Tuesday 11 April 2017

Amerika Tumpuk Pasukan di Perbatasan Suriah-Yordania

Indonesian Free Press -- Amerika menumpuk pasukan di perbatasan Suriah-Yordania. Sebanyak 20 kendaraan militer termasuk tank dan artileri Amerika diketahui telah berada di kota perbatasan Al-Mafraq. Mereka didampingi oleh pasukan Yordania dari Divisi ke-3. Demikian laporan SouthFront, Senin (10 April).

Menurut SouthFront pasukan khusus Amerika, Inggris dan negara-negara sekutu lainnya telah menggelar operasi di sepanjang perbatasan Yordania-Suriah beberapa tahun berselang. Mereka bahkan telah membangun basis rahasia di wilayah Suriah selatan, dimana mereka melatih milisi pemberontak bernama New Syrian Army. Namun, inilah untuk pertama kalinya sejumlah besar peralatan militer Amerika diketahui berada di perbatasan Surih.


Sebelumnya diketahui kapal angkut militer Amerika Liberty Passion yang mengangkut peralatan tiba di pelabuhan Al-Aqapa, Yordania. Kedatangan kapal ini menyusul pertemuan antara Presiden Donald Trump dengan Raja Yordania.

Veterans menyebut, langkah Amerika itu merupakan persiapan bagi dilakukannya operasi militer di selatan Suriah dengan tujuan menguasai perbatasan Suriah-Irak hingga Deir Ezzor.


Komando Gabungan Rusia-Iran-Suriah Ancam Balas Serangan Amerika

Sementara itu Veterans Today juga melaporkan bahwa komando gabungan Rusia-Suriah-Iran dan kekuatan-kekuatan pendukung lainnya termasuk Hizbollah, mengecam serangan Amerika dan mengancam akan melakukan balasan atas serangan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan komando gabungan tersebut disebutkan bahwa serangan Amerika telah 'melewati batas toleransi' yang akan dibalas dengan kuat. Komando juga menyatakan tekadnya untuk meningkatkan dukungan kepada Suriah.

"Apa yang dilakukan Amerika terhadap Suriah telah melewati garis merah. Sejak saat ini kami akan merespon dengan kekuatan terhadap siapapun yang melakukan agresi dan melanggar garis merah, dan Amerika tahu kemampuan kami untuk membalas," tulis pernyataan komando gabungan yang dikirimkan kepada pers.

Komando juga mengutuk insiden senjata kimia di Khan Sheikhoun, namun membantah militer Suriah sebagai penanggungjawabnya.

Perlu diketahui peringatan tersebut dikeluarkan oleh komando lapangan, bukan pemerintah negara-negara anggota koalisi pro-Suriah. Hal ini bisa diartikan bahwa koalisi pro-Suriah masih berusaha menghindarkan konflik langsung dengan Amerika dengan tidak membuat pernyataan-pernyataan konfrontatif.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Serangan darat hanya akan menimbulkan tragedy ala somalia..

Anonymous said...

Sesungguhnya tentara Amerika itu pecundang
Pasukan komando gabungan pro Suriah telah teruji dilapangan selama 6 tahun.
Rumus invasi Amerika terhadap Irak,takkan berlaku di Suriah.
Ayo head to head