Tuesday 22 March 2011

BAGAIMANA NASIB QADAFI SELANJUTNYA?




Keterangan gambar: Qadafi dan Phil Spector, produser musik terkenal berdarah yahudi yang kini dipenjara setelah terbukti menembak mati wanita pasangannya saat berhubungan seks. Mirip bukan?

Melihat acara-acara talkshow di televisi-televisi nasional, saya sering merasa geram karena "kebodohan" para narasumbernya. Misalnya saja tentang isu aksi-aksi teror bom yang saat ini tengah melanda tanah air. Para nara sumber dari berbagai bidang terkait masalah terorisme itu, termasuk para jurnalis yang mewawancarai mereka, tidak tahu sama sekali, atau pura-pura tidak tahu, bahwa ada "jew factor" dalam masalah ini. Setidaknya dua orang sasaran teror bom baru-baru ini dikenal sebagai ikon yahudi Indonesia: ketua Pemuda Pancasila Yapto S dan musisi terkenal Ahmad Dhani.

Beberapa waktu lalu, saat gerakan Revolusi Mesir tengah melanda, seorang narasumber dalam acara talkshow terkait peristiwa itu dengan "bodohnya" bersikeras bahwa Husni Mubarak akan tetap bertahan karena masih memiliki lebih banyak pendukung daripada para demonstran penentangnya. Narasumber itu adalah seorang "pengamat Timur Tengah" yang menjadi ketua himpunan alumni universitas Al Azhar di Indonesia sekaligus seorang intelektual muda NU.

Kemudian saat ini, ketika Revolusi Libya tengah melanda, orang itu masih dipercaya menjadi narasumber di sebuah acara talkshow di sebuah televisi nasional besar yang membahas peristiwa di Libya. Di stasiun televisi saingannya, dua orang narasumber yang tidak kalah "bodoh" berpartisipasi dalam acara talkshow membahas peristiwa yang sama. Dua orang itu, seorang di antaranya adalah profesor studi hubungan internasional UI. Seorang lainnya adalah pengamat politik Timur Tengah dari LIPI.

Sang profesor menyatakan bahwa pasukan koalisi Amerika tidak akan melakukan agresi militer langsung (meski faktanya pasukan Amerika dan sekutunya telah melakukan serangan militer atas Libya, termasuk pengeboman yang dilakukan menggunakan pesawat-pesawat tempur) dan misinya hanya menjaga agar regim Qadafi tidak melakukan aksi militer terhadap warga sipil. Sedangkan sang pengamat politik Timur Tengah bersikukuh bahwa regim Qadafi akan bisa bertahan lama karena menganggap serangan-serangan udara pasukan koalisi tidak akan bisa melumpuhkan kekuatan militer Qadafi.

Sebagaimana analisis saya tentang Revolusi Mesir dalam blog ini yang terbukti benar, regim Qadafi pun tidak akan bisa bertahan. Alasannya sederhana: sebagaimana Mubarak, Qadafi sudah tidak lagi dibutuhkan oleh para pemimpin barat, terutama setelah kekejaman yang dilakukannya dalam upayanya meredam revolusi. Belum lagi pemberontakan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyatnya yang muak kepadanya dan keluarganya. Saya memang pernah demikian optimis Qadafi akan tumbang dengan cepat saat para pemberontak berhasil menguasai sebagian besar wilayah Libya, mengabaikan satu faktor yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan: Libya adalah negerinya orang-orang badui yang kesetiannya pada pemimpinnya melebihi akal sehat.

Kesetiaan orang-orang badui itulah yang membuat Qadafi masih bertahan hingga saat ini, di samping karena "kegilaan" Qadafi yang tega membomi rakyatnya sendiri. Tapi hal itu tidak akan bertahan lama. Lama kelamaan para pendukung Qadafi yang paling bodoh pun akan berfikir, lebih banyak ruginya mendukung Qadafi.

Menurut koran Inggris, Daily Mail tgl 6 Maret lalu, dinas inteligen Inggris dan Amerika telah menyediakan dana sebesar 10 juta pound, atau sekitar Rp 143 miliar kepada siapa saja yang bisa menangkap Qadafi hidup atau mati. Intel-intel Inggris dan Amerika telah berada di Libya, mengiming-imingi para pengawal Qadafi untuk menyerahkan diktator itu kepada mereka. Inggris dan Amerika faham betul dengan watak orang-orang badui. Meski membabi buta loyal kepada pemimpin, mereka juga opportunis sejati. Iming-iming sejumlah uang itu cukup menggoda mereka untuk membuat mereka berbalik arah mengorbankan Qadafi. Kita lihat saja nanti apakah para pengawal Qadafi akan menangkapnya dalam waktu dekat ini, atau pemberontak yang akan melakukannya. Yang pasti, tidak ada lagi tempat untuk Qadafi untuk bersembunyi. Kecuali mungkin, Israel.


QADAFI DAN YAHUDI

Orang-orang Shiah sangat membenci Qadafi karena ia pernah menculik dan membunuh seorang ulama Shiah asal Lebanon, yang datang ke Libya atas undangan Qadafi namun kemudian terlibat percekcokan mulut dengannya dan kemudian ulama tersebut menhilang dari muka bumi hingga saat ini. Orang-orang Sunni pun, terutama para pengikut sekte wahabi-salafiyun, demikian halnya, terutama karena ia pernah mencoba membunuh Raja Saudi. Rakyat Libya sendiri jangan ditanya kebenciannya pada Qadafi. Aksi "maut"-nya memerintahkan pasukannya menembak dan mengebom para demonstran penentangnya baru-baru ini cukup menjadi gambaran bagaimana dendam para pemberontak terhadapnya.

Dengan serangan pasukan koalisi yang semakin intensif, termasuk menghancurkan kompleks istana Qadafi di Tripoli, serta kampung halaman Qadafi di Sirte, semakin jelas sudah bahwa bagi Amerika dan sekutu-sekutunya keruntuhan regim Qadafi adalah tujuan utama misi militer barat di Libya. Hal ini pun dikuatkan dengan pernyataan Presiden Barack Obama bahwa tujuan Amerika adalah mengganti regim Qadafi dengan pemerintahan baru yang demokratis. Ditambah dengan tekanan pemberontak yang dipastikan akan semakin kuat seiring serangan militer barat atas kekuatan militer Qadafi Libya, kecuali ada keajaiban Tuhan, nasib Qadafi bakal jauh lebih menyedihkan dari para tetangga pendahulunya, presiden Tunisia Ben Ali dan presiden Mesir Husni Mubarak. Nasib terbaik yang mungkin bakal menimpanya adalah diadili di pengadilan HAM internasional. Atau digantung oleh para pemberontak. Sekutu paling setia Qadafi, presiden Venezuela Hugo Chaves pun tidak akan kuasa melindunginya. Kecuali mungkin Qadafi melarikan diri ke negeri leluhurnya, .... Israhell.

Dalam sebuah "talkshow" di sebuah stasiun radio Israel baru-baru ini, seorang narasumber yang mengaku masih kerabat dengan Qadafi, menyingkapkan latar belakang keluarga Qadafi.

"Anda mungkin tidak akan percaya, ibuda Qadafi adalah seorang yahudi. Dengan nenek dan ibunya yang masih hidup (di Israel), Qadafi mungkin akan mencari suaka di Israel," kata narasumber yang mengaku masih kerabat Qadafi dalam acara "talkshow" tgl 22 Februari lalu.

Namun bukan hanya itu latar belakang ke-yahudian- Qadafi terungkap (agama dan budaya yahudi serta sistem politik Israel menetapkan bahwa seseorang baru dianggap yahudi jika ibunda-nya adalah seorang yahudi, alias menganut garis ibu). Korang besar Inggris, The Telegraph pada Juni 2009 lalu juga pernah mengungkapkannya: "Masa kecilnya tidak banyak diketahui, dan bahkan pastinya kurang diketahui. Ia disebut-sebut lahir di Sirte, sebuah kota di tengah gurun, putra seorang pengembala. Versi lain menyebutkan bahwa ayahnya berdarah Perancis, dan ibunya seorang yahudi," tulis The Telegraph.

Bagi sebagian orang, ke-yahudian- Qadafi sudah diketahui sejak lama. Demikian juga para penguasa Aljazair. Mereka semua menindas rakyatnya dan hidup mewah dengan kekayaan alam yang dicurinya.

Channel 2 News, salah satu program televisi Israel, tahun lalu mewawancarai 2 orang wanita yahudi Israel yang berasal dari Libya. Salah satu dari wanita itu, Guita Brown, mengaku sebagai saudara sepupu Qadafi: ibunya adalah adik perempuan ibu Qadafi. Sementara wanita satunya, Rachel Saada adalah putri Guita, atau bisa dikatakan keponakan dari Qadaffi. Rachel memberikan penjelasan lebih detil mengenai jatidiri Qadafi. Katanya:

"Ceritanya dimulai saat nenek Qadafi, seorang yahudi, awalnya menikah dengan orang yahudi, namun kemudian bercerai karena mengalami kekerasan rumah tangga. Ia lari dari rumahnya dan kewin dengan seorang sheikh (seorang pemuka agama Islam). Anak mereka adalah ibunda dari Qadafi. Meski ibunda Qadafi telah berpindah agama saat menikah dengan sheikh, secara hukum agama yahudi, ia masih menjadi orang yahudi secara etnik. Dan itulah yang membuat ibunda Qadafi seorang yahudi. Dan jika ibunda Qadafi adalah yahudi, kita tahu sendiri berarti Qadafi juga orang yahudi."

Pada saat itu, host acara tersebut berkomentar: "Jadi point-nya adalah bahwa Qadafi tidak saja memiliki kerabat yahudi, ia bahkan orang yahudi!"

Dan berdasarkan undang-undang Law of Return Israel, seseorang yang mempunyai orang tua yahudi berhak mendapatkan kewarganegaraan Israel. Titik.


QADAFI DAN BISNIS KELUARGA ROTHSCHILD

Saif al-Islam Gaddafi, sang putra Qadafi yang dianggap sebagai calon pengganti ayahnya, tampak berada di vila Corfu sebagai tamu keluarga Rothschild. Beberapa hari kemudian tersangka pemboman Lockerbie, seorang agen inteligen Libya, dibebaskan dari dakwaan. ("Mandy and the Lockerbie bomber and ANOTHER 'coincidence' in Corfu", Daily Mail, 18 August 2009)

London yang membuai tidak lain adalah sebuah penghubung bagi Gadhafi Inc. (binis keluarga Qadafi), sebuah tempat yang berguna dimana keluarga Rothschild bisa memberikan peluang investasi yang menguntungkan kepada Saif Qadafi di sebuah kompleks marina di Montenegro. ("Gadhafi's stolen billions stashed in London" Daily Telegraph, 25 February 2011)


(bersambung)

No comments: