Saturday, 21 April 2018

Victor Orban dan Pelajaran dari Hungaria

Indonesian Free Press -- Manusia membuat rekayasa. Allah juga membuat rekayasa, dan Allah adalah pembuat rekayasa terbaik. Demikian pesan Allah dalam Al Qur'an sebagai peringatan kepada para pembuat kerusakan di muka bumi untuk tidak melanjutkan aksi-aksi buruknya.

Di tengah-tengah dunia yang semakin dikuasai oleh para konspirator jahat, selalu saja muncul tokoh-tokoh pembaharu dan inspiratif yang berusaha menyadarkan manusia dari kejahatan-kejahatan konspirator global hingga suatu saat kelak munculnya Messiah atau Imam Mahdi membawa manusia menuju kemenangan.


Hal inilah yang kini tengah terjadi di Hungaria dengan keberadaan Victor Orban. Muncul ke panggung politik dengan dukungan konspirator George Soros, Orban kini menjadi musuh Soros yang paling tangguh hingga memaksa Soros untuk bersiap-siap hengkang dari Hungaria.

Seperti dilaporkan Reuters, kemarin (20 April), LSM bentukan Soros yang sangat berpengaruh di Hungaria, Open Society Foundation (OSF), kini tengah bersiap-siap untuk meninggalkan negara itu setelah Perdana Menteri Victor Orban dan partai pendukungnya Fidesz Party menginisiasi RUU anti LSM asing yang kemudian dikenal dengan juluka UU Anti-Soros. Bila disyahkan, dan hal ini sepertinya tidak bisa lagi dibendung, maka OSF akan menjadi organisasi terlarang karena didanai oleh asing (George Soros).

Kepada Reuters jubir OSF Csaba Csontos mengakui pihaknya sudah membuat rencana untuk memindahkan kantornya ke luar Hungaria. Sejumlah sumber menyebut Berlin sebagai bakal markas besar OSF Hungaria. Pada hari Jumat kemarin OSF menuduh Orban tengah tengah berupaya untuk membungkam aktifitas LSM-LSM yang kritis kepada pemerintah. RUU itu sendiri mendapat kecaman dari Uni Eropa.

Tanggal 8 April lalu Orban kembali mengukuhkan kekuasaannya untuk ketiga kalinya setelah memenangkan pemilihan umum. Tidak lama kemudian ia mengatakan bahwa hengkangnya OSF akan menjadi tonggak bersejarah bagi kemenangan rakyat terhadap kekuasaan otoritarian. Orban akan tokoh yang gigih menentang kebijakan Uni Eropa yang membuka pintu bagi arus imigran asing ke Eropa. Orban menuduh hal itu bertentangan dengan kehendak rakyat Hungaria. Orban mengatakan bahwa isyu imigrasi akan menjadi agenda utama Uni Eropa yang akan ia tolak dengan tegas.

Komisi Uni Eropa telah membawa masalah ini ke Pengadilan Uni Eropa seraya menuduh pemerintahan Orban telah melanggar HAM.

Orban telah berhasil mengendalikan kontrol atas media massa dengan menempatkan orang-orang kepercayaannya di pos-pos penting yang mengawasi media massa yang selama ini berada di luar kontrol.

"Pemerintahan harus berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat," kata Orban dalam berbagai kesempatan.

George Soros dianggap sebagai perancang tumbangnya komunisme Eropa Timur dan membagi-baginya menjadi negara-negara kecil yang lemah melalui berbagai aksi revolusi warna/bunga. Sejak 1989, dengan uangnya yang tidak terbatas ia mendirikan yayasan-yayasan pendidikan, menyediakan beasiswa dan mengkampanyekan gerakan liberalisme yang menyingkirkan nilai-nilai nasionalisme tradisional.

OSF yang didirikan Soros membiayai para wartawan dan aksitis LSM yang mengklaim bekerja memerangi korupsi dan diskriminasi, namun pada dasarnya adalah menghancurkan nilai-nilai tradisi dan nasionalisme. Pada tahun 2016 saja OSF mengeluarkan $3.6 juta untuk mewujudkan misinya. OSF juga membiayai LSM Hungarian Helsinki Committee yang gencar mengkampanyekan penerimaan imigran asing.

Pada tahun 2015 perseteruan antara Orban dan Soros pecah setelah Orban menuduh Soros sebagai dalang di balik arus imigran asing ke Eropa. Menurut Orban hal itu telah menghancurkan identitas budaya Eropa. Sebaliknya Soros menuduh Orban sebagai pemimpin mafia.

Yang menarik adalah, Orban dan partai pendukungnya adalah yang mula-mula mendapat dukungan dari OSF.(ca)

No comments: