Thursday 29 September 2016

Ahmadinejad Dikabarkan Dilarang Maju Pilpres

Indonesian Free Press -- Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dilarang maju dalam pilpres mendatang. Kantor berita Associated Press melaporkan Selasa kemarin (27 September).

Menurut laporan itu larangan tersebut dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dengan alasan Ahmadinejad bisa menimbulkan polarisasi di kalangan 'garis keras' Iran.

"Sekutu dekat mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang kepemimpinannya ditandai dengan konfrontasi dengan negara-negara barat, mengatakan, Senin (26 September), bahwa pemimpin tertinggi negara itu menginginkannya untuk tidak maju dalam pilpres mendatang karena ia dianggap sebagai figur yang bisa memicu polarisasi di kalangan garis keras," tulis laporan tersebut semberi menyebutkan bahwa nama sekutu dekat Ahmadinejad itu adalah Mohammad Reza Mirtajeddini, mantan Wapres Ahmadinejad dari tahun 2009 hingga 2013.

Kabar tersebut didukung oleh Gholamreza Mesbahi Moghadam, ulama berpengaruh dan mantan angggota yang juga sekutu Ahmadinejad, di situs 'Khabar Online'. Namun belum ada konfirmasi dari pihak Ahmadinejad maupun pejabat resmi Iran tentang laporan ini.

Moghadam menyebut sikap Ayatollah Ali Khamenei menolak Ahmadinejad sebagai sesuatu yang serius, dan Ahmadinejad yang dianggap sebagai figur paling potensial dari kalangan konservatif, akan mematuhi permintaan tersebut.

“Jika ia (Ahmadinejad) tidak mengikuti permintaan itu, ia akan kehilangan banyak pendukung," kata Moghadam.

Permintaan tersebut, tulis laporan itu, disampaikan dalam pertemuan para ulama pada hari Senin. Tanpa menyebutkan nama, Khamenai mengatakan akan melarang seorang 'kandidat potensial' untuk maju dalam pilpres bulan Mei 2017 mendatang karena akan 'membuat situasi terpolarisasi dan membahayakan negara'.

Secara konasitusi pemimpin tertinggi adalah pengambil keputusan akhir atas semua hal, meski urusan-urusaan pemerintahan, kehakiman dan legislasi telah didelegasikan kepada lembaga-lembaga terkait. Termasuk dalam masalah pilpres, semua calon presiden harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas, sebuah lembaga yang beranggotakan para ulama yang separoh anggotanya ditunjuk oleh Khamenei.

Ahmadinejad sendiri belum pernah membuat pernyataan tentang keikutsertaannya dalam pilpres mendatang. Namun beberapa langkah yang dilakukannya beberapa waktu terakhir telah mengisyaratkan kesiapannya untuk maju.

Konstitusi Iran hanya mengijinkan presiden berkuasa selama dua periode dan boleh mencalonkan lagi setelah berhenti selama satu periode.

Selama dua kali empat tahun kepemimpinannya, Ahmadinejad berkali-kali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang membuat marah Amerika dan Israel. Ia misalnya mempertanyakan validitas 'holocoust' atau pembantaian orang-orang yahudi dalam Perang Dunia II. Ia juga menyebut bahwa Israel akan 'hilang dari muka bumi', yang diartikan Amerika dan Israel bahwa Iran akan menyerang Israel.

Selain itu, Ahmadinejad juga mengintensifkan program nuklir Iran sehingga membuat Amerika dan Israel khawatir dan berujung pada sanksi-sanksi internasional kepada Iran. Di sisi lain, ia juga pernah terlibat perselisihan serius dengan Ayotollah Ali Khamenei dan pemilu tahun 2009 yang dimenngkannya memicu protes kubu oposisi yang berujung pada aksi-aksi demonstrasi dengan kekerasan selama berbulan-bulan.

Sementara itu dua orang mantan Wakil Presiden di bawah pemerintahan Ahmadinejad dipenjara karena dinyatakan korupsi oleh pengadilan.(ca)

No comments: