Wednesday 3 February 2016

Pasukan Perbatasan Turki Lindungi Gerombolan Teroris yang Mundur dari Suriah

Indonesian Free Press -- Gerombolan pemberontak teroris Suriah yang mundur ke perbatasan Turki dari wilayah Latakia, Suriah, mendapat perlindungan dari pasukan perbatasan Turki. Kantor berita Sputnik News melaporkan, Rabu (3 Februari).

Mengutip sumber militer Suriah, laporan itu menyebutkan bahwa artileri-artileri Turki telah menembaki pasukan Suriah yang tengah mengejar para pemberontak.

“Artileri Turki telah memberikan tembakan perlindungan beberapa kali, ketika unit-unit teroris mundur dari posisinya dan masuk ke wilayah Turki," tulis laporan itu.

Laporan itu sejalan dengan tuduhan pemerintah Rusia baru-baru ini bahwa Turki telah menembaki pasukan Suriah di dekat perbatasan kedua negara. Rusia bahkana merilis rekaman video penembakan itu.

Perintah Rusia dan Suriah berulangkali menuduh Turki memberikan bantuan senjata, uang dan data inteligen kepada para pemberontak Suriah, seraya membeli murah minyak-minyak ilegal yang dikuasai pemberontak di Suriah dan Irak.

Sputnik News juga melaporkan bahwa penembakan artileri Turki pada hari Minggu (31/1), telah menewaskan seorang tentara Suriah dan melukai lima rekannya.

Insiden penembakan terjadi di wilayah pegunungan di utara Provinsi Latakia yang berbatasan dengan Turki. Saat itu tentara Suriah tengah menggempur gerombolan Al Nusra dan kelompok-kelompok pemberontak lainnya.

Sejak Rusia menerjunkan diri dalam konflik Suriah dengan membombardir pemberontak, secara pelan namun pasti pasukan Suriah berhasil merebut kembali sejumlah besar wilayah yang diduduki para pemberontak. Selain di Provinsi Latakia, pasukan Suriah dengan dukungan milisi-milisi Iran dan Irak, Hizbollah dan penasihat-penasihat militer dari Pasukan Garda Revolusi Iran, berhasil mengusir gerombolan pemberontak di sejumlah besar wilayah strategis di Provinsi Hama dan Aleppo.

Saat ini pemerintah Suriah dan pendukung-pendukungnya tengah merancang operasi pembebasan kota Aleppo, yang oleh semua pengamat diperkirakan akan menjadi titik balik dalam konflik di Suriah.(ca)

No comments: