Thursday 12 April 2018

Awas! Konflik Suriah Meledak Tak Terkendali

Indonesian Free Press -- Konflik Suriah telah berlangsung selama 7 tahun dengan korban tewas mencapai 500.000 jiwa dan jutaan warga Suriah lainnya terusir dari kampung halamannya. Namun, sepertinya semua itu hanyalah permulaan dari konflik yang lebih besar, yaitu konflik terbuka antara kekuatan-kekuatan besar di kawasan.

Kemarin Presiden AS Donald Trump menulis di akun Twitter-nya yang ditujukan kepada Rusia: "Rusia mengatakan akan menembak jatuh rudal-rudal (Amerika) yang ditembakkan ke Suriah. Bersiap-siaplah, Rusia! Rudal-rudal kami akan datang, bagus, baru dan pintar!"


Dan saat postingan ini dibuat, blogger baru melihat kabar di 'running text' TV One yang mengabarkan bahwa PM INggris dan para pejabat militer Inggris tengah membahas situasi di Suriah. Tentu saja pertemuan itu juga membicarakan peluang keterlibatan militer INggris di Suriah menyusul ketegangan yang meningkat setelah Amerika dan negara-negara Barat menuduh Suriah, Rusia dan Iran bertanggungjawab atas serangan kimia di Dhouma.

Seperti dilaporkan oleh wartawan senior Paul Joseph Watson di situs Propagandamatrix, 11 April, Amerika telah menetapkan 70 sasaran serangan Amerika di Suriah. Di antara sasaran-sasaran itu terdapat personil militer Rusia.

"Respon Presiden Donald Trump atas serangan kimia di Douma diperkirakan akan lebih hebat daripada serangan rudal Amerika tahun lalu atas sebuah pangkalan militer Suriah. Dengan dukungan Inggris, Perancis dan Saudi Arabia yang semuanya siap untuk terlibat dalam serangan udara besar-besaran, hal ini bisa mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan dan memungkinkan para jihadis (teroris pemberontak) mendapatkan kekuatan baru lagi," tulis Watson.

Menurut Watson, sejumlah bukti tentang 'serangan kimia' di Dhouma telah disiapkan oleh kelompok 'White Helmets' yang memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok militan di Suriah. Bukti-bukti 'palsu' ini akan dijadikan alasan bagi serangan Amerika dan koalisinya ke Suriah.

Wartawan internasional Joyce Karam menulis di akun Twitter-nya tentang tanda-tanda serangan koalisi Amerika sudah sangat dekat. Di antara indikasi-indikasi itu, tulis Karam adalah adanya pergerakan militer Amerika dan Perancis di sekitar kawasan konflik, adanya 'pembersihan' di sejumlah pangkalan udara Suriah, sejumlah pesawat komersil yang mengubah penerbangan di udara Suriah, gagalnya resolusi DK PBB soal Suriah, serta Israel yang mengumumkan kesiap-siagaan.

Sementara itu media Turki Yeni Safak, dengan mengutip keterangan pakar hubungan internasional Zakariye Molahafci, melaporkan bahwa Amerika telah menetapkan 22 target serangan di Suriah. Salah satu target adalah di dekat pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus.

Awal Maret lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan Amerika dan sekutu-sekutunya bahwa serangan terhadap 'sekutu Rusia' akan dibalas oleh Rusia dengan keras. INi diartikan sebagai jaminan Rusia untuk melindungi Suriah. Menhan Rusia kemudian menambahkan bahwa Rusia akan menyerang kapal-kapal dan pangkalan militer yang digunakan Amerika untuk menyerang personil militer Rusia di Suriah.

Setelah pernyataan tersebut, Putin pun mengumumkan kemampuan persenjataan militer Rusia terbaru yang siap digunakan untuk melindungi Suriah.

Tampaknya Donald Trump telah lupa dengan kicauannya di Twitter 31 Agustus 2013. Kala itu, Trump berkicau:

"Bersiap-siaplah, ada peluang bahwa pemimpin kita yang berbahaya bisa tanpa diketahui masyarakat telah mendorong seluruh bangsa ke dalam Perang Dunia III."(ca)

4 comments:

Kasamago said...

Semakin dungu dan bengis.. bermain rudal tanpa memikirkan dampak yg di perbuatnya..

Anonymous said...

Trump ini byk terinspirasi ayat2x setan di dalam bibel makanya kelakuannya kayak gembong teroris. Ayat favoritnya adalah cerita2x porno sm ayat2x membunuh makanya mukaknya macem mucikari dan kelakuannya macem teroris.itulah akibat dr kebanyakan bc bibel porno.

Unknown said...

Bajingan Trum gk bakal berani memulai serangan terhadap suriah, karena efek dari ancaman rusia. Kita lihat saja perkembanganya.

Anonymous said...

Seperti jaman dulu jaman rosulullah terusirnya kelompok kaum kaya yahudidan berakhirnya dari madinah kemudian kelompok yahudi ke mekah membentuk kutub mekah mempersiapkan serangan besar besaran kemadinah mulai perang badar dan seterusnya kelompok islan dan kaum cinta damai rusia iran dan suriah berhapan kaum kafirin dan munafikin kita sebut kaum lainys tentu kita bercermin dari sejarah kutub mekah akan kalah dengan kutub madinah walau di kalkulasi lebih kecil dan ini secara ekonomi akan merontokkan amerika rusia tak akan melepaskan suriah lepas suriah rusia terkunci dalam pengepungan nato suriah pemecah mata rantai pengepungan nato