Friday, 30 December 2011

KEPADA LIBERAL IDIOT YANG MASIH BERFIKIR SEGALANYA BAIK-BAIK SAJA


Kondisi Indonesia secara sosial, politik maupun ekonomi sama-sama kita ketahui tidak semakin membaik paska Reformasi, hingga beberapa waktu lalu beredar berita tentang hasil pooling yang menyebutkan Presiden Soeharto lebih baik ketimbang SBY. Saya bahkan telah menulis di blog ini bahwa kondisi terburuk akan terjadi paska terpilihnya SBY menjadi presiden kedua kalinya. Dan tanda-tanda terwujudnya prediksi saya sudah tampak, beberapa contohnya adalah Insiden Mesuji dan Insiden Bima. Namun saya tidak akan menulis tentang kondisi Indonesia, melainkan Amerika, negara yang menjadi ikon kemajuan di segala bidang, karena kondisi di Indonesia hanya riak-riak saja dari sistem ekonomi-sosial-politik global yang dikendalikan manusia-manusia tidak bermoral.

Ketika Obama terpilih menjadi presiden, dunia seakan dilanda demam Obama. Ia begitu diidolakan sebagian besar manusia di dunia meski sebagai sosok yang dipuja-puji, ia tidak mempunyai karya apapun untuk dibanggakan. Sebagai contoh, selama menjadi politisi dengan duduk sebagai anggota legislatif ia tidak pernah membuat satu pun rancangan undang-undang. Satu-satunya karya yang dibuatkan adalah biografi yang orang biasa saja bisa menilainya sebagai: sangat narsis.

Belum lagi latar belakang keluarganya: orang tua kandungnya yang tidak jelas status pernikahannya, ayahnya yang pemabuk berat dan meninggal tidak wajar, dan ... ah foto-foto telanjang ibu kandungnya kala masih muda beredar luas di internet. (Yah ibu Obama memang wanita "modern" dan "progresif" serta seorang "pejuang demokrasi dan kesetaraan gender"). Namun masih saja banyak saja orang-orang "idiot" yang memuja-mujinya setinggi langit hanya karena media-media massa barat sengaja mempromosikan dirinya. Saya (blogger) kenal dua orang petinggi media massa nasional "idiot" yang begitu antusias memuja-muji Obama dan keluarganya, mereka teman se-kampus dahulu.

Selain kebohongan-kebohongan yang telah ditebarkannya: membawa perubahan, menutup penjara Guantanamo, menghentikan perang di Irak dan Afghanistan .. bla bla bla, Obama juga membawa ekonomi Amerika ke titik kehancuran yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Di bawah kepemimpinannya saat ini Amerika meraih rekor hutang terbesar sepanjang sejarah, mencapai $15 triliun. Ia bahkan berencana menambah hutang lagi senilai $1,2 triliun tahun 2012.

Dan alih-alih memperhatikan rakyat kecil (Mainstreet), Obama justru mengorbankan mereka demi memenuhi ambisi nafsu para pemilik modal (Wallstreet) dengan kebijakan bailout-nya yang mencapai triliunan dolar. Namun bahkan dengan kebijakan bailout itu perekonomian Amerika tidak semakin baik, justru semakin hancur. (Bailout pada dasarnya adalah rekayasa untuk mengalihkan kekayaan sebagian besar rakyat kepada sebagian kecil pemilik modal, jelas dan tegas). Hutang pemerintah pun semakin membengkak, karena bailout dibiayai dengan hutang yang harus dibayar oleh pajak rakyat. Dan jika ditanyakan kepada para pengambil kebijakan, kapan kira-kira semua hutang itu bisa lunas dibayar, mereka hanya melengos karena memang tidak masuk akal hutang-hutang itu bisa lunas. Jika pun ada mesin uang yang bisa mencetak uang $100 dolar setiap detiknya, diperlukan waktu 4.750 tahun untuk melunasinya. Sialnya lagi pemerintah pun tidak bisa mencetak uang karena kekuasaan itu sudah diserahkan kepada sekelompok bandit pemilik saham bank sentral (Federal Reserve). (Liberal idiot menyangka bank sentral dimiliki oleh pemerintah hanya karena nama "federal". Mereka bahkan tidak bisa membedakan dengan "Federal Express" atau merek sepeda "Federal").

Perusahaan-perusahaan kolaps, dan penangguran meningkat tajam. Tinggal menunggu waktu saja saat tidak ada lagi negara dan lembaga keuangan internasional yang mau memberikan kredit kepada pemerintah Amerika, Amerika bangkrut dan hancur ekonominya. Tidak bisa dibayangkan dampak kehancuran raksasa ekonomi seperti Amerika terhadapa perekonomian global. Kehancuran ekonomi global yang sudah pasti diikuti kehancuran tatanan sosial politik global: peperangan dan kekacauan besar.

Di tengah-tengah maraknya penutupan perusahaan-perusahaan, SEARS, perusahaan retil terbesar Amerika, baru-baru ini mengumumkan rencana penutupan 100 hingga 120 supermarket SEARS dan KMART. SEARS yang begitu mendominasi industri retil Amerika dan pemiliknya selalu menempati daftar orang-orang terkaya Amerika, kebesarannya tergambar jelas pada kemegahan SEARS TOWER, salah satu gedung tertinggi di dunia. Namun SEARS telah hancur. Tahun ini saja harga sahamnya melorot hingga 40%. Dan bukan hanya SEARS, seluruh industri retil Amerika kini mengalami kehancuran. Dan mengingat komsumerisme merupakan tulang punggung ekonomi Amerika, hancurnya industri ini menandakan kehancuran ekonomi Amerika yang sudah di depan pintu.

Berikut adalah daftar perusahaan retil dan jumlah tokonya yang ditutup di Amerika selama tahun 2011.

405 Blockbuster
633 Borders
200 GameStop
189 Gap
160 f.y.e.
117 Anchor Blue
117 Foot Locker
100 Talbot’s
71 A.J. Wright
69 Metropark
63 Friendly’s
60 Rite Aid
52 Destination Maternity
50 Abercrombie & Fitch
50 Hot Topic
45 Big Lots
45 Family Dollar
43 Select Comfort
43 Sonic Drive-In
35 Denny’s
32 Great Atlantic and Pacific Tea Company, Inc. (SuperFresh, Pathmark Super Market)
30 Ultimate Electronics
28 Dominos
25 Superfresh (Great Atlantic & Pacific Tea Company)
20 Lowe’s


Sedihnya, diperkirakan tahun baru nanti jumlah supermarket yang ditutup di Amerika, menurut informasi sebuah perusahaan analis ekonomi, mencapai 5.000 toko.

Di seluruh Amerika, kemiskinan kini tampak sebagai fenomena yang mencolok. Jutaan warganya yang bangga dengan negara serta apa yang telah dicapainya kini sampai pada tahap tidak memiliki pilihan lain selain menjadi "pengemis". Pada awalnya para pengangguran baru korban PHK masih bisa ditampung oleh saudara dan kerabatnya. Namun kini jumlahnya sedemikian berat hingga bahkan orang-orang yang dahulu menjadi penolong, kini harus turut menjadi gelandangan. Pemandangan orang-orang bekas kelas menengah pengendara BMW dan Mercy yang antri untuk mendapatkan ransum makanan kini adalah hal biasa.

"Banyak orang yang datang malu-malu kepada saya dan mengatakan, "Anda tahu, dahulu saya sering menyumbang makanan dan uang ke sini. Sekarang saya membutuhkan pertolongan Anda."," kata seorang penjaga dapur umum di Crystal Lake, Illionis.

Namun tidak semua orang akan meminta dengan baik-baik, ketika kondisi sosial ekonomi semakin memburuk. Baru-baru ini saya melihat tayangan di program "Voice of America" yang ditayangkan sebuah televisi nasional, tentang bagaimana orang-orang antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan diskon sepatu merek terkenal. Dan saat pintu toko dibuka, orang-orang saling berkelahi hanya untuk bisa masuk. Pemandangan seperti itu ternyata sudah menjadi hal biasa di Amerika. Bahkan di Indonesia hal seperti ini rasanya jarang terjadi. Yang saya ketahui orang Indonesia hanya berebut untuk membeli Blackberry murah, bukan sepatu kets atau makanan cepat saji seperti di Amerika.

Saya juga sudah pernah memposting artikel tentang kota-kota yang berubah menjadi kota mati karena pemerintah daerahnya mengalami kebangkrutan.

Satu berita di sebuah stasiun televisi lokal Amerika: 2 orang remaja dipukuli hampir mati oleh sekelompok remaja yang menginginkan sepatu merek "Nike" yang mereka pakai.

Dan saat sentimen rasial turut berbicara, kondisi menjadi tak terbayangkan. Situs-situs berita dan blog-blog independen seperti "davidduke.com" dan "incogman.net" yang oleh para "liberal idiot" sering dijuluki sebagai "neo nazi", dan "ekstremis kanan" sering kali memberitakan hal-hal yang disembunyikan media massa, yaitu tentang pembantaian-pembantaian di luar perikemanusiaan yang dilakukan orang-orang kulit hitam terhadap warga kulit putih yang murni bermotif rasial ditambah motif ekonomi.

Dan karena Amerika adalah negeri yang mengijinkan kepemilikan senjata api, kondisi justru semakin memburuk karena para kriminal pun terkadang harus mengalami nasib mengenaskan ditembak mati korbannya.

Akan lebih baik tentunya jika saja para politisi memiliki kepedulian untuk menyelesaikan keruwetan ini. Namun sayangnya mereka tengah sibuk berlibur akhir tahun hingga pertengahan Januari tahun depan. Padahal sepanjang tahun mereka hanya bekerja relatif selama 1/3 jumlah hari dalam kalender tahunan.

Dan Obama tentu saja juga tengah menikmati liburannya yang rata-rata menghabiskan dana $4 juta dolar setiap kali berliburan. Dan masih saja banyak "liberal idiot" yang terus saja memuji-muji dirinya.

Menurut polling yang digagas "Gallup" baru-baru ini Barack Obama merupakan laki-laki yang paling dihormati oleh rakyat Amerika, Hillary Clinton di kalangan wanitanya. Yang menakjubkan Obama menduduki posisi tersebut selama 4 tahun berturut-turut. Hillary bankan telah menduduki posisi itu selama 10 tahun berturut-turut.

Orang bijak berkata, kegilaan terjadi saat seseorang melakukan hal yang sama berulang-ulang namun ia mengharapkan terjadinya perubahan. Rakyat Amerika, juga Indonesia tentunya, serta negara-negara "demokratis" lainnya, terus saja memilih para kriminal dan pencuri sebagai pemimpin mereka dan kemudian bermimpi keadaan akan menjadi lebih baik. Mereka menyangka para pemimpin itu adalah orang-orang yang bijaksana hanya karena kampanye pencitraan melalui media massa.

Banyak perubahan kecil atau sebuah perubahan besar saja tidak akan cukup untuk membuat keadaan membaik. Diperlukan perubahan besar-besaran secara fundamental dan komprehensif. Dan untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang tegas dan bijaksana. Bukan pemimpin yang peragu, apalagi perajuk yang bukannya mengayomi rakyat, justru membebani rakyat dengan keluh kesah. Orang ini hanya pantas masuk tong sampah.

No comments: