Sunday 3 April 2011

IRAN, NEGARA PALING PESAT KEMAJUANNYA


Negara mana yang paling pesat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuannya? Mungkin hanya segelintir orang yang percaya kalau status itu disandang oleh Iran, khususnya di negara-negara barat dan negara-negara maju lainnya. Namun fakta membuktikan itu. Antara tahun 1996-2008 para ilmuan Iran berhasil meningkatkan penelitian ilmiah yang dipublikasikan dari hanya 736 makalah menjadi 13.238 makalah, atau naik 18x lipat.

Yang tidak kalah menakjubkan adalah bahwa meski hubungan politik antara Iran dan Amerika, negara yang dianggap menjadi mercusuar teknologi dunia, sangat buruk, hubungan ilmiah keduanya sangat baik. Karya ilmiah yang dihasilkan oleh kerjasama ilmuan kedua negara juga mengalami kenaikan pesat, dari 388 makalah menjadi 1831 makalah selama periode yang sama.

Data yang dipublikasikan oleh Royal Society baru-baru ini juga menunjukkan perkembangan pesat di negara-negara Timur Tengah, Cina, India, Brazil. Perkembangan pesat juga ditunjukkan oleh Turki, Tunisia, Singapura dan Qatar.

Secara absolut negara-negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang masih mendominasi publikasi karya ilmiah, namun dengan perkembangan yang melemah dan mulai digerogoti oleh negara-negara industri baru. Karya ilmiah yang dihasilkan para ilmuah Amerika misalnya, masih menempati tempat tertinggi dengan prosentasi 21 persen pada tahun 2008. Namun angka itu mengalami penurunan dari 26 persen pada tahun 1996. Sebaliknya Cina mengalami kenaikan dari 4,4% menjadi 10,2% pada periode yang sama.

"Negara-negara maju bukannya menjadi mundur, namun saya mengatakan kita telah menyaksikan perkembangan pesat negara-negara lain dalam persaingan," kata Chris Llewellyn, ketua tim penelitian Royal Society.

Menandai perkembangan signifikan dari penelitian yang dilakukan perusahaan-perusahaan swasta untuk mengatasi permasalahan global, Llewellyn menyatakan bahwa penelitian yang diadakan secara kerjasama beberapa peneliti dari berbagai negara telah meningkat secara sifnifikan, dari sebelumnya hanya 25% menjadi 33%.

“Untuk memecahkana masalah global, kita membutuhkan data dari berbagai penjuru dunia, ini membantu dunia penelitian menjadi kesatuan geografis. Saya rasa kita mendapat keuntungan besar dari fenomena ini untuk memecahkan masalah global," tambahnya.


EKONOMI TIDAK KALAH


Sementara itu stasiun situs televisi swasta Iran, Press TV, pada tgl 14 Maret lalu mempublikasikan perkembangan ekspor non minyak Iran selama 10 bulan terakhir hingga Januari 2011 yang naik pesat sebesar 22,21% dari periode yang sama setahun sebelumnya. Kenaikan barang-barang ekspor tersebut sebagian besar ditujukan ke negara-negara Asia, terkait dengan embargo ekonomi yang dilakukan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Secara nominal nilai ekspor non minyak tersebut mencapai $25,64 miliar. Lebih dari 84% dari ekspor tersebut ditujukan ke negara-negara Asia terutama China, Iraq, Uni Emirat Arab, India dan Afghanistan. Eropa menjadi tempat kedua tujuan eskpor Iran sebesar 12%.

Ekspor minyak Iran juga mengalami peningkatan pesat sebesar 35.53%, sementara ekspor gas alam meningkat 13% selama periode yang sama.

Peningkatan ekspor tersebut membuktikan bahwa sanksi ekonomi yang dikenakan Amerika dan negara-negara barat berdasar keputusan PBB terkait program nuklir Iran, tidak mempengaruhi kemajuan Iran. Sebaliknya sanksi tersebut justru memicu Iran untuk lebih maju.

No comments: