya bahwa pada tahun 1962 Amerika sengaja melakukan operasi inteligen "Insiden Teluk Babi" untuk memberi alasan serangan militer terhadap Kuba. "Teori konspirasi" itu ternyata terbukti benar setelah pada tahun 1998 Departemen Pertahanan Amerika membuka arsip lama yang membuktikan bahwa pada tahun 1962 Kepala Staff Gabungan Jendral Lyman Lemnitzer menyetujui operasi inteligen bernama "Operation Northwoods". Dalam operasi itu melibatkan aksi terorisme dengan sasaran warga Amerika sendiri. Namun operasi itu digagalkan oleh Presiden Kennedy dan perang melawan Kuba dan Uni Sovyet pun berhasil dihindari, namun Jendral Lemnitzer hanya mendapatkan sanksi pemecatan daripada hukuman mati sebagai pengkhianat negara.

Sebuah pooling yang digelar oleh YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak 38% rakyat Amerikan ragu-ragu dengan sebagian keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11", 10% tidak percaya sama sekali, dan 12% lainnya "tidak yakin" dengan ketarangan pemerintah.

Dalam memo tersebut disebutkan alasan-alasan menetapkan seseorang atau sekelompok orang sebagai calon teroris, di antaranya: "Membenarkan tindakan kekerasan terhadap Amerika dengan alasan Amerika adalah penyebab munculnya masalah". Hal ini merujuk pada kelompok-kelompok "anti-perang" yang mengecam invasi Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan negara-negara lainnya.

Setelah 12 tahun lebih peristiwa "Serangan WTC 9-11" kini muncul kelompok-kelompok yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi WTC yang menewaskan ribuan warga tak bersalah itu. Di antara mereka yang bergabung dalam kelompok-kelompok itu meliputi mantan perwira militer dan inteligen, insinyur, polisi, pemadam kebakaran, pilot. Sebagian di antara mereka adalah mantan jendral militer, Direktur CIA, gubernur, senator, profesor, dan penyandang-penyandang doktor.

Mayjend (purn) Albert Stubblebine, salah seorang dari mereka secara terbuka pernah mengungkapkan tentang runtuhnya Gedung WTC 7, satu dari 3 gedung yang runtuh dalam tragedi "Serangan WTC 9-11", "Gedung itu tidak runtuh karena hantaman pesawat, melainkan karena ledakan dari dalam. Demolition (peledakan bom).”

Baru-baru ini mantan pembawa acara terkenal dari Fox News, Ben Swann, juga menyatakan penolakannya terhadap keterangan pemerintah tentang serangan tersebut. Sementara itu pada tahun 2005 Jendral Wesley Clark, mantan kandidat presiden, mengatakan bahwa ia pernah menerima sebuah memo dari seorang pejabat pemerintahan Presiden George W Bush yang menyebutkan bahwa "Amerika akan menyerang 7 negara dalam 5 tahun, dimulai dengan Irak."

Pada bulan September lalu sekelompok orang yang terdiri dari arsitek, dan insinyur yang dipimpin oleh keluarga para korban "Serangan WTC 9-11" melancarkan kampanye besar-besaran yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi tersebut. Mereka memasang spanduk dan bilboard di seluruh dunia bertuliskan: “Did you know a third tower fell on 9/11?” (Apakah Anda mengetahui, gedung ketiga telah runtuh dalam Serangan WTC 9-11?)

Kampanye ini mendapatkan boikot dari sebagian besar media-media massa mapan Amerika. Namun koran Time tidak bisa menolak untuk memasang iklan yang dipasang kelompok bernama "2,000 Architects and Engineers for 9/11 Truth" ini.

Para blogger (termasuk blog ini tentunya) dan para pejuang "pencari kebenaran" lainnya telah mempertanyakan kebenaran klaim pemerintah Amerika tentang "Serangan WTC". Dan pelan namun pasti perjuangan itu telah menuai hasilnya dengan semakin banyaknya orang yang percaya dengan adanya "teori konspirasi".

Hari gini gak percaya "Teori Konspirasi"?



REF:
"FBI calls half of populace with 9/11 doubts potential terrorists"; Ralph Lopez; Digital Journal; 19 September 2013

No comments: