Monday, 2 March 2009

Banker’s Manifesto: Dahulu dan Sekarang


Setiap orang saat ini, merasa sangat khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini dan masa depan. Namun mereka lupa bahwa di masa lalu telah banyak orang memperingatkan kondisi krisis ekonomi seperti sekarang ini. Beberapa di antaranya bahkan telah membeberkan motif di balik krisis-krisis ekonomi yang terjadi di dunia, menciptakan Depresi Besar dan menghancurkan mata uang dollar dan menggantikannya dengan mata uang baru Amero pada tahun 2010, serta menggolkan negara super North American Union yang anti-demokrasi.

Namun seperti biasa orang-orang media selalu mentertawakan semua hal "teori konspirasi" ini sembari membuang jauh-jauh memori tentang fakta-fakta pendukung "konspirasi teori" ini: UU Imigrasi tahun 1965 yang membuka perbatasan Amerika dari jutaan imigran legal maupun ilegal, NAFTA, Pax Americana, Neocons, dan meningkatnya kecenderungan Amerika menjadi negara tiran (Pembantaian Waco, Patriot Act, Real ID Act, Violent Radicalization and Homegrown Terrorism Prevention Act).

Singkat kata, rakyat Amerika menderita panyakit "memori singkat" alias pikun yang sangat akut.

Bahkan saat orang seperti Ben Bernanke (Gubernur bank sentral) baru-baru ini mengaku kepada anggota Congress bahwa bank sentral telah memicu terjadinya Depresi Besar tahun 1929 dengan kebijakan manipulasi kredit, pengakuan ini hilang begitu saja terbawa angin.

"Penguasa balik layar" menginginkan rakyat tetap dalam kebodohan. Mereka tidak menginginkan kejahatan mereka diketahui rakyat. Maka media massa, yang nyaris semuanya dimiliki "penguasa balik layar" mengabaikan semua fakta-fakta tersebut di atas. Bahkan statiun-stasiun televisi yang mengklaim mendedikasikan untuk ilmu pengetahuan sekalipun seperti History Channel atau Discovery Channel.

Baru-baru ini stasiun televisi CSBN menyiarkan breaking news berupa siaran langsung sidang Congress membahas rencana stimulus bank sentral Amerika untuk mengatasi krisis keuangan. Ron Paul, anggota Congress asal Texas, mengkritik keras kebijakan stimulus bank sentral dan pemerintah berupa penambahan kredit dan pencetakan uang kertas.

"Modal tidak dapat diberikan dengan cara memberikan kredit dan mencetak uang. Modal dihasilkan dari kerja keras dan penghematan. Simpanan yang dihasilkan dari kerja keras dan penghematan inilah yang menjadi modal. Bank Sentral harus mengubah paradigma ini sehingga krisis bisa diatasi dan ekonomi dapat berjalan dengan baik," begitu kata Ron Paul.

Namun pernyataan yang bijak dan "legal" ini tiba-tiba dipotong oleh host CNBC yang menyebut Ron Paul sebagai "di luar kontrol". Sekali lagi perlu dicatat": pernyataan bijak dan legal dari seorang anggota Congress di forum resmi dilecehkan seorang host televisi sebagai "di luar kontrol". Para pemirsa, rakyat Amerika, kemudian menganggap Ron Paul, orang-orang sepertinya dan semua pemikiran-pemikirannya sebagai "orang-orang yang tidak bisa mengendalikan diri", "paranoid", "bodoh" dan sebagainya. Kemudian mereka menganggap kebijakan stimulus pemerintah dan bank sentral sebagai "kebijakan".

Saat ini skenario telah terlihat cukup jelas bagi orang-orang yang mau berfikir sejenak. Di satu sisi "penguasa balik layar" (melalui anggota Congress yang telah terkooptasi) mengesahkan berbagai undang-undang anti-demokrasi (untuk mencegah rakyat yang sadar untuk melawan), dan di sisi lainnya menempatkan boneka sebagai presiden, Barry Soetoro Hussein Obama, yang mampu menyihir orang-orang liberal bodoh untuk membungkam setiap kesadaran rakyat yang muncul sembari mengeksekusi agenda-agenda mereka.

Kita telah diperingatkan sejak dulu oleh beberapa orang bijak. Anggota Congress Charles A. Lindbergh menyatakan kepada publik setelah diloloskannya UU Bank Sentral yang memberi kuasa swasta untuk mencetak uang dan pemerintah hanya boleh meminjamnya dengan beban bunga, tahun 1913: "Undang-Undang ini telah mengukuhkan sebuah kejahatan terbesar di bumi. Setelah presiden (Woodrow Wilson) menandatangani udang-undang ini, sebuah pemerintahan siluman yang menguasai keuangan negara akan disahkan. Kejahatan terbesar sepanjang sejarah sepanjang sejarah telah dilakukan oleh undang-undang ini."

Lindbergh kemudian membuka dokumen rahasia Bankers Manifesto yang dibuat tahun 1892 kepada Congress. Dokumen itu berbunyi:

"Kita (para bankir) harus bergerak hati-hati dan menjaga setiap langkah, karena beberapa pemuka masyarakat rendahan (the lower order of people) telah menunjukkan tanda-tanda penolakan. Kehati-hatian akan menghasilkan kebijakan yang populer di mata masyarakat hingga kita benar-benar kuat dan diterima masyarakat dan kita tidak lagi khawatir untuk mengumumkan semua tindakan kita.

(Yah, Bernanke telah membuka kedok para bankir tanpa merasa khawatir sedikitpun terhadap perlawanan rakyat. Ia dan para bankir itu benar dengan rencananya, blogger).

Berbagai organisasi di Amerika harus diawasi dengan ketat oleh orang-orang kepercayaan kita, dan kita harus melakukan tindakan segera untuk mengontrol organisasi-organisasi ini atau menghancurkannya jika tidak bisa kita kontrol.

Pada acara Konvensi (para bankir) Omaha yang akan dilaksanakan tgl 4 Juli 1892, orang-orang kita harus datang untuk mengatur gerakan kita atau kalau tidak akan muncul gerakan-gerakan penentang yang membutuhkan kekuatan untuk menundukannya. Kondisi seperti ini belum cukup umur. Kita belum siap menghadapi kondisi seperti ini. Modal kita harus tetap dilindungi melalui kombinasi konspirasi dan undang-undang.

Pengadilan harus dirancang untuk memihak kita, hutang-hutang harus ditarik, surat hutang dan kredit rumah ditutup secepat mungkin. (Skenario ini berjalan tepat dengan krisis mortgage baru-baru ini di Amerika yang memicu krisis keuangan global, blogger)

Saat, melalui jalur hukum, masyarakat kehilangan rumahnya (karena tidak dapat membayar cicilan kredit), mereka akan lebih mudah diatur oleh pemerintahan yang kuat yang bekerja untuk suatu kekuatan pusat (central power) dari kerajaan uang yang dikontrol oleh para bankir.

Masyarakat yang tidak memiliki rumah tidak akan berani menentang pemimpinnya. Sejarah berulang kembali sebagaimana mestinya. Kenyataan ini diketahui benar oleh para pemuka kita yang terlibat langsung dalam pembentukan imperalisme dunia. Sementara mereka melakukan tugasnya, rakyat harus dijaga oleh kekuatan politik yang keras.

Isu reformasi pajak harus digaungkan melalui organisasi politik yang dikenal dengan nama Partai Demokrat, dan isu tentang proteksionisme harus digaungkan oleh Partai Republik.

Dengan memecah para pemilih, kita dapat mengalihkan energi masyarakat untuk bertikai tentang masalah yang tidak penting bagi kita. Dan dengan demikian kita dapat mengamankan semua yang telah kita rencanakan dan telah berhasil dilaksanakan."

"Banker's Manifesto" adalah sebuah skenario rahasia para bankir untuk menguasai Amerika. Dokumen ini beredar sangat rahasia di antara para bankir utama, namun bocor keluar hingga Lindberg mendapatkan kopinya.

John Prukop dari Coalition of a Constitutional Washington mengatakan, "Rencananya adalah menguasai semua sumber daya manusia dan alam. Penguasaan bukan melalui pejabat-pejabat pilihan rakyat, melainkan melalui oligarkhi yang dibentuk sendiri."

Semua bank dan lembaga keuangan besar adalah milik segelintir bankir. Orang menyangka keluarga Morgan memiliki semua saham JP Morgan. Namun saat meninggalnya, keluarga Morgan hanya memiliki 17% saham perusahaan, sisanya dimiliki oleh keluarga Rothschild, bankir Yahudi dari Eropa. Keluarga Rothschild adalah satu di antara bankir Yahudi yang menguasai bisnis keuangan dunia. Yang lain di antaranya adalah keluarga Warburgs, Schiffs, Lazard dari Perancis, dan Moses Seif dari Italia. Merekalah para "penguasa belakang layar" dunia sebenarnya.

Baru-baru ini JP Morgan mendapatkan limpahan asset dari Lehman Brothers yang bangkrut karena krisis keuangan. Washington Mutual, AIG dan Wachovia Bank juga mengerucut menjadi satu bank baru membentuk oligarki keungan Amerika dan global yang dikuasai oleh para "penguasa belakang layar" yang menguasai saham bank-bank sentral dunia.

(Sekedar catatan: Bank Indonesia tidak lagi mencantumkan tulisan Republik Indonesia pada uang rupiah yang dicetaknya. Ini mengindikasikan Bank Indonesia mulai melepaskan diri sebagai lembaga negara dan membuka jalan bagi penguasaan oleh bankir "penguasa belakang layar" suatu saat nanti, blogger)

Saat ini pemerintah dan kekuatan-kekuatan politik Amerika, Kanada dan negara-negara Eropa secara sistematis berupaya mengubah negara mereka menjadi negara polisi. Melalui media massa mereka mencap ekstremis, dan neo-nazi kepada kelompok pembela hak-hak kulit putih. Kini mereka mulai dicap sebagai teroris internal (homegrown terrorist) yang harus ditindas. Tragedi Pembantaian Waco tahun 1993 dimana puluhan orang termasuk wanita dan anak-anak dibunuh aparat negara, merupakan test case atau latihan pembentukan police state di Amerika.

Presiden Barry Soetoro Obama telah merencanakan pembentukan pasukan keamanan sipil yang berjumlah sama dengan angkatan darat Amerika. Latar belakang dan alasannya? Kata Barry Soetoro Obama adalah untuk membantu masyarakat menghemat listrik. Betapa tidak rasionalnya mengingat biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dari nilai energi yang dihemat. Tujuan sebenarnya adalah untuk membungkam setiap perlawanan rakyat yang kecewa dengan kondisi sosial ekonomi yang samakin runyam.

Pada akhirnya mereka menginginkan orang-orang kulit putih, sebagaimana etnis lainnya, menjadi budak para bankir Yahudi itu.

Mungkinkah Anda berfikir (setelah membaca beberapa buku dan artikel) bahwa para "penguasa belakang layar" adalah para raja minyak melibatkan raja Saudi dan keluarga George Bush? Atau sekelompok neo-Nazi yang bekerja secara rahasia? Atau Vatican? Atau sekolompok kulit putih yang membentuk organisasi rahasia Skull & Bones?

Baik. Keluarga Raja Saudi adalah mantan keluarga badui yang kerjanya merampok para khafilah dan jema'ah haji untuk menyambung hidup. Mereka muncul sebagai penguasa jazirah Arab setelah terbujuk rayuan zionis Inggris untuk memberontak kepada khilafah Islam Turki. Jika menghendaki zionis dapat mengakhiri kekuasaan raja Saudi kapan saja. Apalagi setelah popularitasnya merosot karena terlalu kentara menjadi pelayan Amerika.

Keluarga Bush? George W. Bush senior mengecewakan orang-orang Yahudi karena terlalu keras menekan Israel untuk berdamai dengan Palestina dan menarik pulang pasukan Amerika dari Irak setelah Perang Teluk I. Hasilnya, ia kalah dalam pemilihan presiden tahun 1992. Jika saja tidak terbongkar rencananya, George W Bush senior akan berahir hidupnya dalam sebuah aksi terorisme di Spanyol yang dirancang Israel.

Nazi? Para pengikutnya yang melarikan diri ke hutan masih dikejar-kejar Israel hingga kini.

Vatican? Memang pernah menjadi kekuatan signifikan melawan zionis. Namun setelah beberapa Paus dan pejabatnya meninggal misterius, dan semakin lemah karena kampanye ekspos skandal-skandal seks para pejabatnya, Vatican kini tak berdaya sama sekali. Mereka bahkan tidak dapat menghentikan kampanye homonisasi yang dilakukan Yahudi terhadap kalangan birokratnya. Saking tidak berdayanya, Vatican bahkan diam seribu bahasa saat Yahudi Israel mengebom gereja suci Nativity di Jerussalem.

Skull & Bones? George W Bush Sr, Bill Clinton, George W Bush Jr dan presiden-presiden Amerika lainnya adalah anggota kelompok ini waktu kuliah. Namun mereka tidak berdaya menghentikan imigran ilegal hingga pelan namun pasti peran politik, sosial, ekonomi (apalagi peran utama di film-film Hollywood dan dunia hiburan), tersingkir oleh ras-ras lainnya (Will Smith, Oprah Winfrey, Michael Jackson). Mereka yang secara tradisi adalah penganut Kristen yang taat, tidak mampu menangkal kampanye homonisasi di Amerika yang dilancarkan Yahudi. Mereka juga tidak mampu menolak ketika orang-orang Yahudi Amerika menyodorkan orang-orang Yahudi (termasuk Yahudi yang masih menjadi warga negara asing) untuk menguasai jabatan-jabatan tinggi birokrasi Amerika.

Meski menjadi perdebatan apakah Yahudi Shepardik (Yahudi putih atau Yahudi bangsawan, banyak terdapat di Spanyol, Inggris dan Perancis), atau Yahudi Askhenazi (Yahudi hitam, berdarah campuran Turki dan Mongol, banyak terdapat di Eropa Timur hingga Jerman) yang menjadi "penguasa balik layar". Yang pasti mereka adalah para bankir global yang dengan kekayaannya kemudian menguasai semua sektor bisnis global, menguasai media massa, LSM, lembaga-lembaga pendidikan terkemuka hingga organisasi-organisasi dunia.

Mereka secara sistematis berusaha melemahkan ras-ras saingannya melalui kampanye demokrasi, HAM, persamaan hak, persamaan gender, kebebasan berekspresi (dan kebebasan-kebebasan lainnya), homonisasi, liberalisasi, perlindungan kaum minoritas, dlsb.

Yahudi umum seperti tetangga sebelah rumah, tidak akan terpisah dari konspirasi ini. Sebagian mereka menjadi penjahat kerah putih yang menyumbangkan sebagian jarahannya untuk Israel. Bekerja secara rahasia mencuri kekayaan orang-orang non-Yahudi sembari menanamkan perpecahan di antara mereka. Bagaimana pun pada akhirnya mereka terkait dengan jaringan "penguasa belakang layar".

Tidak ada sejarah masala lalu yang klop dengan peristiwa-peristiwa saat ini yang tanpa kaitan dengan keberadaan Yahudi rentenir-pencuri-penipu, yang secara pelan namun pasti menyingkirkan ras-ras lain dari konstelasi politik, sosial, ekonomi dan budaya global.

Tidak peduli apakah Anda orang "demokrat", "republik", "komunis", "kapitalis", "nasionalis", "liberal", "konservatif", dll --semua hal yang sengaja diciptakan untuk "menyandera" dan "mengalihkan pikiran" manusia saat "penguasa balil layar" berbuat apapun sesukanya untuk mengeruk kekayaan dan menancapkan kekuasaan: krisis keuangan global, perang melawan terorisme, pemboman London, teror Mumbai dll.

Anda, orang-orang liberal pemuja Barry Soetoro Obama, hanyalah pion dari skema besar yang akan mengubah Anda menjadi budak dan sasaran ludah kelompok minoritas. Anak cucu Anda akan mengutuk Anda atas kebodohan Anda membiarkan semua ini terjadi.

Anda bangga dengan julukan pembela "persamaan"? Baik kawan, Anda segera akan mengetahui apa sebenarnya "persamaan" yang Anda junjung tinggi itu, yaitu saat Yahudi benar-benar negeri Anda. Saat itu Anda akan dipukuli di muka umum tanpa pembela sedikit pun saat Anda mengorganisir demonstrasi memprotes Israel atas kekejiannya di Palestina. Saat itu Anda akan ditangkap ketika mengorganisir acara seminar tentang hak-hak kaum muslim atau kristen.

Saat itu Anda seperti rakyat Palestina ditembaki dan dihujani bom setiap hari hanya karena "menyelundupkan" makanan dari Mesir untuk menyambung hidup.

Source: Phillip Marlowe, The Banker’s Manifesto: Then and Now, incogman.com, February 27, 2009.

No comments: