Sunday 3 December 2017

Ansarullah Klaim Gagalkan Konspirasi Saudi dan Mantan Presiden Saleh

(Houthi Luncurkan Rudal ke Abu Dhabi)


Indonesian Free Press -- Koalisi anti-Saudi Yaman, Ansarullah, mengklaim berhasil menggagalkan konspirasi Saudi Arabia dan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dan memulihkan keamanan di ibukota Sanaa setelah berhari-hari terjadi pertempuran dengan milisi pendukung Ali Abdullah Saleh.

"Kemarin media-media Saudi mengabarkan jatuhnya Sanaa bersama lima provinsi. Namun kemudian pesawat-pesawat tempur Saudi membom Sanaa dan lima provinsi tersebut. Bagaimana mungkin mereka membombardir wilayah yang baru mereka rebut?" kata jubir Ansarullah, Mohammad Abdul Salam, seperti dilaporkan Press TV, Minggu (3 Desember).

Sebelumnya, pada hari Sabtu, Dewan Politik Tertinggi Yaman yang beranggotakan kelompok Ansarullah, mengatakan bahwa situasi sudah kembali normal di Sanaa. Pimpinan Dewan Politik Tertinggi Saleh Ali al-Sammad menyerukan kepada saluruh masyarakat Yaman, suku-suku dan partai-partai politik, untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang bisa menambah ketegangan.


“Aparat keamanan terus berusaha memulihkan keamanan dan ketertiban, dan mereka yang mencoba memicu ketegangan akan ditangani dengan tegas,” kata al-Sammad seraya menambahkan pihaknya meminta ma'af kepada masyarakat atas situasi di ibukota dan menegaskan bahwa menghadapi agresi Saudi Arabia adalah prioritas utama.

Sebelumnya, pada hari Sabtu (2 Desember), situs Moon of Alabama menyebutkan bahwa pasukan yang loyal kepada Ali Abdullah Saleh, dengan dukungan koalisi pimpinan Saudi Arabia, berhasil menguasai Sanaa dan kelompok Ansarullah/Houthi terancam terusir dari ibukota dan kembali ke wilayah asalnya di utara Yaman.

Menurut laporan tersebut pada bulan Oktober lalu Saudi Arabia, dengan perantaraan Rusia, berhasil membujuk Ali Abdullah Saleh untuk menghentikan permusuhan dengan Saudi dan mengakhiri persekutuannya dengan Ansarullah. Atas kesediaan Saleh, Saudi siap mendukungnya menjadi penguasa Yaman kembali dan bersama-sama mengusir Ansarullah dari Sanaa.

"Perang Yaman akhirnya mendekati titik akhir. Mantan Presiden Saleh kembali ke panggung kekuasaan setelah Saudi mengakui kekalahan. Kelompok Houthis akan didepak ke wilayah asal mereka di utara," demikian tulis Moon of Alabama.


Peluncuran Rudal Jelajah ke Abu Dhabi

Sementara itu Press TV juga melaporkan bahwa Ansarullah telah menembakkan rudal jelajah ke Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, salah satu anggota koalisi pimpinan Saudi Arabia yang menyerang Yaman sejak tahun 2015.

"Pasukan rudal kami mengumumkan peluncuran sebuah rudal jelajah ke reaktor nuklir al-Barakah di Abu Dhabi," demikian laporan situs berita milik kelompok Houthis, Al-Masirah, Minggu.

Laporan itu menyebutkan bahwa peluncuran rudal tersebut berhasil mengenai sasaran dengan tepat, namun tidak menyebutkan informasin lebih mendetil.

Kolonel Aziz Rashid, Jubir Militer Yaman mengatkan kepada media Lebanon Al Mayadeen TV bahwa peluncuran rudal itu ditujukan untuk memberikan pesan politik kepada Abu Dhabi atas peran negara itu dalam invasi ke Yaman yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil dan menghancurkan infrastruktur.

Namun laporan itu dibantah oleh media resmi Uni Emirat Arab, WAM. Menurut WAM, Uni Emirat Arab memiliki sistem pertahanan udara canggih yang akan merontokkan rudal-rudal yang menyerang.

Para pejuang Yaman berulangkali berhasil meluncurkan rudal-rudal jarak menengah dan jauh ke wilayah Saudi Arabia dan menimbulkan kerugian besar. Hal ini pulalah yang dikabarkan membuat Saudi berfikir untuk segera mengakhiri peperangan.

Pada bulan September lalu pemimpin kelompok Houthi, Abdul-Malik al-Houthi mengancam Uni Emirat ARab dengan rudal-rudal jarak jauh yang dimiliki Yaman.

Setelah Saudi Arabia, Uni Emirat ARab memberikan kontribusi terbesar atas kampanye militer ke Yaman. Selain aktif melancarkan serangan udara, Uni Emirat Arab juga mengirim pasukan daratnya ke Yaman untuk berperang langsung atau melatih milisi anti-Ansarullah. Namun dalam beberapa bulan terakhir terjadi perselisihan antara Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab mengenai peran keduanya di Yaman.(ca)

No comments: