Monday 2 April 2018

Semprot Netanyahu, Erdogan Menyebut sebagai 'Penjajah Teroris'

Indonesian Free Press -- Presiden Turki Recep Erdogan beraksi keras atas tindakan Israel menembak mati 17 warga Palestina hari Jumat pekan lalu (29 Maret). Erdogan pun menyebut PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai 'penjajah teroris'.

"Hey Netanyahu! Kamu penjajah. Keberadaan Anda di tanah itu (Palestina) adalah sebagai penjajah. Pada saat yang sama, Anda adalah teroris," kata Erdogan dalam pidato televisi di Adana, Turki Selatan, MInggu (31 Maret), seperti dilansir Press TV.


Ia menambahkan bahwa yang dilakukan Israel terhadap warga Palestinian yang tertindas adalah 'bagian dari sejarah yang tidak akan dilupakan'.

Sehari sebelumnya, Sabtu (30 Maret), Erdogan mengutuk keras Israel dengan menyebut aksi penembakan terhadap warga Palestina itu sebagai 'tidak berperi-kemanusiaan'. Tidak lupa, ia mengecam negara-negara yang telah mengecam Turki atas aksinya di Afrin, Suriah, yang kini telah dikuasai Turki dan pasukan milisi Free Syrian Army.

"Apakah Anda mendengar kecaman keras atas pembantaian Israel di Gaza kemarin dari negara-negara yang mengecam Turki di Afrin?," kata Erdogan di Istanbul.

Menanggapi reaksi keras Erdogan itu Netanyahu membalas dengan komentar keras di akun Twitter-nya. "Tentara paling bermoral di dunia (Israel) tidak akan mendengarkan ajaran moral dari seseorang yang selama bertahun-tahun membom warga sipil dengan membabi-buta."

Netanyahu juga memuji tentara Israel dalam aksi itu.

PBB dan Uni Eropa menyerukan penyelidikan atas insiden di Gaza yang menewaskan 17 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya itu. Namun Menlu Israel Avigdor Lieberman menolak hal itu.

Blogger dan pengamat politik Juan Cole menyebut penembak jitu-penembak jitu Israel telah melakukan aksi keji dengan menembaki demostran tak bersenjata dengan peluru tajam.

"Tentara Israel secara membabi-buta menembaki para demonstran dengan peluru tajam, menewaskan setidaknya 17 warga dan melukai ratusan lainnya. Ini seperti menembaki ikan secara beruntun. Tidak ada alasan untuk berfikir bahwa pasukan Israel terancam. Yang ada hanyalah lemparan-lemparan batu oleh warga Palestina ke arah pagar yang telah memenjarakan mereka. Sejumlah video yang beredar menunjukkan beberapa korban ditembak di bagian belakang, atau ditembak saat tengah berdoa," tulis Juan Cole dari situs juancole.com, Sabtu (31 Maret).

Juan Cole membantah sejumlah laporan media Barat yang menyebut insiden tersebut terjadi akibat bentrokan antara demonstran Palestina dengan aparat keamanan Israel.

"Mereka tampak berada di sisi Gaza dari garis pengawasan dan tidak pernah bertemu dengan warga Israel. Tidak ada 'bentrokan'. Menembaki orang-orang tak bersenjata di tanah mereka sendiri adalah kejahatan 'pembunuhan," tambah laporan itu.(ca)

No comments: