Tuesday 10 March 2020

Warga dan Tentara Suriah Kembali Hadang Patroli Tentara AS

Indonesian Free Press -- Warga lokal dan tentara yang berada di kota Kuzelia di Provinsi  Hasakah, Suriah timur-laut, menghadang pataroli tentara AS dan mengusirnya pergi. Demikian seperti laporan Press TV mengutip kantor berita Suriah SANA, Ahad (8 Maret).

"Tentara Suriah memblokir konvoi tentara AS di desa Kuzelia, Hasakah, di timur laut Suriah, sementara warga melempari mereka dengan batu," tulis laporan itu.

Konvoi AS tersebut berisi 7 kendaraan lapis baja. Mereka sempat berhadap-hadapan dengan tentara Suriah sebelum berbalik arah setelah warga yang mayoritas etnis Kurdi itu melempari batu dan memaki mereka.


Insiden ini merupakan yang ke-sekian kalinya terjadi ketika warga dan tentara Suriah yang marah bertemu dengan tentara AS yang berada di Suriah secara ilegal guna mendukung teroris dan mencuri minyak Suriah. Dua hari sebelumnya insiden serupa terjadi di Rumailan al-Basha di provinsi yang sama. Bulan lalu di provinsi yang sama bahkan terjadi insiden berdarah ketika pasukan AS menembak mati dua warga yang menghadang mereka dan warga dilaporkan membunuh seorang tentara AS.

Bentrok antar kelompok militan tewaskan sejumlah besar militan
Press TV juga melaporkan bahwa sejumlah militan tewas akibat saling bentrok antar kelompok pemberontak di kota perbatasan Tal Abyad, Suriah.

Dikutip dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), bentrokan terjadi hari Ahad ketika kelompok Ahrar al-Sharqiya (Free Men of the East) menyerang kelompok Levant Front (Jabhat al-Shamiyah). Bentrokan itu menewaskan 'belasan' militan dari kedua kelompok.

Pada hari yang sama juga terjadi bentrokan antar sesama militan ketika anggota kelompok Hamzat and Ahrar al-Sharqiya saling serang karena rebutan harta jarahan di kota Tal Halaf di Provinsi Hasakah.

Insiden-insiden ini menyusul insiden serupa beberapa hari berselang ketika para anggota kelompok militan pemberontak dukungan Turki berselisih soal harta jarahan di kota Kafifa, 5 Maret lalu, yang juga menewaskan belasan orang.

Laporan itu bersamaan dengan laporan Press TV tentang otoritas Turki yang berusaha 'menyelamatkan' sekitar 80.000 anggota kelompok militan yang dicap teroris dengan mengganti bendera mereka dgn kelompok militan yg lebih moderat. 

Di antara kelompok militan pemberontak Suriah terdapat sebagian besar teroris sebagaimana ditetapkan PBB. Mereka di antaranya adalah kelompok National Front for Liberation yang beranggota 38 ribu orang. Tahun lalu Turki dan kelompok ini menggelar konperensi pers di kota Sanliurfa menyatakan kelompok ini melebur bersama kelompok Free Syrian Army (FSA).

Selanjutnya adalah kelompok cabang al-Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan Ahmed Hussein al-Shar’a alias Abu Mohammad al-Julani, yang memiliki anggota 18.000 orang.(ca)

No comments: