Sunday 3 July 2016

Cepat atau Lambat Amerika dan Rusia Saling Tembak di Suriah

Indonesian Free Press -- Sebagaimana dilaporkan blog ini, pesawat-pesawat tempur Rusia dan Amerika nyaris terlibat tembak-menembak di Suriah, ketika pesawat-pesawat tempur Rusia membom pangkalan militer pemberontak dukungan Amerika di dekat perbatasan Yordania, minggu lalu.

The National Interest, tanggal 2 Juli ini melaporkan lebih detil tentang insiden ini.

"Tidak ada pasukan Amerika di wilayah itu, namun Amerika segera mengirimkan pesawat-pesawat tempur dan mengaktifkan saluran komunikasi darurat untuk menghindarkan insiden dengan pesawat-pesawat tempur Rusia, dan memberitahukan Rusia untuk menghentikan serangan."

"Pesawat-pesawat SU-34 Rusia awalnya meninggalkan wilayah itu, namun kembali lagi melakukan serangan ketika pesawat-pesawat F/A-18 Amerika mengisi bahan bakar. Serangan kedua ini menewaskan pemberontak yang tengah memberikan bantuan kepada korban serangan pertama, sejumlah pejabat mengatakan," demikian tulis National Interest mengutip laporan Los Angeles Times.

Terkait dengan insiden itu media elektronik Amerika, CNN melaporkan bahwa para pilot Amerika berusaha menghubungi pilot-pilot Rusia dengan menggunakan saluran bersama, namun tidak mendapatkan respon.

Menurut laporan tersebut, ini bukan insiden pertama yang melibatkan pesawat-pesawat tempur Rusia dan Amerika. 'The Aviationist' merilis sejumlah insiden selama 8 bulan terakhir yang melibatkan pesawat-pesawat berawak maupun non-berawak Rusia dan Amerika di Suriah. Pada bulan April, pesawat-pesawat F-15 Israel juga nyaris bentrok dengan pesawat-pesawat Rusia.

Secara teori tidaklah mungkin terjadi bentrok udara antara Rusia, Amerika dan Israel, karena Rusia telah membangun saluran komunikasi bersama kedua negara tersebut. Selain itu, tidak ada alasan apapun yang memberi alasan terjadinya bentrok karena musuh bersama mereka, ISIS tidak memiliki pesawat udara. Selain itu juga tidak ada pasukan Amerika yang signifikan, yang membutuhkan perlindungan udara Amerika.

Namun, kesalahan pilot atau peralatan komunikasi dan militer bisa saja memicu terjadinya konflik udara antara dua negara superpower yang tengah bersaing di Suriah. Pada tahun 1950 sampai 1970-an pesawat-pesawat tempur Uni Sovyet (Rusia) dan Amerika terlibat tembak-menembak sebanyak 18 kali, meski Amerika dan Uni Sovyet juga telah membangun saluran komunikasi khusus.

Ketika dua superpower bersaing di satu negara, cepat atau lambat bentrok bersenjata pun pasti terjadi.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Konflik antar special forces d darat mngkin yg akn rutin terjadi.. Jika duel di udara, hny akan mnjdi ajanh gengsi sj dantara keduanya..