Thursday, 27 September 2012

ISRAEL GAGAL, IRAN SUKSES

(PERCOBAAN RUDAL TERBARU)



Uji coba rudal "Arrow 3", senjata pertahanan anti rudal paling modern Israel dinyatakan ditunda hingga akhir tahun karena alasan yang tidak jelas. Demikian laporan majalah mingguan Amerika "Space News" sebagaimana dikutip oleh " Globes" baru-baru ini.

Pengembangan "Arrow 3" sebenarnya telah terlambat selama setahun dari jadwal semula. Para ahli yang terlibat dalam proyek ini menolak menyebut alasan penundaan ujicoba yang mestinya dilakukan bulan September ini. Namun diperkirakan masalahnya cukup serius karena rudal tersebut harus dikirim kembali dari lokasi peluncuran ke sebuah instalasi perbaikan milik Israel Aerospace Industries.

Seorang sumber dari dephan Amerika menyebutkan kepada “Space News” bahwa penundaan ujicoba tersebut merupakan yang pertama kali terjadi, disebabkan karena adanya "tambahan pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki satu masalah".

Direktur Israel Missile Defense Organization, Yair Ramati, dikabarkan telah melaporkan masalah tersebut kepada direktur U.S. Missile Defense Agency Letjend Patrick O’Reilly dalam sebuah konperensi di Berlin minggu lalu.
Ujicoba ini sedianya akan menjadi yang pertama dari ujicoba sistem secara keseluruhan. Sebelumnya tiap sub-sistem telah menjalani ujicoba dan berhasil baik. Rudal "Arrow 3" merupakan pengembangan dari rudal "Arrow 2" dan dibuat oleh kerjasama antara perusahaan negara Israel Aerospace Industries dan Boeing Company dari Amerika. Rudal ini ditujukan untuk mempertahankan Israel dari ancaman rudal-rudal jarak jauh Iran seperti Shehab-3 serta rudal Sejjil-2 yang lebih canggih yang tengah dikembangkan Iran. "Arrow 3" memiliki daya jangkau 2 x lebih tinggi dari seri pendahulunya karena dibuat 2 tingkat dengan masing-masing tingkat memiliki sistem pendorongnya sendiri.

Menurut keterangan Itzak Kaya, kepala program pengembangan rudal "Arrow 3", ujicoba terakhir akan meliputi simulasi intersepsi (tumbukan) untuk menguji kemampuan deteksi rudal "Arrow 3". Banyak analis yang meragukan efektifitas rudal-rudal "Arrow". Baik "Arrow 1" maupun "Arrow 2" belum pernah teruji dalam pertempuran sebenarnya. Demikian juga halnya "Arrow 3" yang diragukan kemampuannya, meski telah mendapat tambahan kemampuan, untuk menghentikan "hujan rudal" yang dilancarkan Iran.

"Saya tidak bisa menjamin bahwa setiap rudal yang datang akan bisa dijatuhkan. Tidak ada perlindungan 100% dan tidak semuanya sukses. Namun saya pastikan bahwa setiap rudal Iran akan mendapatkan 1 rudal "Arrow" yang akan menjatuhkannya," kata Uzi Rubin, pakar rudal Israel yang pernah menjadi komandan satuan rudal Israel kepada radio tentara Israel, "IDF Radio" baru-baru ini.

Menurut perkiraan Rubin Iran memiliki 300 sampai 400 rudal Shehab-3 yang bisa menjangkau Israel dengan akurasi tinggi.

Sementara itu Iran menyatakan sukses melakukan uji coba rudal anti-kapal dalam ujicoba yang dilakukan di Selat Hormuz. Rudal tersebut ditembakkan secara simultan dan menghancurkan sasaran "sasaran besar" seukuran kapal perang dan menenggelamkannya dalam waktu 50 detik. Demikian pernyataan Jendral Ali Fadavi, komandan pasukan Pengawal Revolusi sebagaimana dikutip media Iran, "Fars", Rabu (25/9). Namun Fadavi tidak menyebutkan nama rudal yang dimaksud. Iran memiliki beberapa rudal anti-kapal, buatan sendiri maupun Cina dan Rusia. Salah satua rudal anti kapal Iran adalah rudal balistik Khalij Fars yang sukes diujicoba pertengahan tahun ini dalam latihan perang.

Laporan "Fars" tersebut mengindikasikan bahwa Iran juga melakukan latihan perang di tempat yang tidak jauh dari lokasi latihan perang yang dilakukan Amerika dan sekutu-sekutunya di Teluk Parsia yang telah dimulai minggu lalu.

Fadavi tidak membantah maupun membenarkan latihan perang yang dilaksanakan Iran. Namun ia menyebutkan bahwa Iran akan melaksanakan latihan perang besar-besaran di Selat Hormuz tidak lama lagi.



Ref:
"Arrow 3 Test Postponed due to Unknown Problem"; Gil Ronen; Israel National News; 19 September 2012

"Iran Missiles Test-Fired In Strait Of Hormuz"; NASSER KARIMI; Associated Press; 25 September 2012 .

No comments: