Sunday 12 April 2020

Covig 19 dan Cover Majalah The Economist 2019

Indonesian Free Press -- Majalah The Economist telah meramalkan pandemi Covig 19 sejak awal 2019. Seperti terlihat dalam gambar di atas, dalam edisi awal tahun 2019 itu The Economist menampilkan gambar sampul (cover) dimana pada bagian bawah terdapat gambar trenggiling (Pangolins), mahluk yang menurut banyak ahli dianggap sebagai pembawa virus Covig 19 yang menginfeksi manusia.

Ketika wabah covig 19 merebak ke seluruh dunia, sejumlah media utama dunia menghubungkan mahluk ini dengan virus tersebut. Majalah berpengaruh Amerika, The New York Times (NYT), misalnya, menampilkan laporannya berjudul 'Coronavirus: Revenge of the Pangolins?' pada 5 Maret lalu.

"Sejumlah analisa genetis sampai saat ini belum bisa menentukan penyebab pandemi Covid 19, namun sejumlah dugaan menunjukkan kepada pangolin," tulis NYT.

Sejumlah media independen, termasuk blog ini, juga telah manyampaikan keganjilan pada cover tersebut ketika baru dipublikasikan awal 2019 lalu. Namun, tidak ada yang bisa menebak apa maksud dari gambar trenggiling tersebut hingga kemudian muncul wabah covig 19. Angka tahun 2019 juga 'cocok' dengan mulai terkuaknya wabah tersebut di Cina akhir tahun 2019 lalu.

Sementara media-media independen lebih memusatkan perhatian pada gambar '4 penunggang kuda' dan gambar 'Jendral Pike' yang dianggap sesuai dengan ramalan akhir jaman. Sementara media independen lokal tentu memilih gambar pinokio yang diangga representasi pemimpin boneka negara ini.


Dan kecurigaan semakin tinggi jika kita melihat cover majalah ini pada bulan Maret dengan judul 'Obat paling tepat untuk ekonomi' dengan gambar virus corona di bawahnya.

Majalah The Economist sendiri dianggap majalah 'elit' yang menjadi rujukan utama para pengambil keputusan dunia.(ca)

No comments: