Sunday, 29 March 2009
Rahasia di Belakang Kasus Madoff
Kasus Skema Ponzi Bernard Madoff merupakan kasus penipuan terbesar sepanjang sejarah dunia yang terkuak (mungkin saja ada kasus penipuan lebih besar yang belum terkuak). Namun hingga tiga bulan lebih penyidikan berlangsung, masih terdapat beberapa misteri yang menjadi pertanyaan masyarakat.
Contoh pentingnya adalah ke mana saja dana masyarakat senilai $50 miliar tersebut mengalir? Mengapa sistem keuangan Amerika yang mencatat setiap transaksi keuangan senilai $10.000, tidak dapat melacak keberadaan uang tersebut? Mengapa media massa yang biasanya gigih menguak suatu kasus publik, termasuk membongkar skandal seks Presiden Kennedy dan "kecurangan" Presiden Nixon, dalam hal ini sangat terkesan diam seribu bahasa? Mengapa beberapa orang-orang berpengaruh yang menjadi korban penipuan Madoff seperti Stephen Spielberg tampak tenang-tenang saja? Dan yang lebih mengherankan lagi mengapa yang menjadi ketua tim pengacara Madoff adalah salah satu korban penipuan Madoff sendiri?
Tulisan Christopher Bollyn, seorang wartawan penyidik independen terkenal Amerika dalam situsnya www.bollyn.info mungkin bisa menjelaskan banyak hal terkait kasus Madoff. Bagi masyarakat Indonesia tulisan Bollyn juga bisa memberikan penjelasan mengenai lika-liku dunia bisnis, sosial dan politik di Amerika yang sangat didominasi dengan kepentingan yahudi. Masyarakat semacam itu pulalah yang selama ini sangat menentukan arah sejarah bangsa Indonesia. Dan masyarakat seperti itu pula yang selama ini banyak dipuja-puji oleh sebagian masyarakat Indonesia.
***
Dari daftar korban Madoff yang pernah dipublikasikan, Ira Sorkin, ketua tim pengacara Madoff, tercatat pernah menginvestasikan dana senilai $900.000 dan $19.000 ke perusahaan Madoff.
Antara tahun 1995 dan 1997 Sorkin menjabat sebagai Chief Legal Officer merangkap anggota dewan direktur Nomura Holding America, Inc. dan Nomura Securities International, Inc., yang menjadi salah satu korban terbesar Madoff. Pada bulan Desember tahun lalu, Nomura Holdings melaporkan kerugian senilai $302 juta akibat penipuan Madoff. Madoff juga menipu satu perusahaan lainnya dimana Sorkin pernah menjadi konsultan hukumnya.
Berdasar fakta-fakta ini maka menjadi sebuah pertanyaan menarik ---namun anehnya diabaikan media massa: apakah Madoff dan Sorkin bekerjasama dalam penipuan? Meski masih menjadi rahasia, bau busuk konspirasi itu semakin jelas terasa setelah terbukanya beberapa fakta yang melingkupinya.
BBC News sempat melaporkan bahwa selama 13 tahun terakhir Madoff tidak pernah mereinvetasi dana masyarakat yang digalangnya. Artinya adalah selama 13 tahun dana masyarakat tersebut disembunyikan di suatu tempat, atau di beberapa tempat. Dan untuk menyembunyikan dana sebesar itu, Madoff harus memiliki mitra berbentuk perusahaan keuangan seperti bank, asuransi atau perusahaan sekuritas. Hanya perusahaan seperti itu yang memiliki kemampuan memobilisasi dana besar dan mengalihkannya ke manapun dikehendaki.
Berdasarkan orang-orang yang dekat dengan Madoff, kemungkinan besar dana tersebut dialihkan ke Swiss, Israel, atau tempat lain yang dikendalikan oleh personil maupun organisasi yahudi.
Salah satu lembaga keuangan yang diduga kuat menjadi partner Madoff dalam melakukan aksinya adalah Israel Discount Bank (IDB) New York. Bank ini selama bertahun-tahun dipimpin oleh Sy Syms, rekan Madoff sebagai anggota dewan penyantun Yeshiva University Business School. Israel Discount Bank dimiliki oleh keluarga Bronfman, salah satu keluarga yahudi paling berpengaruh di Amerika. Dan Sorkin, seorang zionis, menjadi mitra yang pas untuk menjalankan perannya.
Misteri Ira Sorkin
Selain menjalani profesi sebagai pengacara, Sorkin menjabat sebagai CEO sebuah perusahaan bernama American Friend of Hebrew University (AFHU), Inc. Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Gubernur sekaligus Komite Eksekutif Hebrew University. Hebrew University berlokasi di Jerussalem, Israel, dan merupakan universitas tertua di tanah Palestina.
Sebagai CEO AFHU Sorkin bekerjasama dengan Hervey M. Kruger, mantan Wakil Presdir Lehman Brothers (perusahaan keuangan raksasa yang bangkrut karena krisis keuangan) yang menjabat sebagai salah satu direktur di AFHU. Sebagaimana Sorkin, Krueger juga mantan anggota dewan gubernur Hebrew University. Krueger juga pernah menjabat sebagai ketua Shimon Peres Center for Peace (SPCP), sebuah LSM yang banyak menarik dana sumbangan untuk Israel.
Gus Dur adalah salah seorang anggota SPCP dan ini cukup menjelaskan mengapa ia sangat gigih membela Israel, termasuk merencanakan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel saat masih menjabat sebagai presiden Indonesia. Ketika media massa gencar memberitakan kecaman presiden Iran Ahmadinejad terhadap mitos holocoust, Gus Dur justru membela kebenaran holocoust.
Di Hebrew University inilah berkumpul para pejabat maupun mantan pejabat penting Israel seperti Carmi Gillon (mantan ketua Shin Bet, sebuah institusi inteligen domestik semacam FBI di Amerika). Gillon diduga berperan aktif dalam skenario tragedi pemboman gedung WTC th 2001 serta skema ponzi yang menguras banyak dana masyarakat Amerika sehingga memicu krisis mortgage dan krisis keuangan global.
Krueger bergabung dengan Lehman Brothers sejak tahun 1977. Antara tahun 1982 hingga 1996 ia juga merangkap jabatan eksekutif hingga CEO di perusahaan Authomatic Data Processing, Inc, perusahaan provider sistem komputer yang melayani jasa computerized transaction processing dan data communication and information. Dengan jabatannya tersebut Krueger memegang kunci akses Israel atas pasar keuangan global.
Selama di ADP Krueger bekerja sama dengan rekan Madoff, Josh S. Weston, seorang eksekutif lainnya di ADP, serta pendiri perusahaan, Henry Taub. Taub menjabat sebagai anggota dewan penyantun New York University bersama-sama dengan sosok-sosok berpengaruh bisnis keuangan Amerika seperti Maurice Greenberg, Larry Silverstein, Mort Zuckerman, dan Edouard de Rothschild.
Krueger sejak lama menjadi pemain penting yang menyediakan akses pasar keuangan global bagi Israel. Pada tahun 2004 majalah Lifestyles menulis: "Sejak tahun 1960-an, para eksekutif keuangan ini bekerja tanpa henti untuk kepentingan negara Israel."
Pada tahun 1961, Krueger pergi ke Israel untuk bekerja untuk Bank Leumi. Namun baru pada tahun 1962 saat ia bekerja untuk Israel Discount Bank di Israel, ia benar-benar mendedikasikan dirinya untuk kepentingan Israel. Antara dekade 1960-an hingga 1990-an Krueger menjembatani semua bisnis keuangan antara pasar keuangan Israel dengan pasar keuangan global. Baru setelah dekade 90-an para pemain bisnis keuangan lainnya mulai memasuki bidang tersebut. Namun bagaimana pun di mata Israel, Krueger tetap dianggap sebagai "Bapak bisnis keuangan internasional Israel".
***
Krueger adalah direktur dari beberapa perusahaan publik Amerika dan Israel sekaligus. Ia juga salah satu pendiri Renaissance Fund, perusahaan penggalang investasi ke Israel. Pendiri lainnya adalah Charles Bronfman. (Tentang keluarga Bronfman ditulis dalam post lain dalam blog ini. Namun perlu disampaikan bahwa keluarga Bronfman adalah salah satu keluarga Yahudi paling berpengaruh di dunia meski tidak sebanding dengan keluarga Rothschild, misalnya. Bisnis awalnya adalah minuman keras di Kanada dan Amerika. Mereka adalah godfather dari para mafia Amerika. Kini bisnisnya telah menggurita seperti property, media massa, perbankan, industri manufaktur dan sebagainya).
Renaissance Fund didirikan pada awal 1990-an saat Bronfman dengan Claridge Israel Inc-nya bergabung dengan Stockton Partners milik Krueger dengan tujuan lebih meningkatkan investasi ke Israel. Bronfman sebelumnya juga telah mendirikan perusahaan yang didedikasikan untuk meningkatkan investasi ke Israel, yaitu Challenge-Etgar. Dengan kepemilikan atas Israel Discount Bank, keluarga Bronfman mendapatkan akses untuk mengontrol kepentingannya melalui sebuah bank swasta Israel yang memiliki cabang di Swiss, dimana kerahasiaan menjadi kelebihan perbankan di sana. Uang yang mengalir ke IDB bagaikan masuk ke dalam sebuah lubang hitam yang sulit dilacak, sebagaimana dana $50 miliar yang menghilang dari Madoff Investments.
AROGANSI MADOFF
Sementara itu dikabarkan bahwa Madoff, mengabaikan apa yang telah ia perbuat atas puluhan miliar dana masyarakat, dengan arogan mengajukan tuntutan kepada pengadilan untuk tidak menyita harta bendanya senilai $69 juta berupa apartemen mewah dan aset-aset lainnya. Alasan Madoff, harta benda tersebut tidak adalah milik istrinya yang tidak terkait dengan kasusnya.
Stephen A. Weiss, pengacara yang mewakili sekitar 100 korban praktik skema ponzi Madoff mengatakan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dengan upaya Madoff mempertahankan aset-aset yang diduganya merupakan hasil dari kejahatannya.
"Bernie Madoff tidak cukup cerdas untuk mengatakan bahwa istrinya tidak pernah mendapat keuntungan dari kejahatannya. Ini tidak hanya sekedar ke'kurang peduli'an, namun sudah menjadi sebuah 'pelecehan'," kata Weiss usai sidang pengadilan tgl 3 Maret lalu.
Tidak berlebihan dikatakan sebagai 'pelecehan' mengingat ribuan warga Amerika telah jatuh miskin karena penipuan Madoff, sementara Madoff masih bisa hidup mewah di alam apartemennya seharga $7 juta.
Pelecehan yang dilakukan Madoff tidak lain karena dirinya merasa oleh "rekan-rekan" kejahatannya, orang-orang penting Yahudi hingga negara Israel. $50 miliar tidak mungkin menghilang bagaikan angin lalu, melainkan tersembunyi di suatu tempat yang dijaga ketat kerahasiaannya yang bahkan sistem hukum Amerika tidak mampu menyentuhnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment