Sunday 31 December 2017

Ayatollah Khamenei: Trump akan Gagal Kalahkan Iran Sebagaimana Reagan

Indonesian Free Press -- Presiden Amerika Donald Trump akan mengalami kegagalan untuk mengalahkan Iran sebagaimana pendahulunya Presiden Ronald Reagan yang lebih kuat dan pintar dari Trump. Demikian pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei seperti dilaporkan kantor berita Inggris Reuters, 27 Desember.

"Reagan lebih kuat dan pintar daripada Trump, dan ia adalah aktor yang lebih baik dalam mengancam Iran, ia bergerak melawan kita dan menembak jatuh pesawat kita," kata Khamenei melalui televisi Iran.

Khamenei menunjuk pada insiden penembakan pesawat penumpang Iran oleh kapal perang Amerika di Teluk Parsi tahun 1988 yang menewaskan 290 penumpangnya. Amerika mengklaim penembakan itu ketidak sengajaan, namun Iran menuduh sebaliknya. Saat itu Iran tengah berperang melawan Irak yang didukung Amerika.


“Namun Reagan kini telah pergi, menurut keyakinan kita ia tengah menghadapi pembalasan Tuhan … sedangkan Iran kini telah mengalami kemajuan besar di segala bidang setelah kematian Reagan,” tambahnya.

Menurut Khamenei, tren ini akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Donald Trump, dimana harapan Amerika agar Iran mengalami kemunduran dan menyerah, adalah sia-sia belaka.

Trump pada bulan Oktober menolak mengakui Iran telah memenuhi kewajiban atas perjanjian nuklir internasional tahun 2015 dan mengancam akan membatalkan perjanjian yang turut ditandatangani Amerika dan Iran itu.

Di bawah perjanjian itu Amerika dan masyarakat internasional akan menghentikan saksi-sanksi kepada Iran dengan imbalan Iran mengurangi program nuklirknya ke tingkat yang aman dari ancaman senjata nuklir.


Perkuat kedudukan di perbatasan Suriah-Irak

Iran dilaporkan telah memperkuat kedudukan di sekitar perbatasan Suriah-Irak untuk menjaga jalur darat strategis yang telah dibuka yang menghubungkan Iran hingga Lebanon.

"Pasukan dukungan Iran tengah dikerahkan ke kota al-Qaim dan al-Bukamal di dekat perbatasan Suriah-Iraq, menurut sumber-sumber pemerintah Suriah," demikian laporan SouthFront, 20 Desember lalu.

Tidak dijelaskan kekuatan Iran di kedua kota tersebut, namun ribuan pasukan reguler dan milisi bersenjata asal Iran dipastikan berada di Suriah. Ini belum termasuk ribuan milisi bersenjata lainnya dari Lebanon (Hizbollah), Irak, Pakistan dan Afghanistan yang dibentuk dan didukung oleh Iran.

Bulan lalu media-media, termasuk blog ini melaporkan bahwa Iran akhirnya berhasil mengontrol jalur darat strategis di Suriah yang menghubungkan Iran, Irak, Suriah hingga Lebanon. Konvoi militer pertama Iran juga dikabarkan telah melalui jalur ini.(ca)

No comments: