Monday 18 October 2010

Ahmadinejad: Vini Vidi Vici


Dari: Franklin Lamb – Rebel News October 16, 2010


Ketika melihat Presiden Iran Makmoud Admadinejad melambaikan tangannya ke arah para pekerja kebersihan bandara Beirut sebelum menaiki pesawat untuk kembali ke negerinya, seorang sejarahwan Kristen Lebanon menggumam: "Apa yang dilakukan presiden Iran itu tidak bisa dibantah lebih agung daripada apa yang dilakukan Julius Caesar setelah penaklukan kedua Inggris."

Dan Presiden Ahmadinejad telah melemparkan banyak batu, tidak hanya satu, kepada proyek Amerika-Israel di Lebanon, terlihat dari besarnya sambutan rakyat Lebanon terhadapnya. Menurut seorang bishop, sambutan yang diterima Ahmadinejad bahkan lebih besar dari kunjungan Paus Paulus II tahun 1997.

Penyebab paling penting dari hal itu semua adalah bantuan tanpa henti selama 25 tahun lebih Iran terhadap Lebanon yang menderita karena agresi Israel tahun 1993, 1996 hingga 2006. Todal bantuan Iran tersebut mencapai $1 miliar.

Presiden Ahmadinejad, jauh dari sangkaan negatif yang ditulis media-media massa barat dan Israel, dipercaya oleh kalangan diplomatik di Lebanon telah mendorong persatuan negeri yang terpecah belah oleh persaingan antar kelompok etnis dan politik. Selain itu Ahmadinejad dengan tulus telah menawarkan berbagai bentuk bantuan yang tertuang dalam 17 butir kesepakatan antar dua negara. Satu butir kesepakatan yang sangat berarti bagi rakyat Lebanon adalah kesiapan Iran membantu pembangunan pusat pembangkit listrik baru yang mampu menyediakan 7x lipat tenaga listrik yang ada di Lebanon saat ini. Hal ini akan menyelesaikan masalah kekurangan listrik yang selama ini terjadi di Lebanon yang mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik bergilir secara rutin di berbagai wilayah hingga 12 jam sehari.

Demikian bernilai apa yang telah diberikan Iran terhadap rakyat Lebanon hingga bahkan para pemimpin politik sekutu Amerika yang berseberangan dengan Ahmadinejad pun tidak ingin ditinggalkan rakyat dengan mengabaikan kunjungan Ahmadinejad yang datang ke Lebanon mengikuti undangan Presiden Suleiman. Mereka adalah Perdana Menteri Saad Hariri, pemimpin partai Kristen Phalangis Amin Gemayel, dan pemimpin Lebanon Force Samir Geagea.

Rakyat kebanyakan tentu lebih jujur menhormati Ahmadinejad sebagaimana sejarahwan dan pendeta kristen di awal tulisan ini. Media-media massa lokal menggambarkan sosok Ahmadinejad sebagai "bintang populer", "rock star", "rapturous", "massive affection" dan lain sebagainya.

Para pengungsi Palestina, orang-orang yang paling menderita dalam konflik Timur Tengah, terlihat di antara orang-orang yang mengelu-elukan Ahmadinejad sepanjang jalan. Sebagian dengan air mata haru mengingat kenangan pahit pengusiran mereka, kakek dan orang tua mereka oleh tentara Israel dari tanah air mereka sendiri, serta harapan yang mereka sematkan kepada satu-satunya pemimpin dunia yang "berani" melawan Israel dan Amerika.

Pengungsi dari negara-negara lain seperti Irak, Afghanistan, Kurdi, tidak kalah meriah menyambut kedatangan Ahmadinejad sebagaimana juga para pekerja asing dari Sri Lanka, Ethiopia, Sudan, Philippina, Bangladesh, Syria dan lain-lain.

Diperkirakan sekitar 750.000 orang (seperempat penduduk Lebanon) turut menyambut kedatangan Ahmadinejad sejak kedatangan pertama (13/10) hingga meninggalkan Lebanon (15/10). Warna merah, hijau dan kuning, warna-warna bendera Iran, mendominasi jalanan di kota-kota yang dilalui Ahmadinejad. Beberapa acara penyambutan pun digelar. Namun karena keterbatasan waktu, sebagian di antaranya dibatalkan. Termasuk "American Town Hall Meeting with President Ahmadinejad", sebuah diskusi interaktif antara warga Amerika yang berada di Lebanon (diplomat, pebisnis, mahasiswa, wartawan, pekerja sosial, dosen dll) dengan Ahmadinejad.

Di lapangan Al Raya Athletic di kawasan Beirut selatan yang sering digunakan oleh Hizbollah dalam kegiatan-kegiatan massal, sebanyak 150, 000 orang berdesak-desakan menyambut pidato Ahmadinejad. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi meski setiap acara Hizbollah di tempat itu selalu dipenuhi oleh pengunjung. Belum lagi ribuan sisanya yang membanjiri tempat-tempat lapang di sekitar lapangan yang oleh panitia disediakan layar televisi raksasa untuk bisa menyaksikan pidato Ahmadinejad. TV-TV raksasa juga disediakan di tempat-tempat berkumpul seperti kawasan kafe di distrik Dahiyeh dimana keluarga dan anak-anak bisa menyaksikan pidato Ahmadinejad sembari bersenang-senang. Pemerintah Lebanon memang menetapkan kunjungan Ahmadinejad sebagai hari libur.

Dan sudah barang tentu para pedagang makanan dan minuman yang menangguk dari keramaian, turut memberkati kedatangan Ahmadinejad.

Meski Hizbollah adalah sekutu utama Iran di Lebanon, hari itu bendera-bendera dan baliho Hizbollah disingkirkan dari jalan-jalan dan diganti dengan bendera Lebanon dan Iran untuk lebih meyakinkan bahwa kunjungan Ahmadinejad adalah kunjungan kenegaraan atas undangan Presiden Lebanon. Milisi Hizbollah juga menyingkir dari jalan-jalan yang dijaga polisi dan pasukan pengawal kepresidenan. Mereka hanya sesekali muncul untuk melerai perselisihan-perselisihan yang muncul dalam keramaian. Namun bukan berarti menyerahkan keamanan sepenuhnya pada aparat keamanan, milisi Hizbollah terus memantau keadaan dari kejauhan. Para penembak jitu mereka tampak di atap-atap bangunan dan jendela-jendela.

Ketika sekelompok warga Amerika datang ke kerumunan tempat Ahmadinejad berpidato di sebuah lapangan dekat perbatasan Lebanon-Israel, seorang wanita Shiah menyambut mereka dengan canda: "Selamat datang di wilayah perbatasan baru Iran dengan Palestina." Orang-orang tertawa mendengar lelucon itu sementara orang-orang Amerika itu tersenyum kecut.

Kedutaan Amerika memang telah memperingatkan warganya untuk menghindari "provokasi" Ahmadinejad dengan kunjungannya ke Lebanon karena "pemerintah Lebanon tidak bisa menjaga keamanan warga Amerika." Asisten Menlu Amerika untuk kawasan Timur Tengah, Jeffrey Feltman, bahkan menyatakan kecamannya terhadap kunjungan Ahmadinejad. "Mengapa Presiden Iran mengorganisir kegiatan yang bisa meningkatkan ketegangan? Kita tengah berusaha menurunkan ketegangan sementara Ahmadinejad melakukan sebaliknya," kata Feltmen kepada media Al-Hayat, pada hari pertama kunjungan Ahmadinejad.

Namun dalam acara kunjungan di Qana, tempat terjadinya Tragedi Qana tahun 1996 dimana ratusan warga sipil Lebanon yang tengah bersembunyi di kamp pengungsian milik PBB dibom Israel (tempat ini juga disebut dalam Injil, tempat dimana Yesus mengadakan acara pernikahan suci), Ahmadinejad terkejut gembira saat disambut beberapa warga Amerika yang telah lama menjalin hubungan dekat dengan para anggota parlemen dari Hizbollah.

Beberapa saat sebelum rombongan Ahmadinejad dan pejabat Lebanon tiba di Qana, sebuah pesawat mata-mata tak berawak Israel tampak berputar-putar di udara. Ribuan warga Lebanon langsung mendongakkan kepalanya sembari mengingat kembali Tragedi Qana yang telah merenggut nyawa saudara dan kerabat mereka. Beberapa orang bahkan terteriak, "Israel!". Namun tidak lama kemudian pesawat itu kembali ke selatan, setelah Israel menyadari sebuah radar sistem pertahanan anti pesawat Hizbollah telah menguncinya.

Provokasi pesawat tak berawak tersebut merupakan satu rangkaian kampanye menentang kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon yang disuarakan para pejabat Israel dan Amerika dan disuarakan media massa Amerika. Kampanye tersebut mencakup juga ancaman melalui SMS terhadap warga Lebanon untuk tidak turut menyambut Ahmadinejad.

Tidak lama setelah Ahmadinejad meninggalkan Lebanon, pesawat-pesawat udara Israel kembali melakukan aksi-aksi provokasi di atas wilayah udara Lebanon. Mengingatkan kepada rakyat Lebanon bahwa Israel masih tetap "bisa menyentuh Lebanon". Kantor berita Lebanon, National News Agency melaporkan bahwa pada hari Jum'at (15/10) pesawat-pesawat Israel terbang rendah di beberapa kota Lebanon seperti Nabatiyeh, Iqlim al-Tuffah, Marjayoun, Khiam dan Arqoub.

Upaya lain Israel untuk memprovokasi kunjungan Ahmadinejad adalah dengan melepaskan ribuan balon berbendera Israel di atas kota perbatasan Bint Jbeil saat Ahmadinejad berada di kota itu. Sebagian balon itu bertuliskan kata-kata ejekan yang ditulis oleh anak-anak Israel dengan tinta khusus. Para tentara Israel juga suka melakukan tindakan provokatif di tempat-tempat dimana mereka menyerbu Lebanon atau Palestina, berupa lukisan "poop art" di dinding-dinding dan lantai rumah dan masjid. Lukisan itu terbuat dari kotoran manusia.

Para analis politik akan terus membicarakan dampak kunjungan bersejarah Ahmadinejad ini dalam beberapa bulan ke depan. Mengenai dampaknya terhadap isu Palestina, persekutuan strategis di wilayah Timur Tengah, serta konsekuensinya terhadap Cina, Rusia, dan masyarakat internasional keseluruhan. Sebagian bahkan memperkirakan munculnya aliansi baru yang dipimpin Turki dan Iran untuk menghadapi dominasi Amerika dan Israel, dengan anggota mencakup Irak, Afghanistan, Syria, Lebanon dan Pakistan.

Namun yang hampir pasti adalah, proyek Amerika-Israel dan Saudi Wahabiah di Lebanon telah gagal. Bertahun-tahun upaya dibangun mereka untuk menjadikan Lebanon sebagai negara boneka mereka gagal sia-sia dan justru jatuh ke dalam pelukan musuh bebuyutan mereka, Iran.

No comments: