Monday 24 September 2012

SANG TERPILIH (RELOADED) 3

Heloh S Namidub alias Budiman Sholeh tengah galau akhir-akhir ini. Setelah yakin telah menjadi figur yang paling besar peluangnya untuk menjadi presiden Indungsia tahun 2014, kini ia merasa peluang itu merosot tajam.

Setelah Subagyo menunjuknya sebagai seorang menteri strategis, ia merasa impiannya untuk menjadi presiden Indungsia telah berada dalam jangkauan. Dengan semangat, ia pun menyusun tim kecil yang terdiri dari teman-teman lamanya sesama wartawan ditambah para mantan anak buahnya yang telah banyak menduduki jabatan penting di berbagai sektor di Indungsia. Rekomendasi yang didapatnya dari tim kecil yang dibentuknya adalah bahwa ia harus aktif membangun citra diri yang positif. Terutama adalah citra diri sebagai sosok yang sederhana dan cepat bertindak, dua sisi kelemahan yang ada pada figur Subagyo dan menjadi sasaran tembak lawan-lawan politiknya, dan dianggap sebagai dua aspek kepemimpinan yang dibutuhkan masyarakat Indungsia saat ini.

Maka serangkaian aksi pun dirancang. Pertama adalah aksi buka pintu tol yang dilakukan sendiri oleh Heloh. Dengan aksi ini diharapkan citra diri Heloh sebagai sosok yang cepat bertindak, terbentuk. Meski yang terjadi adalah aksi itu dianggap masyarakat sebagai tindakan yang "lebay" dan menunjukkan kengototan Heloh untuk membangun citra belaka. Aksi kedua adalah aksi tidur di lantai di rumah petani miskin di suatu daerah terpencil, meniru apa yang dilakukan Presiden Iran yang mendapat banyak simpati. Aksi ini untuk membangun citra diri sebagai pribadi yang sederhana. Namun lagi-lagi, aksi itu juga menjadi bahan olok-olokan sebagai aksi pembangunan citra.
Adapun aksi lainnya adalah menjadi promotor pengembangan mobil listrik. Dengan aksi ini Heloh ingin membangun citra sebagai pribadi yang cerdas, sebagai seorang "problem solver", meski ide ini ia contek dari blog "Cahyono Adi's Blog" yang jauh-jauh hari telah memaparkan bahwa mobil listrik adalah solusi bagi berbagai krisis sosial, ekonomi dan lingkungan di Indungsia. Aksi ini sekaligus juga untuk mengimbangi aksi simpatik Joyowi, seorang walikota sebuah kota yang tengah naik daun dan tengah digadang-gadang untuk menjadi gubernur Daerah Khusus Ibukota, yang mempromosikan mobil buatan domestik. Lagi-lagi, aksi Joyowi pun sebenarnya hanya menjiplak opini yang pernah dipublikasikan di blog "Cahyono Adi's Blog" yang bahkan lebih maju pemikirannya dengan mengusulkan dibuatnya UU Produk Dalam Negeri.

Ya, Joyowi-lah yang telah membuat Heloh galau bukan kepalang. Popularitas Joyowi (lengkapnya Joyo Widagdo) demikian cepat melesat setelah berhasil terpilih sebagai gubernur Daerah Khusus Ibukota, mendepak nama Heloh dari peredaran calon presiden mendatang. Sial-nya pada saat seperti ini, penyakit lamanya kambuh lagi, yaitu penyakit ginjal. Dokter-dokter Cina yang telah mencangkokkan ginjal bekas seorang tokoh komunis lokal yang meninggal karena dihukum mati akibat korupsi, telah menjamin bahwa ginjal barunya akan tahan hingga 20 tahun. Namun kini, hanya 5 tahun setelah operasi, ia mulai melihat tanda-tanda gagal ginjal, yaitu kulit wajahnya yang menghitam. Ia jadi teringat kematian tragis sohibnya, seorang tokoh Islam Liberal, setelah menjalani operasi ginjal di Singapura. Wajahnya menghitam dan orang-orang Islam konservatif mengolok-oloknya sebagai bentuk hukuman Tuhan kepada orang kafir.

Meski Heloh telah lama menganggap Joyowi sebagai pesaing, ia tidak menganggapnya terlalu serius. Hingga suatu ketika Surya P.M. Toh, temannya sesama anggota "organisasi persaudaraan" yang menjadi pemilik sebuah group media massa nasional, berkata kepadanya.

"Big Brother memilih Joyowi!" kata Surya dalam pertemuan informal anggota "organisasi persaudaraan", tiga  hari sebelum dilaksanakannya pilkada Daerah Khusus Ibukota.

Tidak lama kemudian Heloh melihat tanda-tanda kemenangan Joyowi yang tidak bisa dibendung. Media massa yang hampir semuanya memberikan dukungan kepadanya, bahkan yang sebelumnya memberikan dukungan pada lawan Joyowi. Demikian pula lembaga penyelenggara dan pengawas pilkada serta lembaga-lembaga survey yang semuanya telah mendapat perintah untuk mengamankan kemenangan Joyowi.


(bersambung)




No comments: