Wednesday 27 November 2013

DI BALIK LAYAR PERUNDINGAN NUKLIR IRAN

Kesepakatan nuklir Iran yang dicapai oleh negara-negara anggota tetap DK PBB + Jerman dengan Iran hari Minggu lalu (24/11), tidak mungkin tercapai tanpa adanya perundingan rahasia yang sangat panjang antara para pejabat Amerika dan Iran.

Secara umum dalam kesepakatan tersebut ditetapkan bahwa Iran berhak mengembangkan program nuklirnya namun hanya untuk keperluan damai dengan pembatasan pengayaan uranium hingga 5% (untuk membuat senjata diperlukan kadar uranium 20%). Selain itu Iran juga memperlonggar pengawasan internasional dengan mengijinkan para pengawas nuklir internasional mengadakan kunjungan terhadap seluruh fasilitas nuklir Iran setiap saat. Sebagai imbalannya sanksi-sanksi ekonomi yang selama ini diterapkan negara-negara barat terhadap Iran dibatalkan secara bertahap, di antaranya meliputi pencairan rekening-rekening pendapatan minyak Iran yang dibekukan barat yang nilainya mencapai $4 miliar atau lebih dari Rp 40 triliun, pembatalan pembatasan perdagangan emas, petrokimia, mobil dan onderdil pesawat.

Lebih dari itu, kesepakatan tersebut membuka peluang bagi pulihnya hubungan diplomatik Amerika-Iran yang terputus setelah Revolusi Iran tahun 1979.

Informasi adanya pertemuan rahasia antara para pejabat Iran dan Amerika di samping pertemuan resmi negara-negara DK PBB plus Jerman dengan Iran di Genewa sebenarnya telah bocor ke media massa mapan Associated Press. Namun atas permintaan Presiden Barack Obama yang tidak ingin pembicaraan nuklir dengan Iran mengalami kegagalan, informasi itu disembunyikan dari perhatian publik. Associated Press dan
Al-Monitor (situs berita berbasis di Washington, Amerika) baru memberitakan informasi tersebut pada hari yang sama dengan kesepakatan nuklir Iran, hari Minggu (24/11).

Associated Press melaporkan bahwa pertemuan-pertemuan rahasia tersebut dilaksanakan di beberapa negara, termasuk di antaranya Oman. Di antara pejabat Amerika yang terlibat adalah Deputi Menlu William Burns dan Jake Sullivan yang merupakan penasihat luar negeri Wapres Joe Biden. Sedangkan Al-Monitor menambahkan di antara pejabat Amerika  tersebut adalah pejabat senior National Security Council Puneet Talwar. Menurut laporan Associated Press pertemuan-pertemuan rahasia itu berlangsung sebanyak 5 kali dimulai bulan Maret lalu, atau 3 bulan sebelum terpilihnya Hassan Rouhani sebagai Presiden Iran. Namun baik Associated Press maupun al Monitor tidak menyebutkan pejabat-opejabat Iran yang terlibat dalam pertemuan-pertemuan tersebut.

Pertemuan-pertemuan rahasia tersebut, sebut Associated Press, telah memberi jalan bagi tercapainya kesepakatan nuklir Iran di Genewa hari Minggu lalu. Namun pertemuan-pertemuan tersebut juga menjelaskan mengapa menlu Perancis Laurent Fabius, yang tersinggung dengan adanya pertemuan-pertemuan sepihak Amerika-Iran, memveto kesepakatan yang sudah nyaris ditandatangani pada putaran perundingan sebelumnya.

"Meski pengumuman ini baru tahap awal, namun telah berhasil meraih sebuah kesepatan besar," kata Barack obama dalam keterangan persnya tentang kesepakatan tersebut. "Untuk pertama kalinya dalama satu dekade, kami telah berhasil menghentikan program nuklir Iran dan unsur-unsur kunci dalam program itu akan ditarik ulang," tambahnya.

Sementara di Iran, para anggota tim negosiasi yang dipimpin menlu Mohammad Javad Zarif mendapat sambutan hangat bak pahlawan. Mereka bahkan mendapat pujian dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Mohammad Khamenei yang sebelumnya merasa pesimis akana tercapai kesepakatan yang menguntungkan Iran.

Ketika massa mengelu-elukan kedatangan tim negosiator Iran di bandara Teheran, nilai tukar mata uang Iran, rial, melonjak hingga 3%.

“Ini hanyalah tahap awal. Kita mulai bergerak pada arah kepercayaan diri yang pulih, arah dimana dahulu kita abaikan," kata menlu Iran usai kedatangannya kembali di Teheran.

Kesepakatan hari Minggu tercapai setelah perundingan alot selama 3 putaran yang berpuncak pada perundingan tengah malam yang berlangsung di sebuah hotel bintang 5 di Genewa, Swiss, yang dipimpin oleh kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton. Menlu Inggris William Hague, Menlu Perancis Laurent Fabius, Menlu Jerman Guido Westerwelle, Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu Cina Wang Yi, turut hadir dalam perundingan tersebut. Namun kesepakatan akhir baru tercapai setelah pertemuan intensif yang hanya dihadiri oleh Menlu Amerika John Kerry, Menlu Iran Zarif dan Catherine Ashton.


SAUDI YANG KELEBAKAN

Sementara itu Saudi Arabia yang menganggap Iran sebagai musuh terbesarnya menunjukkan sikap mendua tentang kesepakatan nuklir Iran tersebut. Di forum resmi Saudi menyatakan mendukung kesepakatan tersebut, namun di belakang para pejabat Saudi mengutuk keras kesepakatan tersebut.

Beberapa waktu yang lalu seorang pangeran Saudi yang juga mantan kepala inteligen menegaskan bahwa negaranya tidak menginginkan sanksi ekonomi dihapuskan terhadap Iran. Dengan kata lain, ia tidak menginginkan adanya kesepakatan dalam perundingan nuklir Iran.

Sementara itu dalam sebuah wawancara dengan media Amerika Wall Street Journal yang dilansir Islam Times hari Senin (25/11), Pangeran Saudi al-Waleed bin Talal mengutuk kesepakatan tersebut. Lebih jauh ia bahkan mengakui negaranya memiliki kesamaan sikap terhadap program nuklir Iran dan mengulangi tuduhan PM Israeal Benjamin Netanyahu yang menyebut Presiden Iran sebagai "srigala berbulu domba".

"Saudi dan Israel memiliki kepentingan sama, dan mengutuk setiap perjanjian yang tidak menyangkut penghentian kemampuan Iran untuk memperkaya uranium," kata Waleed bin Talal.

"Untuk pertama kalinya, kepentingan Arab Saudi dan Israel hampir paralel. Saat ini Saudi Arabia mencoba memberikan tekanan maksimum terhadap Amerika Serikat yang menyerah dan bicara lembut terhadap Iran," tambahnya.

Pangeran super kaya raya itu menegaskan bahwa opsi militer untuk menetralisir potensi nuklir Iran adalah lebih baik dari kesepakatan diplomatik yang buruk.



REF:
"Secret US-Iran talks cleared way for historic nuclear deal"; Julian Borger and Saeed Kamali Dehghan; gaurdian.co.uk; 24 November 2013
"Pangeran Saudi: "Hasan Rohani Serigala Berbulu Domba""; islamtimes.org; 25 November 2013

1 comment:

Unknown said...

Keberkahan semoga tercurah utk Bangsa dan Rakyat Iran dan seluruh bangsa-bangsa yang anti zionis israel-wahabi.