Tadinya saya berpikir 212 akan lebih sedikit dari 411. Tapi perkiraan saya salah, Ya... 212 kemungkinan akan lebih
besar dari 411, kenapa?Karena ada killer content bernama CIAMIS. Orang yg paham digital marketing pasti paham apa itu killer
content.
Berita Ciamis menasional dan mendunia meski "Media si
itu" memberitakan cuma 80 orang saja peserta. Tapi, ini era sosial media
dimana kebenaran akan terkonfirmasi dengan cepat sebagaimana hoax juga menyebar
dgn cepat.
Dan aksi longmarch ribuan massa dari ciamis menuju jakarta
bukanlah hoax. Dia adalah fakta gerakan berbasis ghirah pada agama dan Al-Quran
- dari hati yg menyentuh hati setiap orang yg membaca. Kecuali kaum sebelah
tentunya.
Killer Content itu valuenya harus dari hati dan jujur baru bisa
menggerakan. Dan Ciamis menggerakan semuanya. Dari sumatera ada 100 bis yg
bergerak...Dari papua, makassar dan semua pelosok Indonesia bergerak. Hari ini
dapat kabar juga dr sahabat pengasuh pesantren berbasis NU bahwa merekapun akan
bergerak ke Jakarta.
Beberapa sahabat saya yg di 411 nggak ikut aksi...di 212 banyak
yg memutuskan untuk hadir. Kenyataan / teori tentang ini bisa kamu baca dibuku malcom
gladwell berjudul tipping point....Bab Ketok Tular. Bagaimana sebuah konten
berisi fakta informasi yang menyebar dengan sangat cepat seperti wabah bisa
merubah dan menggerakan kerumunan dalam jumlah tak terhingga untuk menuju
tujuan yg sama.
In syaa Allah sayapun akan turut serta, sampai ketemu nanti di
Monas untuk berdoa bersama untuk negeri kita tercinta. ***
Sebuah Kesaksian
By: DenySuwarja
Tadinya tidak terpikirkan,ikut menjemput dan mengawal para
peserta long march Ciamis-Jakarta di Malangbong. Saat ada keperluan di
Cibatu, pukul 15.40 WIB membaca update info rombongan dari salah seorang
peserta. Bahwa, rombongan sudah tiba di mesjid Agung Malangbong. Tertarik
dan panggilan hati, ingin memberi dukungan moril kepada mereka.
Via Sasakbeusi, menuju Malangbong. Perasaan dan hati dibuat
bangga dan sejuk. Betapa tidak, di sepanjang tepi jalan tampak masyarakat
berkerumun di setiap sudut. Anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak,
kakek-kakek, nenek-nenek semua bersiap menyambut, lengkap dengan makanan dan
minuman bahkan buah-buahan.
Di Lewo, berhenti sejenak. Mendekati kerumunan itu dan memasang
kamera kecil. Saat ditanya mengapa mereka melakukan hal itu? Jawaban
mereka:”Lillahita’ala, demi Allah, demi agama kami, demi membela Al
Quran yang telah dinistakan”.
3 comments:
Subhanallah, alangkah indahnya jika persatuan dan kekompakan umat islam ini dilaksanakan juga oleh para elit dan politikus2x islam niscaya islam di indonesia akan disegani baik dalam maupun luar negri
Allahu Akbar
Tidak ad yg mampu menggelorakan hati manusia sehebat ini selain Sang Pencipta
Hebat...keren.....💪👍👍👍👍💟💟💖💖
Post a Comment