Sunday 21 February 2016

Pemimpin Kudeta Gagal Iran Meninggal di Inggris

Indonesian Free Press -- Kolonel Mohammad Baqer Bani-Ameri, pemimpin kudeta gagal yang dikenal dengan nama Kudeta Nojeh di Iran tahun 1980, meninggal dunia di London, Inggris. Kantor berita Iran Press TV melaporkan hari ini (21 Februari).

Dalam laporan itu tidak ada keterangan lebih rinci tentang kematian tersebut. Juga tidak ada pemberitaan di media-media mapan dunia, meski Bani-Ameri adalah figur kunci dalam peristiwa kudeta tersebut.

Kudeta Nojeh adalah salah satu upaya makar yang dilakukan musuh-musuh Iran di dalam maupun luar negeri, paska Revolusi Iran tahun 1979.

Ameri memulai rencana kudetanya setelah bertemu perdana menteri tersingkir, Shapour Bakhtiar, di Paris. Bani-Ameri, yang merupakan pensiunan seorang Kolonel dalam angkatan perang Iran, telah mundur dari kemiliteran sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Setelah pertemuan tersebut, Amerika diangkat sebagai pemimpin rencana kudeta yang diberi kode 'Operasi Neqab'.

Meski ada 2 orang perwira tinggi dalam operasi itu, Ameri diangkat sebagai pemimpin karena menjadi inisiator rencana kudeta tersebut dan telah menjalin kerjasama dengan sejumlah besar personil militer untuk menjalankan aksinya.
Bakhtiar berhasil menggalang dana dan bantuan dari kalangan inteligen dan para pemimpin dunia yang anti-Iran, di antaranya diktator Irak Saddam Hussein, yang juga tengah menggalang rencana serangan militer ke Iran setelah tumbangnya diktator Iran Shah Reza Pahlevi dalam Revolusi Iran tahun 1979.

Kudeta tersebut diawali dengan menciptakan kerusuhan etnis di ibukota, yang dilakukan oleh klan Bakhtiari, Qashqaei dan Boyer-Ahmadi. Kerusuhan itu dimaksudkan untuk memancing keluar Tentara Pengawal Revolusi dan militer yang loyal kepada pemimpin revolusi Iran dan pemimpin spiritual Ayatollah Khomeini, dari ibukota. Saat itu, ratusan tentara yang terlibat kudeta akan mengambil alih ibukota Tehran.

Namun ternyata kudeta tersebut mendapatkan perlawanan sengit dari Tentara Pengawal Revolusi dan militer Iran yang setiap pada revolusi sehingga mengalami kegagalan.

Dengan terungkapnya kudeta tersebut, ratusan orang yang terlibat dalam kudeta ditangkap dan para pemimpinnya dihukum mati. Namun Ameri berhasil melarikan diri ke luar negeri.

Beberapa bulan setelah kudeta gagal tersebut, Saddam Hussein memerintahkan serangan Irak ke Iran dan memicu Perang Iran-Irak yang berlangsung selama delapan tahun dan menelan nyawa ratusan ribu jiwa dan mejadi perang konvensional terbesar dan terpanjang setelah Perang Dunia II.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Gila, sblm invasi irak, tfk hny operasi infiltrasi AS ttp kudeta pula. Iran pasca revolusi bnr2 pnuh cobaan