Tuesday, 17 January 2017

Perang Melawan Teroris di Suriah dan Irak Masih Seru

INdonesian Free Press -- Kampanye melawan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak masih berlangsung seru meski secara umum kelompok ini semakin terdesak.

Seperti dilaporkan South Front, 16 Januari, ISIS berhasil merebut sejumlah wilayah strategis di Deir Azzour Suriah dan merepotkan pasukan Irak untuk menguasai kembali kota Mosul.

Pada tanggal 14 Januari ISIS melancarkan offensif besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Suriah dari arah selatan dan barat-laut Deir Azzour dengan menggunakan kendaraan-kendaraan lapis baja yang diisi bom berdaya ledak tinggi dan didukung dengan mortar dan artileri.

"Teroris terlibat pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah di pangkalan udara Dier Ezzor dan pangkalan militer Panorama. Pada 15 Januari unit-unit ISIS menggilas pertahanan pasukan pemerintah di wilayah antara pangkalan udara dan pangkalan militer Panorama, merebut sejumlah tempat penting termasuk rumah sakit al-Assad," tulis laporan tersebut.


Keberhasilan ISIS itu membuat pengepungan kelompok itu terhadap pasukan pemerintah di pangkalan udara Deir Azzour semakin ketat. Sehari kemudian pasukan pemerintah melancarkan serangan balik untuk memukul mundur ISIS dan berhasil merebut kembali rumah sakit al-Assad Hospital. Meski demikian, pertempuran masih jauh dari usai di wilayah ini.

Laporan-laporan juga menyebutkan bahwa ISIS tengah memperkuat kekuatan untuk merebut pangkalan Brigade Artileri ke-137.

Sementara dalam operasi militer melawan ISIS di Mosul, Irak, dilaporkan pasukan Irak yang didukung Amerika mengalami kesulitan. Sejumlah tank Abrams buatan Amerika yang dikerahkan pasukan Irak dilaporkan hancur dihantam rudal anti-tank ISIS.

"Operasi militer terakhir di Mosul menunjukkan bahwa koalisi pimpinan Amerika unggul di udara, namun operasi darat mereka tidak seperti diharapkan," tulis Veterans Today, 16 Januari, mengutip laporan majalan Jerman Stern, tentang tank-tank buatan Amerika yang hancur di Mosul.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa tank-tank utama pasukan Irak berbobot 60 ton itu sangat riskan menghadapi senjata-senjata anti-tank.

"Masalah utamanya adalah tank-tank ini tidak dilengkapi dengan peralatan pertahanan modern,” tulis laporan itu seraya menyinggung tidak adanya lapisan baja aktif pada tank tersebut yang bisa meredam ledakan rudal lawan.

Laporan tersebut membandingkan dengan tank-tank T-90 buatan Rusia yang dimiliki pasukan Suriah, dimana tank-tank ini dilengkapi dengan baja aktif.(ca)

1 comment:

Unknown said...

Kalo baca ini seperti nonton berita di metro tv dan kompas tv deh pak. Hero nya pasukan pemerintah+pasukan amerika, musuhnya ISIS, tapi yg di bom tiap hari rakyat sipil, rumah sakit dibom jg,white helmet pun kena bom jg,bantuan sandang pangan susah masuk, rakyat sipil yg masih hidup kelaparan,kedinginan,kehausan,g ada obat (yg bagian ini gak diberitain). Sebenernya tu simpel kan pak yg ngebom itu syiah+sekutunya yg di bom muslim, udah gt aja.