Indonesian Free Press -- Menteri Pertahanan Iran Brigjen Hossein Dehqan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Selasa (16 Februari). Pertemuan berlangsung di tengah perkembangan konflik Suriah yang semakin serius dengan rencana intervensi Saudi Arabia dan Turki ke Suriah.
Seperti dilaporkan kantor berita Iran Press TV, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral di segala bidang, khususnya di bidang keamanan dalam memerangi terorisme.
Dehqan menyebut pertemuan tersebut sebagai 'sangat baik dan konstruktif' dan hubungan kedua negara sebagai 'hubungan yang strategis dan jangka panjang."
"Kerjasama seperti ini bisa menjadi model bagi kerjasama regional," kata Dehqan.
Sementara itu Putin menyatakan kepuasannya atas pertemuan tersebut serta kerjasama pertahanan dan keamanan kedua negara selama ini. Putin juga menekankan pada kerjasama strategis kedua negara yang telah memegang peran penting dalam menjaga keamanan kawasan.
Selain dengan Putin, Dehqan juga bertemua dengan sejumlah pejabat penting Rusia seperti Menhan Sergei Shoigu serta Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin.
Menhan Rusia menunjuk perjanjian militer kedua negara tahun 2015 yang disebutnya telah menciptakan kerangka dasar bagi kerjasama yang lebih baik di bidang keamanan dalam perspektif jangka panjang.
Shoigu mengunjungi Iran pada bulan January 2015, dan bersama Menhan Iran menandatangani kerjasama militer dan keamanan.
“Kami percaya bahwa upaya-upaya yang efisien dari Iran dan Rusia dalam memerangi terorisme akan tergantung pada realisasi praktis dari proyek-proyek kerjasama bilateral. Kami menginginkan kerjasama Rusia-Iran dalam lingkup ini berlangsung jangka panjang dan komprehensif," kata Shoigu dalam pertemuan itu.
Kedua negara terlibat dalam konflik Suriah dengan mendukung pemerintah Bashar al Assad memerangi kelompok-kelompok teroris yang memberontak. Berkat dukungan tersebut pasukan Suriah berhasil memukul mundur para pemberontak dari posisi-posisi strategisnya dan mengancam mereka terusir dari Suriah.
S-300 Dikirim ke Iran
Sementara itu kantor berita Rusia Sputnik News, hari Rabu (17 Februari) melaporkan bahwa hari Kamis ini (18 Februari) Rusia mulai mengirim sistem pertahanan udara S-300 ke Iran.
Menhan Iran Hossein Dehqan akan memimpin seremoni pengiriman senjata canggih itu di Astrakhan. Selanjutnya senjata itu dibawa dengan kapal melalui Laut Kaspia menuju Iran.
Iran telah memesan senjata tersebut pada tahun 2007 senilai $800 juta, namun kontrak tersebut dibatalkan secara sepihak oleh Rusia tahun 2010 terkait dengan sanksi PBB. Tahun lalu Presiden Putin memulihkan kembali kontrak tersebut setelah tercapainya kesepakatan perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara berpengaruh di dunia.
Karena adanya penundaan pengiriman, Rusia berkomitmen meningkatkan kemampuan senjata S-300 dari kemampuan standarnya.
Sputnik News juga melaporkan bahwa Iran dan Rusia akan segera menandatangani pembelian pesawat tempur multiguna Su-30SM.
“Iran telah menyatakan minatnya untuk membeli pesawat tempur Su-30SM, namun sejauh ini kedua pihak masih sekedar melakukan negosiasi. Kontrak pembelian akan ditandatangani tahun ini," kata seorang pejabat pertahanan Rusia kepada Sputnik News.(ca)
8 comments:
Tidak akan terjadi pengiriman S300 ke Iran...!
https://twitter.com/Hamosh84/status/700657683171557376
tow ditewaskan
https://twitter.com/Souria4Syrians/status/699643805625098245
akan terjadi pengiriman s300 ke iran insya Allah--russia telah berjanji
Mentri pertahanan Rusia sudah membantah berita tentang pengirman S300 ke iran tersebut,
Utk mengobati dosa russia atas kontrak s300 iran. Mungkin yg dkirim adlh s400 nmun nma ttp s400
http://kasamago.com/battle-of-aleppo-kunci-sekaligus-titik-balik-perang-suriah/
Baca berita di DataRiau.com Portal Berita Sesuai Fakta
tiada halangan, jika russia tidak menghantar ia perlu membayar denda yang banyak akibat mungkir, bisnes adalah bisnes
sama ketika prancis membatalkan pengiriman kontrak kapal perang kelas ..... ke rusia, dan akibatnya prancis membayar konpensasi yang mahal ke pada Rusia
Post a Comment