Monday 12 September 2011
ISRAEL HARUS BERHITUNG ULANG ATAS TURKI
Hanya sebuah kata "ma'af" yang diminta Turki atas aksi kekerasan militer Israel atas kapal misi kemanusiaan Mavi Marmara yang menewaskan 9 warga Turki tahun lalu, namun Israel menolak dan lebih memilih konvrontasi dengan Turki. Turki pun memberikan reaksi setimpal. Setelah mengusir dubes Israel dan memutuskan hubungan militer dan bisnis dengan Israel, Turki berencana mengirim kapal perangnya untuk mengawal misi kemanusiaan ke jalur Gaza yang diblokade Israel.
Rakyat dan media massa Israel, seperti biasa, "menyambut baik" perkembangan membahayakan ini. Media massa terkemuka Israel, "Ynet", tgl 6 September lalu misalnya, mempublikasikan perbandingan kekuatan militer Turki dengan Israel, mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik bersenjata kedua negara. "Turki memiliki AL yang lebih kuat, namun Angkatan Udara kita lebih kuat," tulis "Ynet".
Gilad Atzmon, aktifis kemanusiaan pro-Palestina dan anti-zionis berdarah yahudi, dalam blognya mengingatkan Israel dan sekutu-sekutunya di seluruh dunia resiko yang dihadapi Israel, yaitu bahwa Islam adalah kekuatan yang tidak bisa dikalahkan. Ia mengingatkan kekalahan Israel atas Hizbollah dalam perang tahun 2006, juga atas Hamas dalam perang tahun 2009. Dalam perang tahun 2006, dalam waktu beberapa minggu saja, Hizbullah, sebuah kelompok paramiliter berkekuatan beberapa ribu personil, mampu mengalahkan puluhan ribu pasukan Israel bersenjata berat. Juga dalam perang tahun 2009 para gerilyawan Hamas mengalahkan ribuan tentara Israel bersenjata modern.
"Hizbollah dan Hamas mengalahkan Israel tanpa perlu menggunakan pesawat tempur, kapal perang dan tank. Dalam kenyataannya kegigihan sudah cukup untuk mengalahkan angkatan perang Israel," tulis Atzmon.
Namun Israel sebenarnya tidak sendirian. Imperium Amerika-Inggris juga telah mengalami kekalahan di Irak dan Afghanistan. Dan sebagaimana Hizbollah dan Hamas, pejuang dan mujahidin di Afghanistan dan Irak tidak menggunakan tank dan pesawat tempur. Mereka hanya menggunakan semangat jihad, dan itu tidak bisa dikalahkan oleh tank dan pesawat tempur.
"Pesan untuk Israel adalah sangat jelas. Isreal dan para pendukungnya harus belajar mengendalikan napsu mereka. Israel tidak akan menang dalam perang. Semakin cepat Israel menyadari hal ini, semakin baik bagi Israel dan juga bagi dunia," tambah Gilad.
Sumber:
"Israel Had Better Think Twice"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 7 September 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment