Tuesday 17 December 2013

PERAN RUSIA YANG KEMBALI DIUJI

Sebagian umat Katholik percaya dengan ramalan "Surat-surat dari Fatima", yaitu ramalan yang dibawa oleh 3 gadis dari kota kecil Fatima Portugal pada tahun 1913 setelah mengalami peristiwa supranatural, bahwa Rusia akan menjadi penolong umat Kristen dari kehancuran yang ditebarkan oleh iblis. Sementara itu sebagian besar umat Islam percaya bahwa Isa Al Masih akan menjadi penyelamat dunia dari kehancuran sebelum kiamat. Saya (blogger) melihat, berdasarkan perkembangan dunia saat ini, Isa Al Masih adalah Rusia yang tengah berjuang melawan kekuatan jahat kapitalis global (cq. Amerika dan Uni Eropa).

Rusia telah melakukannya di Ossetia Utara dengan menggagalkan invasi Georgia tahun 2008, di Syria dengan menggagalkan serangan militer Amerika, dan kini Rusia tengah melakukan hal yang sama di Ukraina.

Sebagaimana diketahui, sejak bulan lalu Ukraina dilanda aksi demonstrasi besar-besaran menentang keputusan pemerintah membatalkan perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa karena lebih memilih hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Rusia. Keputusan tersebut kontan memecah Ukraina menjadi 2 blok, yaitu blok pro-Uni Eropa melawan blok pro-Rusia. Yang pertama umumnya warga Ukraina dari wilayah barat dan utara yang lebih merasa sebagai bagian dari Eropa. Sedangkan yang kedua umumnya berasal dari selatan Ukraina di sekitar Semenanjung Krimea yang memiliki bahasa dan kultur Rusia yang kuat.

Sangat jelas bahwa barat (Amerika dan Uni Eropa) tengah mencoba menganeksasi negara berdaulat Ukraina dengan berbagai cara, termasuk cara-cara ilegal, di antaranya mengirim senator "penjilat pantat yahudi" John McCain untuk "mengompori" para demonstran. Sebaliknya sebagian rakyat Ukraina yang terhalusinasi dengan demokrasi barat dan kemajuan ekonominya, merelakan dirinya untuk menjadi korban kerakusan para pemimpin barat.

Namun 100 atau 200 ribu demonstran anti pemerintah bukan representasi sepenuhnya 50 juta rakyat Ukraina, sementara jumlah demonstran yang tidak kalah besar justru memberikan dukungan kepada pemerintah. Parlemen yang merupakan wakil syah rakyat Ukraina pun telah memberikan dukungannya pada pemerintah. Mereka inilah rakyat Ukraina yang sadar dengan bahaya "perangkap" yang telah ditebarkan Uni Eropa jika bergabung dengan mereka: liberalisasi pasar domestik bagi produk-produk asing, pengetatan subsidi hingga penyunatan anggaran sosial untuk penduduk miskin. Demikian rakusnya para kapitalis global yang mengendalikan Uni Eropa dan Amerika, hingga anggaran untuk rakyat miskin pun dirampasnya.

Sebaliknya, bekerjasama dengan Rusia berarti mendapatkan jaminan ketersediaan sumber energi murah yang melimpah.

Tidakkah para demonstran itu melihat dan mendengar penderitaan rakyat negara-negara anggota Uni Eropa saat ini? Rakyat Yunani, Portugal, Italia, Irlandia, Spanyol kini menjerit karena tiba-tiba saja kesejahteraan yang mereka alami selama ini "menguap" begitu saja setelah pemerintah memotong anggaran pensiun, tunjangan sosial, hingga rekening tabungan milik rakyat di bank-bank. Pada saat yang sama produktivitas industri mengalami penurunan setelah perusahaan-perusahaan memindahkan sebagian produksinya ke Asia.

Pemerintah Ukraina sampai saat ini telah menunjukkan sikap toleransi yang luar biasa. Membiarkan orang asing seperti John McCain memprovokasi kerusuhan adalah contoh toleransi yang sangat besar. Padahal di Amerika, Paris atau London, polisi menumpas dengan keras setiap aksi demonstrasi rakyat yang dilakukan dengan damai sekalipun. Sementara aksi demonstrasi yang dilakukan di Ukraina sudah terlalu jauh, seperti menduduki kantor-kantor pemerintah dan sarana-sarana umum.

Apakah akhirnya aksi-aksi demonstrasi itu berakhir damai, atau justru berubah menjadi pemberontakan yang akhirnya menyeret Amerika dan Rusia ke dalam konfrontasi langsung?

Sekedar menunjukkan kesiapan Rusia menghadapi konfrontasi dengan barat, Rusia pun menggelar rudal-rudal ballistik Iskander di wilayah Baltik. Hal itu sudah dikonfirmasi oleh Rusia yang menyebutkan telah menggelar rudal-rudal Iskander-M (SS-26 Stone) di wilayah Kaliningrad dan wilayah perbatasan dengan negara-negara anggota NATO.

Menurut laporan media Rusia "Izvestia" hari Senin (23/12) berdasarkan pernyataan pejabat pertahanan Rusia yang menyebutkan bahwa rudal-rudal tersebut telah digelar "beberapa waktu yang lalu". Informasi tersebut dikuatkan oleh pernyataan jubir kemenhan Igor Konashenkov yang menyebutkan bahwa rudal-rudal tersebut telah digelar di wilayah komando barat (Western Military District) yang berbatasan dengan NATO. Ia hanya menolak menyebutkan lokasinya secara spesifik serta menekankan bahwa langkah Rusia tersebut tidak melanggar hukum internasional.

Namun tentu saja penggelaran sistem persenjataan tersebut sangat mempengaruhi konstelasi politik antara Rusia dengan NATO dimana Amerika menjadi motor utamanya selain Perancis, Jerman dan Inggris. Rudal-rudal yang bisa dilengkapi dengan hululedak nuklir ini dapat menghancurkan sasarannya di Polandia, Lithuania hingga Jerman.




REF:
"Russian missiles deployed to Baltic Sea region"; Press TV; 16 Desember 2013

3 comments:

abu bakar said...

pertemuan ke dua bandar dan putin, putin,
kami tak ingin duit saudi

Unknown said...

bandar itu memang anjing zionis yahudi,mgkn suatu saat bandar di tembak mati.

Unknown said...

Dan, kita juga berharap indonesia bisa bekerjasama dgn rusia di berbagai sektor, terutama sektor persenjataan. Jika saja indo punya ruda S-300 semua tipe, tentu australia akan berfikir 2x untk menyadap indo.