Saturday, 5 October 2013

SEJARAH HITAM MONSANTO

Indonesian Free Press -- Tidak ada perusahaan yang se-kontroversial Monsanto. Meski diketahui sebagai perusahaan paling berbahaya karena limbah dan racun dalam kandungan produk-produknya, inilah produsen makanan terbesar di dunia. Produknya meliputi juga merek-merek paling terkenal seperti Coca Cola. Dan berikut adalah sejarah singkat nan hitam dari perusahan ini.

Monsanto didirikan di St. Louis, Missouri, tahun 1901 oleh John Francis Queeny, seorang yahudi berusia 30 tahun pekerja industri farmasi. John Francis Queeny menamakan perusahaannya Monsanto Chemical Works, diambil dari nama istrinya yang berdarah latin, Olga Mendez Monsanto. Ayah mertua Queeny adalah Emmanuel Mendes de Monsanto, pemodal industri gula di daerah Vieques, Puerto Rico, yang tinggal di St. Thomas.

Tahun 1902 Monsanto memproduksi produk pertamanya, gula buatan yang disebut Saccharin, yang dijualnya ke Coca-Cola Company. Departemen Kesehatan Amerika pernah mencoba melarang produksi saccharin karena dianggap berbahaya, namun digagalkan pengadilan.

Tahun 1905 Monsanto mulai memproduksi caffeine dan vanillin yang memberikan keuntungan besar.

Tahun 1917 pemerintah Amerika menuntut Monsanto atas pembuatan dan pemasaran produk Saccharin. Setelah bertahun-tahun proses pengadilan, tuntutan tersebut digagalkan pengadilan.

Tahun 1917 mulai menambah beberapa produk kontroversialnya, seperti vanillin, caffeine, obat-obatan sedatif serta laxatif.

Tahun 1927 Monsanto melakukan penjualan saham perdana di New York Stock Exchange. Memulai produksi detergen.

Tahun 1929, memulai produksi PCB (polychlorinated biphenyls). Awalnya PCB disebut-sebut sebagai keajaiban kimia, satu cairan minyak yang tidak terbakar, sangat awet dan dengan aplikasi yang tak terbatas. PCB banyak digunakan dalam pembuatan minyak oli, hydraulic fluid, cutting oil, cat tahan air dan lem cair, namun kemudian diketahui sebagai bahan buatan yang paling berbahaya di planet ini. PCB menimbulkan kanker, menghancurkan kesuburan reproduksi serta sistem pertahanan tubuh. Lokasi pabrik PCB Monsanto di East St. Louis, Illinois, menjadi tempat yang paling tinggi angka kelahiran bayi prametur dan kematian bayi di seluruh negeri. Selama 50 tahun Monsanto memproduksi material ini, menimbulkan dampak negatif lingkungan global. Para ahli kesehatan menganggap tidak ada batas toleransi dalam pencemaran PCB dan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) menyatakan: "PCB telah terbukti menyebabkan kanker sebagaimana juga menimbulkan dampak negatif terhadap sistem pertahanan tubuh, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem kelenjar endocrine." Dokumen-dokumen internal MOnsnato membuktikan bahwa perusahaan sebenarnya telah mengetahui dampak negatif material ini sejak awal. Dokumen lainnya menunjukkan alasannya, yaitu bahwa perusahaan tidak mau menanggung kerugian satu dolar pun karena masalah tersebut.

Tahun 1930, melalui anak perusahaannya DeKalb AgResearch Corporation dimulai produksi dan pemasaran bibit jagung hibrida (maize).

Tahun 1935 memulai produksi phosphorus yang populer di kalangan militer sebagai "bom api".

Tahun 1938, DuPont berhasil menggoal-kan undang-undang pelarangan "hemp" yang mengancam produk nylon yang merupakan produk turunan dari minyak produksi Rockefeller. Monsanto pun terjun ke produk-produk plastik dengan mengakuisisi perusahaan produsen plastik Fiberloid.

Tahun 1939 bisnis plastik Monsanto telah memproduksi phenol-formaldehyde thermosetting resin, cellulose dan plastik vinyl.

1939-1945 Monsanto terlibat dalam penelitian uranium untuk proyek pembuatan bom nuklir Manhattan Project di Dayton, Ohio. Dr. Charles Thomas, salah seorang ekskutif Monsanto kala itu hadir dalam ujicoba pertama ledakan bom atom.

Tahun 1940-an Monsanto mulai menfokuskan diri pada produksi plastik dan bahan-bahan sintetik seperti polystyrene yang hingga kini masih banyak digunakan sebagai plastik pembungkus, namun oleh EPA dikategorikan sebagai salah satu bahan yang paling berbahaya bagi lingkungan.

Tahun 1941 dalam upayanya melepas ketergantungan pada perusahaan-perusahaan kimia yang lebih maju, terutama dari Eropa, Monsanto menfokuskan diri pada pengembangan dan penelitian dengan mengambil alih beberapa pusat penelitian dan pengembangan swasta. Beberapa material kimiawi strategis pun ditemukan seperti phosphates, dan styrene monomer, bahan kunci pembuatan karet sistetis yang banyak digunakan dalam alat-alat perang.

Tahun 1944 Monsanto mulai memproduksi DDT, bahan kimia beracun yang akhirnya dilarang di Amerika tahun 1972.

Tahun 1945, usai Perang Dunia II Monsanto muncul sebagai perusahaan kimia yang paling banyak memproduksi pestisida yang banyak digunakan dalam sektor pertanian. Selain itu MoOnsanto juga mulai memproduksi produk-produk herbisida yang mengandung bahan-bahan sisa perang dioxin. Monsanto dicurigai bertanggungjawab atas terjadinya pencemaran akibat penggunaan dioksin.

Tahun 1955 Monsanto membeli perusahaan pengolah minyak mentah Lion Oil dan selanjutnya mulai memproduksi pupuk berbahan dasar minyak bumi.

Tahun 1957-1967 Monsanto menjadi kreator dari beberapa wahana permainan di Disney's Tommorrowland, misalnya wahana "House of the Future" yang seluruhnya dibuat dari plastik.

Tahun 1959 mendirikan divisi elektronik Monsanto Electronics Co. di Palo Alto, memulai produksi silikon murni untuk industri teknologi tinggi.

Tahun 1960 dibentuk Agricultural Chemicals Division yang fokus pada pengembangan herbisida dan pupuk sistetis.

1961-1971 mulai memproduksi "Agent Orange", yaitu bahan kimia campuran herbisida yang banyak mengandung dioxin. Dengan racun yang dikandungnya, bahan kimia ini digunakan luas selama Perang Vietnam untuk melemahkan musuh. Dow Chemicals merupakan pesaing utama Monsanto dalam produksi bahan ini, namun "Agent Orange" buatan Monsanto jauh lebih tinggi kandungan dioxin-nya, dan karenanya lebih polutan sifatnya. "Agent Orange" selanjutnya diketahui menimbulkan banyak dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan termasuk pemicu kanker. Bahan ini diketahui telah mengkontaminasi jutaan orang selama perang. Menurut keterangan kemenlu Vietnam sebanyak 4,8 penduduk Vietnam telah terkontaminasi oleh bahan ini, menimbulkan 400.000 kematian ataupun cacat plus 500.000 bayi yang lahir cacat.

Tahun 1962 kesadaran publik tentang lingkungan meningkat pesat, terutama karena kampanye aktifis lingkungan Ralph Nader dan buku karangan Rachel Carson "Silent Spring". Namun Monsanto juga melakukan perlawanan hebat, melalui media massa ataupun melalui jalur hukum.

Tahun 1965 salah seorang peneliti di salah satu anak perusahaan Monsanto, G.D. Searle & Company, secara tidak sengaja menemukan aspartame, satu campuran kimia yang 180x lebih manis dari gula dan tidak mengandung kalori.

Tahun 1967 Searle & Company mulai melakukan uji kesehatan terhadap aspartame untuk mendapat ijin produksi dari FDA. Dr. Harold Waisman, seorang ahli biokimia dari University of Wisconsin yang bekerja untuk Searle & Company menemukan data bahwa dari 7 anak monyet yang diberi minuman susu bercampur aspartame 1 di antaranya meninggal tidak lama kemudian.

Tahun 1968 Monsanto menjadi perusahaan pertama pembuat lampu LED dengan menggunakan gallium arsenide phosphide.

Tahun 1970 Cyclamate, bahan pemanis buatan rendah kalori yang menguasai pasaran industri ditarik dari peredaran setelah ditemukan kaitannya dengan penyakit kanker. Kekhawatiran juga merebak pada keamanan produk saccharin, satu-satunya bahan gula buatan yang masih beredar di pasar.

Tgl 18 Desember 1970 para eksekutif Searle Company menerapkan strategi "Food and Drug Sweetener Strategy" yang bisa menempatkan para komisaris badan pangan Amerika FDA ke dalam "jebakan" yang akan membuatnya secara psikologis cenderung menyetujui aspartame.

Tahun 1971 seorang pakar neuroscientist Dr. John Olney yang pernah menemukan bahaya MSG sehingga dilarang untuk dikonsumsi bayi, menginformasikan Searle Company bahwa studi yang dilakukannya terhadap aspartic acid (salah satu bahan dasar aspartame) mengakibatkan terjadinya kerusakan otak pada tikus-tikus percobaan. Temuan selanjutnya ini dibenarkan oleh peneliti Monsanto sendiri.

Tahun 1972 DDT dilarang digunakan di seluruh Amerika setelah sebelumnya dianggap berhasil memerangi nyamuk malaria.

1973 memulai produksi herbisida merk "Roundup" yang mengandung glyphosate, zat beracun yang bisa membunuh binatang dan manusia.

1973, setelah menghabiskan jutaan dolar uji coba laboratorium, Monsanto mengajukan ijin produksi aspartame kepada FDA, namun gagal karena dianggap belum cukup bukti tentang keamanan produk ini.

Tahun 1974 pengacara Jim Turner yang aktif memperjuangkan hak-hak konsumen dan telah berhasil menarik cyclamate dari peredaran, menemui para petinggi Searle Company untuk mendiskusikan temuan tentang bahaya aspartame oleh Dr. Olney tahun 1971.

Tahun 1974 FDA menyetujui penggunaan aspartame untuk produk-produk makanan kering secara terbatas. Jim Turner dan Dr. John Olney mengajukan keberatan atas keputusan tersebut.

1976 setelah mengalami tekanan publik yang kuat atas keamanan produk-produknya terutama herbisida merk "Lasso" serta "Agent Orange" yang dilarang, Monsanto memusatkan perhatian pada produk "Roundup" yang sukses mengangkat Monsanto sebagai produsen herbisida sepanjang sejarah.

Tahun 1976 Monsanto memproduksi botol plastik untuk minuman ringan pertama di dunia yang diklaim sebagai botol daur ulang. Namun setahun kemudian dilarang diproduksi karena dianggap menjadi pemicu kanker. Tahun ini juga FDA mulai mengajukan penyidikan terhadap laboratorium G.D. Searle sebagai tindak lanjut atas petisi yang diajukan Jim Turner dan Dr. Olney. Hasilnya FDA menemukan banyak rekayasa dan tipuan dalam ujicoba laboratorium G.D. Searle.

Bulan Januari 1977 FDA mengajukan tuntutan ke Kejaksaan Agung agar dilakukan proses hukum terhadap G.D. Searle. Selama proses pengadilan berlangsung diketahui jaksa penuntut dalam kasus tersebut bertemu secara diam-diam dengan para pengacara G.D. Searle. Sementara itu untuk memperkuat posisi, Monsanto merekrut Donald Rumsfeld sebagai CEO Monsanto sekaligus G.D. Searle. Seorang zionis sejati, mantan anggota Congress serta menteri pertahanan era Presiden Ford, Rumsfeld memboyong kolega-koleganya di Washington untuk menjadi pejabat Monsanto. Hampir bersamaan dengan itu jaksa penuntut Samuel Skinner mundur dari jabatannya dan berbalik menjadi pengacara G.D. Searle.

Kasus ini menjadi sejarah pertama FDA mengajukan tuntutan hukum terhadap satu perusahaan. Adapun Rumsfeld selanjutnya diangkat sebagai menteri pertahanan oleh Presiden George Bush, menjadi provokator perang terorisme, Perang Afghanistan dan Perang Irak.

Namun meski laporan penyidikan menyebutkan adanya banyak penyimpangan, kasus ini runtuh dengan sendirinya akibat terlalu lamanya proses pengadilan. Salah satu faktornya adalah pengunduran diri Skinner. Jika saja pengadilan menjatuhkan hukuman pada G.D Searle, maka produk-produk berbahaya seperti aspartame mungkin sudah akan dilarang diproduksi.

Tahun 1980 FDA, melalui Public Board of Inquiry (PBOI) yang dibentuk setahun sebelumnya dan beranggotakan 3 ahli independen, menyatakan bahwa "NutraSweet", merek gula buatan yang mengandung aspartame, berbahaya bagi kesehatan karena terbukti menjadi penyebab kanker otak pada binatang percobaan. Secara efektif hal ini membuat aspartame dinyatakan sebagai produk ilegal. Namun berkat lobi kuat Rumsfeld, produk ini dinyatakan legal kembali tahun 1981.

Januari 1981 Donald Rumsfeld, CEO Monsanto dan Searle, menyatakan dalam satu pertemuan internal bahwa ia menggunakan pendekatan politik untuk menyelesaikan masalah aspartame daripada pendekatan ilmiah. Pada tgl 19 Mei 1981 3 anggota ahli FDA Dr. Robert Condon, Dr. Satya Dubey, dan Dr. Douglas Park, meneguhkan pelarangan "Nutrasweet" dengan menyatakan bahwa ujicoba yang dilakukan G.D. Searle tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menentukan keamanan produk aspartame.

Tahun 1981 Ronald Reagan diangkat menjadi presiden. Salah seorang tim suksesnya adalah Donald Rumsfeld. Tanpa membuang waktu ia meminta Reagan untuk mengangkat orang kepercayaannya Dr. Arthur Hull Hayes untuk menjadi pimpinan komisioner FDA. Tgl 21 Januari atau hanya sehari setelah pelantikan Reagan, G.D.  Searle kembali mengajukan ijin penggunaan aspartame sebagai bahan gula buatan. Komisioner FDA yang baru, segera membentuk Komisi Ahli beranggotakan 5 orang untuk menentukan status hukum aspartame. Namun saat diketahui 3 orang anggota komisi menolak legalisasi aspartame, Arthur Hayes Hull, Jr. langsung menambahkan 1 orang anggota lagi untuk menyetujui. Akibatnya terjadi "deadlock" yang memberi jalan bagi Hull untuk menjadi penentu terakhir yang mengijinkan aspaftame.

Kontroversi Hull bertambah setelah kemudian ketahuan menumpang pesawat jet milik perusahaan General Foods. Perusahaan ini merupakan pembeli terbesar produk "NutraSweet" buatan Monsanto yang mengandung aspartame. Di bawah tekanan publik Hull akhirnya mundur dari jabatannya dan nasibnya berakhir sebagai pejabat perusahaan Burston-Marsteller yang merupakan konsultan humas Monsanto dan G.D. Searle. Sejak saat itu ia tidak pernah memberi pernyataan tentang aspartame.

Tahun 1982 Monsanto mulai melakukan ujicoba modifikasi genetis sel untuk pertama kalinya. Tahun ini juga sebanyak 2.000 warga Times Beach, Missouri, harus dievakuasi akibat terkontaminasi racun limbah dioxin. Banyak masyarakat yang menuding pabrik Monsanto di St. Louis sebagai biang keroknya, namun Monsanto membantahnya.

Tgl 1 Juli 1983 The National Soft Drink Association (NSDA) mendesak FDA untuk menunda pengesahan aspartame sebagai bahan minuman berkarbonasi karena berdasar penyelidikan zat ini tidak stabil pada kondisi cair. Pada suhu di atas 85°F aspartame pecah menjadi 3 kandungan racun yang dikenal sebagai Diketopiperazines (DKP), methyl alcohol, dan formaldehyde.

Tgl 8 Agustus 1983 aktifis hak-hak konsumen Jim Turner dari Community Nutrition Institute dan Dr. Woodrow Monte, Direktur Food Science and Nutritional Laboratories Arizona State University mengajukan tuntutan hukum pada FDA atas persetujuannya pada aspartame. Namun hal itu tidak menghentikan produksi massal minuman kaleng berbahan aspartame. Diet Coke dan Diet Pepsi adalah sebagian dari produk yang menggunakan bahan ini.

Tahun 1985 Monsanto menyelesaikan proses akuisisi G.D. Searle yang memiliki hak paten atas aspartame, kandungan aktif dalam produk merek "NutraSweet". Selanjutnya Monsanto membentuk anak perusahaan terpisah untuk menangani produk ini, yaitu NutraSweet Company.

Tahun 1986 Monsanto dinyatakan bersalah karena dianggap teledor telah membiarkan pekerja terekspos bahan-bahan beracun di pabriknya di Chocolate Bayou Plant di Texas. Karenanya MOnsanto didenda $100 juta kepada keluarga Wilbur Jack Skeen, pekerja yang tewas setelah menderita leukimia.

Tahun 1986 terjadi perdebatan sengit dalam satu sesi dengar pendapat di Congress Amerika antara ahli-ahli independen dengan National Cancer Institute (NCI) tentang dampak formaldehyde terhadap kesehatan. Monsanto dan DuPont membiayai studi yang dilakukan NCI yang isinya menyangkal pendapat para ahli tentang bahaya formaldehyde.

Tahun 1987 Monsanto melakukan ujicoba lapangan pertama atas tanaman modifikasi genetis.

Tahun 1987 Monsanto menjadi perusahaan pertama yang diwajibkan memberi ganti rugi senilai $180 juta kepada para veteran Perang Vietnam yang terkontaminasi "Agent Orange".

Tahun 1988, seorang juri federal menemukan G.D. Searle & Co. melakukan pelanggaran dalam ujicoba keamanan produk peralatan KB (IUD) merek "Copper 7" yang antara tahun 1974 hingga 1986 telah digunakan oleh 10 juta wanita.

Tahun 1990 seorang peneliti EPA dinyatakan menerima suap untuk meloloskan uji penelitian tentang bahaya dioxin.

Tahun 1990 Monsanto menghabiskan $405.000 untuk mengalahkan perda Proposition 128 di provinsi California yang dikenal sebagai "Big Green Initiative". Perda ini ditujukan untuk memerangi penggunaan pestisida, termasuk produk-produk Monsanto yang dianggap membahayakan kesehatan.

Tahun 1991 monsanto didenda $1.2 juta setelah diketahui berusaha menyembunyikan limbah berbahaya di Mystic River, Connecticut.

Tahun 1994 produk bioteknologi pertama Monsanto diluncurkan, yaitu hormon penumbuh kebodohan untuk binatang ternak bernama rBGH atau rBST, disusul dengan berbagai produk bioteknologi lainnya. Untuk menguasai pasar Monsanto selanjutnya mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan-perusahaan peternakan kecil yang mempromosikan produknya sebagai bebas dari hormon buatan.
Tahun 1995 Monsanto dituntut setelah dinyatakan telah menyediakan material radioaktif terhadap 829 wanita hamil.

Tahun 1995 Monsanto menempati ranking 5 perusahaan polutan terbesar di Amerika dengan jumlah zat polutan yang dilepaskannya mencapai 18,5 juta kg. Monsanto diwajibkan membayar $41.1 juta kepada otoritas lingkungan Texas karena zat-zat polutan yang ditumpuknya dianggap membahayakan.

Tahun 1995 The Safe Shoppers Bible menyatakan produk Monsanto Ortho Weed-B-Gon Lawn Weed Killer mengandung racun carcinogen, 2,4 D yang merangsang kanker.

1996: Monsanto introduces its f

Tahun 1996 Monsanto memproduksi "Roundup Ready", bibit kedelai yang diklaim tahan terhadap herbisida, serta BT cotton yang diklaim imun terhadap hama.

Setelah berpindah orientasi sebagai perusahaan bioteknologi, Monsanto berusaha "membersihkan diri" dengan klaim bahwa produk-produk rekayasa genetisnya sebagai terobosan besar untuk mengatasi bahaya kekurangan pangan global. Robb Fraley, salah seorang eksekutif Monsanto bahkan mengklaim Monsanto setara dengan Microsoft di bidang teknologi komputer. Namun sebagian ahli menganggap Monsanto hanya berusaha menjaga dominasi produknya "Roundup" yang mendekati masa kadaluarsa hak patennya. Hal itu dilakukan Monsanto dengan memperkenalkan bibit-bibit tanaman yang tahan terhadap "Roundup" sehingga membuat "Roundup" bisa digunakan sebagai pembunuh gulma pada tanaman yang sedang tumbuh. Sebelumnya "Roundup" hanya bisa diterapkan sebagai pembunuh gulma sebelum bibit ditanam.

Tahun 1997 Jaksa Agung New York memerintahkan Monsanto menghentikan klaimnya yang menyebutkan "Roundup" sebagai produk yang bisa terurai dan ramah lingkungan.

Tahun 1997 The Seattle Times melaporkan bahwa Monsanto telah menjual 6.000 ton limbah terkontaminasi ke perusahaan-perusahaan pupuk di Idaho.

Sejak tahun 1997 Monsanto banyak mengakuisisi perusahaan-perusahaan pembibitan. Selama dasawarsa 1990-an Monsanto telah menghabiskan $10 miliar untuk membeli perusahaan-perusahaan pembibitan di seluruh dunia, satu langkah yang masih berlangsung hingga saat ini. Monsanto menjadi perusahaan pembibitan terbesar di dunia dengan menguasai seperempat produk bibit dunia.

Tahun 1999, di bawah kritikan masyarakat internasional Monsanto menghentikan iklan produk-produk bibit "terminator", yaitu bibit yang tidak bisa diturunkan menjadi bibit baru.

Tahun 1999 menjual pabrik phenylalanine kepada Great Lakes Chemical Corporation (GLC) senilai $125 juta. Namun hanya setahun kemudian GLC menuntut Monsanto karena dianggap telah melakukan penipuan hingga harus menderita kerugian $71 juta.

Tahun 2000, mengikuti program pemberantasan gulma bernama Plan Colombia, Amerika menghabiskan ratusan juga dollar untuk menyemprotkan dari udara herbisida "Roundup" di beberapa titik di negara bagian Columbia. Dampaknya segera terlihat dengan munculnya berbagai penyakit di daerah-daerah yang terkontaminasi, seperti gangguan pernafasan, gastrointestinal dan gangguan kulit hingga kematian pada anak-anak. Selain itu banyak binatang yang ditemukan tewas tidak lama setelah dilakukan penyemprotan.

Tahun 2002 The Washington Post menurunkan artikel berjudul "Monsanto Hid Decades Of Pollution, PCBs Drenched Alabama Town, But No One Was Ever Told". Tahun itu juga saham Monsanto anjlok, diduga artikel The Washington Post menjadi salah satu faktornya.

Tahun 2003 Monsanto didenda senilai $600 juta sebagai kompensasi bagi 20.000 lebih penduduk kota Anniston, Alabama, yang terkontaminasi limbah PCB yang dibuang selama tahun 1930-an hingga 1970-an.

Antara tahun 2004-2005 Monsanto mengajukan banyak tuntutan hukum pada para petani di Kanada dan Amerika dengan tuduhan pencurian hak paten atas bibit yang ditanam petani. Pada banyak kasus petani mengklaim bibit yang diperolehnya berasal dari perkebunan lain yang serbuk sarinya dibawa oleh angin. Mahkamah Agung Kanada dan Amerika, dicurigai telah menerima suap dari Monsanto, memutuskan para petani telah bersalah.

Tahun 2005 Monsanto mendapatkan hak paten atas satu teknik pembiakan ternak babi yang membuatnya secara otomatis memiliki hak kepemilikan atas tiap kelahiran babi yang diternakkan dengan teknik tersebut oleh setiap peternak. Keputusan itu mendapat kecaman para aktifis hak-hak masyarakat. Greenpeace misalnya mengecam Monsanto telah memonopoli sesuatu yang alamiah.

Tahun 2005 para ahli lingkungan dan aktifis pembela konsumen mempertanyakan keamanan produk "Roundup Ready" karena diduga kuat telah menciptakan varian hama-hama baru yang tahan pestisida.

Januari 2006 pengadilan Korea Selatan memerintahkan Dow Chemical dan Monsanto membayar $62 juta kepada 6.800 orang korban kontaminasi zat-zat beracun buatan 2 perusahaan tersebut.

Tahun 2010, kesadaran masyarakat yang mulai tinggi membuat peningkatan konsumsi susu organik meningkat hingga 500%. Monsanto merespon dengan melobi pemerintah-pemerintah negara bagian untuk menghapuskan pembedaan antara susu organik dan susu non-organik.




REF:
"The evil of Monsanto and GMOs: Bad technology, endless greed & the destruction of humanity"; Mike Adams; naturalnews.com; September 23, 2012

"The "Massive Con" Causing a Suicide Every 30 Minutes"; Dr. Mercola, online paper; 3 APRIL 20

2 comments:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Kokonom said...

Seandainya bisa di pakai untuk skripsi:')