Monday, 9 April 2018

Rusia Siagakan Kekuatan di Suriah di Tengah Ancaman Serangan Amerika

Indonesian Free Press -- Rusia menyiagakan militernya di Suriah setelah munculnya ancaman serangan Amerika terhadap posisi-posisi militer Suriah yang dipicu oleh tuduhan serangan senjata kimia di kota Dhouma.

Media The SouthFront melaporkan kemarin (8 Maret), Rusia telah menyiagakan senjata-senjata pertahanan udaranya di Suriah, meliputi rudal-rudal S-400, dan Pantsir-S1 sebagaimana pesawat-pesawat Sukhoi Su-30SM Multirole.


Sementara media Israel i24NEWS melaporkan bahwa militer Amerika telah memberikan sejumlah pilihan kepada Presiden Donald Trump mencakup serangan-serangan terhadap pasukan Suriah.

“Baik Joint Chiefs of Staff (Staff Gabungan) dan CENTCOM (komando militer di Timur Tengah dan Asia Selatan), telah menyusun sejumlah target bagi serangan militer, untuk diserahkan kepada Presiden Trump dan tim penasihat keamanan nasionalnya dalam beberapa jam, pejabat Amerika menyebutkan," sebut i24NEWS dalam laporannya.

Hanya beberapa jam sebelumnya satu kelompok pejabat keamanan dan tokoh publik Israel menyerukan kepada Presiden Trump untuk melancarkan serangan militer ke Suriah sebagai respon atas tuduhan serangan senjata kimia oleh militer Suriah di Douma. Tanpa mengkonfirmasi tuduhan itu dan melakukan penyelidikan, Trump pun mengsung menuduh Presiden Bashar al Assad bertanggungjawab atas serangan kimia tersebut. Trump juga menuduh Rusia dan Iran turut bertanggungjawab atas insiden itu.

Kemenlu Rusia menyebut tuduhan serangan senjata kimia itu sebagai 'hoax' dan mengancam bahwa tiap serangan militer ke Suriah akan menerima konsekuensi yang keras (gravest consequences).

"Intervensi militer berdasar 'alasan-alasan palsu dan rekayasa di Suriah ????, dimana pasukan Rusia berada atas permintaan pemerintahan yang sah adalah tidak bisa diterima sama sekali dan bisa memicu konsekuensi yang sangat berat," tulis Kedubes Rusia untuk Amerika dalam akun Twitternya.

Sementara itu Kemenlu Suriah pada hari Minggu (8 April) menyebut bahwa tuduhan serangan senjata kimia oleh militer Suriah selalu muncul saat Suriah tengah berusaha meraih kemenangan.

"Tuduhan penggunaan senjata kimia di Ghouta telah direncanakan sebelumnya dan terdapat sejumlah dokumen dan informasi yang terkonfirmasi tentang hal ini," kata pejabat Kemenlu Suriah kepada SouthFront.

Awal Maret lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa setiap serangan terhadap sekutu Rusia (termasuk Suriah) akan dibalas dengan keras oleh Rusia.(ca)

1 comment:

Unknown said...

Seberapa banyak rudal defensif yang dimiliki rusia disuriah untuk menangkis hujan rudal barat?