Sunday 11 December 2016

Mafia Yahudi Rusia, Dari Gulag Sampai Dominasi Dunia

Indonesian Free Press -- Dominasi yahudi atas dunia, khususnya Amerika, banyak difahami orang hanya dari sisi atau sektor 'formal', seperti birokrasi, media massa, perbankan-keuangan, industri militer terkait birokrasi (military complex), NGO/LSM. Namun, jauh lebih dalam dari itu semua, dominasi yahudi juga muncul dari sektor 'informal' seperti sektor hiburan dan kriminalitas.

Jika Anda seorang anggota interpol yang berwawasan tinggi, maka Anda akan menemukan bahwa jaringan internasional pengedar narkoba, prostitusi, human/organ trafficking, senjata illegal, pedhopilia, judi dan hiburan, pornografi dan pornoaksi, dipenuhi oleh orang-orang yahudi dan beberapa kelompok etnis lainnya bekerja sebagai kaki-tangannya.

Sebagai gambaran, selama masa kejayaan mafioso Amerika yang didorong oleh UU larangan minuman keras (Prohibition Act tahun 1919 sampai 1933), muncul kelompok mafia yahudi yang mendominasi peredaran gelap minuman keras di Amerika dengan dukungan mafia Italia sebagai kaki-tangannya. Mereka dipimpin oleh Meyer Lansky dan Bugsy Siegel yang dibantu oleh mafia Italia Lucky Luciano dan Al Capone. Mitra terbesar mereka adalah produsen minuman keras asal Kanada, keluarga Bronfman yang memproduksi minuman keras merek Seagrams.

Pada tahun 1931 Al Capone, dan tahun 1936 Lucky Luciano masuk penjara, sementara Lansky dan Bronfman justru semakin berkibar. Tidak hanya menguasai bisnis minuman keras, Lansky terus mengembangkan bisnis judi, prostitusi dan perhotelan hingga ke Kuba dan Inggris. Pada tahun 1970, ketika pemerintah Amerika mengintensifkan upaya penumpasan kejahatan terorganisir, Lansky melarikan diri ke Israel. Empat tahun kemudian, dengan pengadilan yang telah diatur, Lansky bebas dari tuduhan penggelapan pajak. Ia meninggal dengan tenang sebagai orang kaya yang merdeka pada tahun 1983. Salah satu legasinya adalah kota judi Las Vegas yang didirikannya bersama Siegel di tengah padang tandus yang terpencil.

Keluarga Bronfman jauh lebih beruntung lagi. Bersih dari tuntutan hukum, keluarga ini menjadi salah satu keluarga terkaya di Amerika utara dengan menguasai berbagai sektor bisnis, dari produksi dan distribusi minuman keras, makanan dan minuman (termasuk Coca Cola Company), petrokimia, film dan rekaman hingga percetakan dan media massa.

Keluarga Bronfman juga dikenal sebagai donatur tetap partai-partai politik Amerika. Pada tahun 1981, Edgar Bronfman, putra tertua generasi kedua keluarga Bronfman, terpilih sebagai Presiden The World Jewish Congress, dengan legasi sukses memaksa pemerintah Rusia mengakui bahasa Hebrew sebagai bahasa resmi dan mengijinkan orang-orang yahudi bermigrasi ke Israel. Selain itu, Edgar juga sukses memaksa perbankan Swiss untuk memberi kompensasi miliaran dollar kepada keluarga orang-orang yahudi korban Perang Dunia II.

Itu adalah gambaran mafia yahudi masa lalu. Bagaimana dengan sekarang? Jawabnya, tidak jauh berbeda.

Seperti para pionirnya, Meyer Lansky dan Bronfman, mafia yahudi (Kosher Nostra) berasal dari Rusia dan Eropa Timur. Mereka datang ke Amerika dalam kondisi miskin. Namun dengan cepat mereka berhasil membangun bisnis hitam mereka dengan mengandalkan kekejaman dan ambisi mereka yang tiada duanya. Satu lagi, mereka memiliki 'patron' yang sangat kuat, yaitu keluarga-keluarga bankir dan industrialis yahudi global yang melindungi mereka dari segala bentuk jeratan hukum. Berkat para patron itu pulalah para kriminal itu memiliki akses ke kekuasaan.

Kekuatan mereka mampu membuat 'legenda' mafia Italia seperti Al Capone, hanya menjadi tukang pukul bagi mereka, yang setiap saat bisa dikorbankan kepada aparat penegak hukum. Sedang mereka sendiri, bahkan media-media massa pun tidak pernah memberitakan keberadaan mereka. Merekalah orang-orang di balik karier cemerlang Donald Trump. Maka, permusuhan Donald Trump dengan Hillary Clinton dan orang-orang yahudi 'formal', media massa, birokrat neokons, orang-orang The Feds hingga George Soros yang mengorganisir aksi-aksi penolakan atas kemenangan Trump, hanyalah permainan belaka untuk mengelabuhi publik.(ca)

Baca juga: Di Balik Karier Cemerlang Donald Trump.


(Bersambung)

1 comment:

Kasamago said...

Ngeri semua sudah diatur, siapapun Presidennya, Penguasanya ttp sama