Tuesday 6 September 2016

Keterlibatan Israel dalam Penanganan Ibadah Haji Dipertanyakan

Indonesian Free Press -- Media-media independent termasuk Indonesian Free Press (IFP) telah lama melaporkan keterlibatan Israel dalam penanganan ibadah haji di Saudi Arabia. Selain mengkhianati rakyat Palestina yang masih menjadi korban pendudukan Israel, hal itu dianggap bisa membahayakan keselamatan peserta ibadah haji.

Langkah Arab Saudi menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan rezim Zionis Israel untuk menjaga keamanan jemaah haji, memicu kecaman dari dunia Islam. Kantor berita Qodsna, 5 September, melaporkan, Syeikh Ekrima Sabri, Khatib Masjid Al Aqsa, Palestina memperingatkan masuknya perusahaan jasa keamanan G4S milik Israel ke tengah-tengah masyarakat Arab dan Islam. Ia menegaskan bahwa G4S tidak berhak melakukan aktivitas-aktivitas mata-mata dan keamanan terkait dengan jemaah haji.

Syeikh Ekrima Sabri menilai penandatanganan kontrak Saudi dan Israel itu dilakukan dengan tujuan untuk menginfiltrasi masyarakat Arab dan Islam.

"Penggunaan jasa sebuah perusahaan Israel untuk melayani jemaah haji adalah perbuatan haram," ujarnya.

Untuk menjaga keamanan jemaah haji dan mengawasi mereka lewat gelang elektronik yang dipakainya di musim haji tahun ini, Saudi bekerjasama dengan perusahaan jasa keamanan Israel, G4S. Dengan gelang ini otoritas Saudi bisa mengetahui posisi semua peserta ibadah haji setiap saat. Sayangnya, hal ini juga bisa dimanfaatkan oleh inteligen yang berkaitan dengan G4S.

Riyadh, awal Juli lalu mengumumkan, jemaah haji pada musim haji tahun ini akan dilengkapi dengan GPS dan informasi pribadi dan medis mereka untuk menghindari terulangnya insiden Mina tahun lalu.

Akibat kelalaian Saudi dalam mengelola pelaksanaan manasik haji, pada 24 Desember 2015, ribuan haji tewas dalam tragedi yang terjadi di Mina, sebagian besar adalah jemaah haji asal Iran. Dalam peristiwa ini disebut-sebut inteligen Israel juga terlibat. Memanfaatkan kerusuhan, agen-agen rahasia Israel menculik para pejabat sipil dan militer Iran yang mengikuti ibadah haji untuk mengorek informasi dari mereka sebelum dibunuh.


Salah seorang pejabat Iran yang meninggal adalah mantan pejabat inteligen dan Dubes Iran di Lebanon. Sempat menghilang selama beberapa minggu dan dibantah Saudi sebagai salah seorang peserta ibadah haji asal Iran, otoritas Saudi baru menyatakan kematiannya setelah pemerintah Iran terus mendesak Saudi untuk bertanggungjawab.

G4S adalah perusahaan milik zionis Israel yang berbasis di Inggris. Sebelumnya perusahaan ini telah terlibat intensif dalam masalah keamanan di wilayah pendudukan Israel di Palestina, termasuk menyediakan alat-alat penyiksaan. Keterlibatan perusahaan ini dalam penangangan ibadah haji sudah menjadi pemberitaan media-media independen, termasuk IFP, beberapa tahun yang lalu. Gerakan internasional memboikot perusahaan-perusahaan dan institusi-institusi Israel yang terlibat dalam pendudukan Palestina, BDS, juga sudah lama mengecam keterlibatan Israel dalam pelaksanaan haji.

Selain menangani ibadah haji, G4S juga ditugaskan Saudi Arabia untuk menangani keamanan di wilayah selatan Saudi dari serangan kelompok Houthis dari Yaman. G4S dikenal juga sebagai penyedia jasa keamanan untuk fasilitas-fasilitas publik seperti bandara dan pelabuhan.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

G4s tak hnya di Arab saja tp sdh merambah di kota2 tanah air.. Masyarakat msh bnyk yg tdk thu siapa pemilik prusahaan ini sesungguhnya