Saturday, 29 September 2012

SPANYOL TERANCAM PERANG SAUDARA

Spanyol pernah mengalami peristiwa perang saudara yang sangat keras dan kejam sebelum terjadinya Perang Dunia 2. Sebagai kelanjutan dari konspirasi yahudi internasional untuk menghancurkan negara-negara agama Eropa setelah Perang Sipil Inggris, Revolusi Perancis dan Revolusi Bolshevik Rusia, Spanyol menjadi sasaran berikutnya. Dengan menggunakan komunis sebagai alatnya, yahudi internasional berupaya merebut kekuasaan di Spanyol dengan kekerasan. Namun rakyat Spanyol yang religius dan nasionalis, melawan di bawah kepemimpinan Jendral Franco dan para pendeta Katholik. Perang sipil kemudian meluas setelah Uni Sovyet, kaum komunis dan zionis internasional (terutama Inggris dan Amerika) mengerahkan kekuatan membantu pemberontak komunis, dengan senjata maupun ribuan personil militer. Sementara Jendral Franco mendapat dukungan Jerman (dipimpin Hitler) dan Italia (dipimpin Mussolini). Akhirnya Jendral Franco pun berhasil memenangkan peperangan. Terima kasih kepada Hitler dan Mussolini.

Kini ancaman perang saudara melanda kembali di Spanyol akibat krisis ekonomi yang melanda negara-negara Eropa termasuk Spanyol.Spanyol telah sampai pada puncak penderitaan akibat krisis ekonomi: tumpukan hutang yang terus membebani keuangan negara, kredit macet sektor properti yang membengkak, tingkat pengangguran yang mencapai 25% yang sebagian besarnya adalah angkatan muda, ditambah berbagai aksi kerusuhan menentang program "penghematan" pemerintah. Kini masalah itu semakin serius setelah provinsi otonom Catalonia, wilayah paling makmur negeri Spanyol, mengancam untuk memisahkan diri.

Krisis politik dampak krisis ekonomi ini bermula 2 minggu lalu di ibukota Catalonia, Barcelona, ketika sejuta lebih warga Catalonia (total penduduk provinsi ini 7,5 juta jiwa) melakukan aksi demonstrasi di jalanan menuntut kemerdekaan.

Perselisihan antara Catalonia dengan pemerintah pusat sebenarnya telah berlangsung lama, namun krisis ekonomi yang terjadi sekarang menambah krisis itu mencapai puncaknya. Catalonia menganggap mereka terlalu besar menanggung beban krisis. Di bawah kebijakan fiskal yang berlaku, mereka harus membayar €16 setiap tahunnya kepada pemerintah pusat dan itu membangkrutkan ekonomi provinsi Catalonia. Dan kini, dengan rencana penghematan anggaran pemerintah dengan mengurangi anggaran sosial dan pendidikan, beban itu terasa semakin berat.

Pada hari Kamis (20/9) Presiden Catalonia Artur Mas bertemu perdana menteri Mariano Rajoy. Awalnya Mas bermaksud meminta dilakukan perubahan kebijakan fiskal terhadap Catalonia. Namun demonstrasi besar-besaran menuntut kemerdekaan membuat pertemuan gagal. Rajoy menolak Mas dengan mengigatkannya bahwa konstitusi tidak mengijinkan adanya pemisahan wilayah.

"Konstitusi perlu dimodifikasi atau tidak, namun tidak boleh mengabaikan keinginan rakyat," balas Mas lantang seusai pertemuan.

Sebagai pemimpin Democratic Convergence of Catalonia sekaligus koalisi "Convergència i Unió (CiU)" yang memerintah Catalonia, ia mewakili kelas menengah Catalonia dan dukungannya pada kemerdekaan hanya sebuah ambisi lama. Namun ambisi itu seakan kini menemukan jalannya.

"Catalonia akan mengikuti jalannya," katanya. Dan tidak terlalu lama lagi parlemen Catalonia akan menentukan sikap tentang jalan itu.

"Illegal dan berbahaya," kata menlu Spanyol José García-Margallo menanggapi isu pemisahan diri Catalonia. Ia mengancam jika memisahkan diri, Catalonia tidak akan pernah diakui sebagai anggota Uni Eropa.

Namun demikian sehari setelah pertemuan Mas dan Rajoy, jubir CiU Francesc Homs meningkatkan langkah menuju pemisahan. Setelah pemilu yang kemungkinan akan digelar tgl 25 November, parlemen Catalonia kemungkinan akan menginiasi upaya pemisahan diri, baik melalui referendum atau bahkan pernyataan pemisahan oleh parlemen. Homs menggambarkan Spanyol sebagai "singa" yang menyerang "kijang" (Catalonia).

Selain dampak ekonomi yang akan semakin menghancurkan Spanyol, pemisahan Catalonia memungkinkan terjadinya perang saudara yang berdarah-darah sebagaimana perang sipil tahun 1930-an. Atas masalah ini militer Spanyol telah menentukan sikapnya.

"Kemerdekaan Catalonia? Langkahi dulu mayat saya," kata Kolonel Francisco Alaman. "Bahkan jika seekor singa tengah tertidur, jangan pernah membangunkannya karena ia akan menunjukkan kekuatannya," tambahnya.



Ref:
"Spain Might Break Apart"; Testosterone Pit; 21 September 2012


No comments: