Friday 8 April 2011

F..K YOU CITIBANK!


"Anda datang ke sini bukan untuk berbisnis, melainkan untuk merampok! ... Anda membunuh dan menipu nasabah! ... Anda merusak dunia perbankan yang telah didirikan para pendiri bangsa ini!"

Demikian teriakan Yusron Wahid, seorang anggota DPR kepada para pimpinan Citibank Indonesia dalam acara dengar pendapat antara DPR dengan Citibank dan Polri beberapa hari lalu, setelah Citibank ngotot untuk tidak mengaku bersalah dan meminta ma'af kepada masyarakat Indonesia setelah jelas-jelas telah melakukan kejahatan berupa pembunuhan dan penipuan nasabah.

Setidaknya saya merasa cukup puas, ada seseorang anggota DPR yang berani mencaci maki Citibank setelah pemerintah dan para politisi tidak melakukan reaksi yang patut atas kejahatan yang sungguh keterlaluan dan tidak beradab yang dilakukan Citibank: membunuh nasabahnya di kantornya, dan tanpa pernah menyatakan penyesalan dan permintaan ma'af kepada keluarga korban. Terlebih lagi pada saat yang hampir bersamaan Citibank membiarkan praktik penipuan terjadi di kantornya yang dilakukan salah seorang pejabatnya, Melinda Dee.

Di negara lain, setidaknya di Venezuela atau bahkan mungkin Malaysia kasus yang dilakukan Citibank bisa membuat ijin operasional mereka dicabut dan mereka diusir keluar. Tapi di Indonesia, dengan para pemimpinnya yang telah "terbeli" oleh kepentingan yahudi kapitalis internasional, Citibank tentu saja tenang-tenang saja.

Saya tidak kaget jika para eksekutif Citibank bersikap sombong dan pongah dengan tidak mau mengaku bersalah dan meminta ma'af, karena memang demikian watak mereka. Kita bisa berkaca pada kasus Amerika pada waktu krisis keuangan global tahun 2008 lalu. Setelah bersama-sama dengan para eksekutif perbankan Amerika lainnya berkonspirasi melakukan perampokan dana-dana masyarakat, mereka sengaja membangkrutkan diri agar mendapatkan dana talangan pemerintah. Namun setelah mendapatkan dana talangan yang nilainya ratusan miliar dolar Amerika (ribuan triliun rupiah), mereka tidak menggunakannya untuk menyehatkan banknya atau mengganti dana masyarakat yang hilang, namun justru membagikannya kepada para eksekutif sendiri. Padahal dana talangan yang diberikan pemerintah berasal dari tanggungan masyarakat yang baru saja menderita karena ulah mereka.

F..k you Citibank!

No comments: