Tuesday 20 December 2011

Umar Bin Khattab Penakut?

13 comments:

Tips Milea said...

ya Allah hinakan orang ini, ia menghina orang yg tidak pernah dihina sepupu Rasul-Mu sampai sedemikian hina. hinakan, ya Allah. Amin, Allahumma Amin.

cahyono adi said...

Sorri broer, sy tidak menghina, sy hanya menyampaikan apa yang ditulis para sejarahwan Islam. Anda salah pengertian. Do'a Anda semestinya ditujukan pada para sejarahwan itu.

masocad said...

jawaban judul pertanyaan diatas? bisa iya bisa tidak.....
iya karena beliau dan seharusnya begitulah kaum muslimin takut dengan adzab Allah..
tidak karena riwayat-riwayat tentang "ketakutan" beliau tidak sebanding dengan keberaniannya, baik dimasa jahiliyah terlebih setelah Islam datang...
kalo dibilang memiliki sifat kasar, seharusnya kita bisa membedakan mana yang kasar mana yang tegas, semoga beliau termasuk yang tegas...
kemenangan dalam perang itu bisakah menjadi tolak ukur kemuliaan seseorang dalam memimpin pasukannya? kenapa dalam perang uhud terjadi ending yang berbeda dengan badar?
semoga Allah mengampuni dosa-dosamu wahai Umar dan seluruh kaum muslimin.....

Dzaqwan said...

Mas Cahyo, kalau menurut pemahaman anda mengenai Abu Bakar dan Umar bagaimana?
Tidak dipungkiri bahwa apa yang Anda sajikan disini mengenai konspirasi-konspirasi musuh Islam untuk islam sangat menarik dan menambah wawasan saya. Tapi sayangnya, perihal masalah-masalah din, saya melihat tulisan-tulisan Anda banyak menyadur dari keterangan orang-orang syiah.
Kalau boleh dan tidak keberatan, Anda menyajikan dengan prespektif yang seimbang..
Saya bukan sunni, saya bukan syiah, tapi saya Islam..

yuyun_muslimah said...

mas cahyo menurut saya, jangan membaca kisah khulafaur rasyidin hanya dari satu buku. saya rasa, karangan sebuah buku hanya pikiran subyektif seseorang. terkhusus untuk Umar ketika dahulu belum masuk Islam, Rasullulah berdoa kepada Allah untuk memasukkan diantara orang yng paling dicintaiNya agar islam semakin kokoh yaitu Umar atau Abu jahal..ternyata Allah menakdirkan Umar bi khattab.. perihal Umar menolak untuk tidak menjadi delegasi ke kaum kafir quraisy dan merekomomendasikan Utsman dikarenakan Utsman berasal dari bani yang cukp terpandang di suku Quraisy dan Ustman pun, cukup disegani oleh pemuka Quraisy..begitu saya rasa mas cahyo membaca jangan satu buku saja..coba memahami al-Qur'an dan hadits2 Rasullulah yang shahih tentunya
wallhu'alam..

Arif Haye said...

ngeri juga kalo copas dari sumber tulisan penganut shiah, bukankah orang shiah akan menghinakan ketiga khulafaur rhosyidin kecuali Ali kw? padahal dalam salah satu ucapannya Ali kw pernah berkata akan datang satu kelompok yang mengaku mencintai ahlu bait padahal sebenarnya kelompok itu tidak mencintai mereka.

Unknown said...

Sepertinya orang yg posting ini syi'ah, sungguh ini cerita musuh-musuh islam.

Tubagus Taufik Maullana said...

Dimata saya seluruh sahabat rasulullah umar ataupun ali adalah orang2 yang dimuliakan allah swt dan dicintai rasullulah.masalah sejarah saya tidak ingin membahasnya.sejarah sudah ditulis dalam al Qur'an nul karim.ketika ada hadist yg diragukan sanadnya menurut saya kita kembalikan lagi ke Al Qur'an.dalam al'Quran sudah dijelaskan musuh islam adalah orang2 kafir.dan dalam isi al Qur'an banyak mengisahkan kefasikan orang2 yahudi yg memusuhi islam.jadi menurut pandangan saya masalah sejarah islam kita kembalikan ke al Qur'an.tidak pantas dan tidak layak untuk diperdebatkan.mari kita bersatu sesama umat islam.karna musuh kita yang utama adalah orang2 zionis yahudi,merekalah yang seharusnya kita perdebatkan! Dilawan atau dijadikan kawan.itu lebih penting menurut saya.trims

cahyono adi said...

Tidak semua sahabat adalah mulia. Sebagian fasik, sebagian lainnya lagi bahkan munafik. Silakan baca QS At Taubah ayat 101.

Kebijaksanaan adalah jika kita mampu memilah-milah di antara mereka sesuai kadar keimanan mereka yg bisa kita dapatkan dengan membaca kitab-kitab sejarah dan hadits. Memuliakan yg mulia, dan menyingkirkan yang fasik apalagi yg munafik.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yg telah disucikan Allah sesuci-sucinya, yaitu ahlul bait (QS. 33:33) yg menurut tafsir berdasarkan hadits-hadits yg paling valid adalah Rosul sendiri, Ali, Fathimah, Hasan dan Hussein. Selanjutnya adalah itrah atau keturunan mereka. Mereka-lah orang-orang yg paling berhak dijadikan pemimpin dan tauladan, sumber ilmu dan tempat berhujjah.

Unknown said...

Saya setuju

abu bakar said...

nabi sahaja maksum,sahabat tidak,menceritakan sejarah yg betul bukan penghinaan, bila saja tidak maksom bisa salah-tidaklah mengurangkan darjat mereka,mereka dikritik/koreksi oleh sahabat lain mengingatkan kita ada pelbagai pentafsiran mereka dalam pelbagai isu terutama sekali hal imamah,syiah mereka yg mengemukakan nas mereka seperti blogger ini,ia menjumpai satu kebenaran,ia mengongsi faktanya-bersama kita berlapang dada atas usahanya anda pula sebagai seorang yg belum menjumpai nas anda carilah sendiri sehingga anda berpuas hati..jauhilah kedengkian terhadap syiah

Six Ballax said...

Pertama, Sayyidina Umar beraninya mengumumkan niatannya untuk berhirjah seraya menantang para pendekar Quraisy karena saat itu beliau belum membunuh orang2 qurais, setelah perjanjian Hudaibiyah tentu saja beliau tidak berani karena pada perang badar beliau sudah banyak membunuh orang2 qurais. Bodoh atau bunuh diri namanya kalau beliah yg pergi, apalagi beliau sudah tidak memiliki pelindung di Mekah. Kedua, Saidina Umar ra. oleh rosul tidak di anggap kasar, tapi sikapnya itu adalah cerminan kepedulian dan rasa memiliki terhadap islam. Ketiga. dll... panjang klu di tulis, tapi semua yg sdr posting di sini tidak benar dan hanya membentuk opini yg salah! (ini salah satu contoh sdr Cahyono bisa dikatagorikan menyebarkan fitnah/keburukan. Silahkan anda pikirkan lebih lanjut mksud saya)

Unknown said...

Mas bro cahyo cerita tentang duel kya nya kurang lengkap deh waktu itu banyak kaum muslimin yg siap meledeni duel trsebut bahkan mereka berebut krena jaminan surga dan ali adalah orang kedua yg meladeni setelah di ijinkan rosul untuk duel setelah duel pertama sahabat nabi tewas melwan orang kafir