Sunday, 15 April 2018

Kasihan Rakyat, Rizal Ramli Sarankan Jokowi Tak Maju Lagi

Indonesian Free Press -- Mantan Menko Maritim dan ekonom senior DR. Rizal Ramli menyarankan Presiden Jokowi untuk tidak maju lagi dalam Pilpres 2019 mendatang demi kesejahteraan rakyat.

"Kecuali mampu ada kejelasan programnya, strateginya apa yang mau dilakukan kedepan. Tapi kalau nggak saya kira cukup, kasihan rakyat," ujarnya dalam diskusi dan dialog kebangsaan yang diselenggarakan Pimpinan Besar Pemuda Muslim Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/4), seperti dilansir JPPN.


Rizal mengatakan, di setiap kesempatan diskusi dan dialog dengan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, dirinya selalu menanyakan mengenai kehidupan mereka. Sebagian besar menjawab dengan yakin bahwa hidup mereka akan tetap sulit jika pemerintah tidak berubah. Rizal tidak heran mendengar pandangan masyarakat tersebut. Dia pun meyakini kondisi ekonomi tak akan berubah selama pemerintah tetap menjalankan kebijakan yang konservatif.

"Ekonomi kita dua tahun terakhir mandek di lima persen, dan akan berlanjut kemandekan ini sampai 2019 karena kebijakan makro ekonominya sangat konservatif," kata Ramli.

Rizal mengatakan, pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa digenjot hingga dua digit jika yang diambil tetap kebijakan super konservatif dengan menggunakan pakem ekonomi neoliberal ala Bank Dunia. Rizal pun mengharapkan kebijakan ekonomi konservatif ini diubah.

Seperti biasa, Rizal pun menyoroti utang luar negeri yang sekarang sudah mencapai angka Rp 840 triliun. Menurut dia, kebijakan perekonomian sekarang sekadar mengamankan pembayaran pokok dan bunga utang.

"Dan itu sama dengan dua kali dari anggaran infrastruktur, sehingga tidak aneh ekonomi mandek di 5 persen," kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Gus Dur dan mantan Menko Maritim era Jokowi itu seperti dikutip daro RMOL Jabar.(dem/rmol)

1 comment:

Unknown said...

Betul...
presiden harus pintar, anti ngutang ke IMF. dan mampu meningkatkan pendapatan negara demi pembangunan. Berani berkata " tidak " terhadap negara imperalis asing, apapun resikonya.