Thursday 9 March 2017

Selamat Tinggal Iran, I Love Indonesia (4)

Indonesian Free Press -- Jika saja revolusi Iran tahun 1979 terjadi saat ini, dengan gampang tudingan revolusi itu adalah sebuah rekayasa para zionis pengikut dajjal beredar di masyarakat, seperti halnya gerakan Arab Springs tahun 2010 lalu.

Salah satu alasan yang kuat adalah adanya dukungan media-media utama Barat. Alih-alih menutup-nutupi atau mengecilkan revolusi, media-media Barat yang diikuti media-media massa dunia termasuk Indonesia, justru membuat peristiwa itu sebagai sebuah peristiwa monumental. Selain itu, sosok pemimpin revolusi Ayatollah Khomeini juga mengalami akselerasi popularitas karena tulisan-tulisan bernada positif di media-media Barat.

"Media-media Barat, terutama British Broadcasting Corporation (BBC), dengan cepat menjadikan Khomeini sebagai pusat perhatian," demikian tersebut dalam tulisan berjudul "How the BBC helped bring the Ayatollah to power – Telegraph Blogs". London: blogs.telegraph.co.uk. 22 June 2009. Retrieved 18 October 2014.


"Media-media Barat yang biasanya bersifat kritis, dengan cepat menjadi boneka di tangan Khomeini," tulis Farah Pahlavi dalam bukunya 'An Enduring Love: My Life With The Shah', New York, NY: Hyperion Books. ISBN 140135209-X.

Dengan naiknya pamor Khomeini dengan cepat, ulama-ulama Iran lainnya yang sebelumnya lebih populer, menjadi tersingkir. Di antara mereka itu adalah Ayatollah Shariatmadari dan Ayatollah Taleghani, yang kelak menjadi musuh-musuh Khomeini paska revolusi.

Faktor lainnya, dan itu saling menguatkan dengan faktor dukungan media Barat, adalah faktor dukungan Amerika.

Mungkinkah revolusi Iran tahun 1979 akan berhasil tanpa dukungan Amerika?

Hanya idiot yang menjawab 'ya'. Alasannya sangat rasional. Tanpa dukungan Amerika, Khomeini tidak mungkin bisa terbang dengan pesawat komersil pulang dari pengasingannya di Perancis, ke Iran. Tidak ada pesawat komersil yang bersedia membawa terbang Khomeini tanpa jaminan keamanan Amerika. Kalaupun Khomeini berhasil pulang ke Iran secara diam-diam dengan melalui operasi inteligen canggih yang hanya bisa dilakukan oleh dinas inteligen Israel, Mossad, ia tidak akan bisa hidup lama, karena tentara yang loyal kepada Raja Shah dan sangat membenci Khomeini akan menembaknya di kesempatan pertama.

Tanpa dukungan Amerika, tentara Iran akan menumpas habis-habisan gerakan revolusi Iran. Bahkan meski harus menumpahkan darah ribuan rakyat Iran, seperti militer Mesir menumpas pengikut Presiden Mohammad Moersi tahun 2013 lalu.

Itulah sebabnya, hal pertama yang dilakukan Khomeini sebelum kembali dari pengasingannya di Perancis, adalah meminta jaminan keamanan dari Amerika dari ancaman militer Iran yang loyal pada Raja Shah. Tentara Iran, dengan kekuatan mencapai 400.000 personil dan persenjataan canggih kala itu adalah kekuatan militer nomor 5 di dunia. Selain loyal pada Raja, tentara Iran juga 'loyal' pada Amerika, karena Amerika adalah pemasok senjata dan pelatihan untuk mereka. Ketika Amerika meminta militer Iran untuk tidak campur tangan dalam revolusi, mereka pun patuh. Untuk membujuk militer Iran, Presiden Jimmya Carter pun mengirim Jendral Robert E Huyser.

Itu semua terjadi setelah Khomeini mengirim surat kepada Jimmy Carter pada 27 January 1979, memberikan jaminan bahwa Iran akan menjadi sekutu Amerika. Surat itu sendiri dikirim setelah terjadi perundingan selama dua minggu antara Khomeini dengan utusan Amerika di Perancis.

Untuk lebih lengkap mengenai 'perselingkuhan' antara Khomeini dengan Amerika ini, silakan seaching artikel ini: 'Two Weeks in January: America's secret engagement with Khomeini',  http://www.bbc.com/news/world-us-canada-36431160

Faktor lain yang membuat revolusi Iran tahun 1979 bisa dicap sebagai konspirasi zionis adalah jalannya revolusi yang jauh dari nilai-nilai agama.

Ketika Imam Ali bin Abi Thalib dibujuk oleh Abu Sufyan dan Abbas bin Abdul Muthalib untuk mengkudeta Khalifah Abu Bakar, Imam Ali tentu melihat peluang bagus untuk bisa berkuasa. Dengan dukungan Bani UMmayah dan Bani Thalib, sejumlah sahabat utama, plus orang-orang Anshar yang loyal pada Saad bin Ubadah, ia bisa mengalahkan Abu Bakar dengan relatif mudah. Namun, untuk itu harus melalui perang saudara yang menumpahkan ratusan atau bahkan ribuan ummat Islam. Maka Imam Ali pun menolak bujukan tersebut.

Teladan ini diikuti oleh Imam Hasan, Imam Zainal Abidin dan para Imam Shiah lainnya yang mengedepankan perdamaian daripada kerusakan dan pertumpahan darah, meski mereka sadar bahwa kepemimpinan ummat adalah hak mereka.

Namun, situasi sebaliknya terjadi selama Revolusi Iran. Demi menegakkan kekuasaan, pertumpahan darah sesama Muslim pun tidak dipedulikan. Ketika Ayatollah Shariatmadari dan pengikutnya melakukan pembangkangan, Ayatollah Khomeini mengirim tentara dan tank-tank untuk menumpasnya. Dan korban paling besar adalah ribuan warga sipil Iran yang menjadi korban serangan bom kimia dan ribuan milisi Basij yang dikirim ke medan perang Iran-Irak tanpa perlengkapan memadai. Ini setelah Khomeini menolak perdamaian yang ditawarkan pemimpin Iran Saddam Hussein.(ca)


Bersambung.

5 comments:

Anonymous said...

Perdamaian kadang bukan sesuatu yg bagus contoh kalau kita ditampar dan dipukuli di tempat ramai yg jelas menjatuhkan harga diri dan martabat sudah itu yg nampar kita ngajak damai dan mau mengobati kita mau sungguh mental rendah pengecut kita tak punya martabat apa yg di katakan Khomeini saat itu serang sampai tak bisa menyerang kembali .Dan harga diri bangsa Iran terbentuk martabat bangsa .Imam Ali kondisinya beda .Kekuatan abu bakar yg di dukung Umar dan Usman mempunyai garis suku fanatik kesukuan kuat apalagi abu Sufyan hanya pura pura mendukung karna nasab ummaya lebih besar termasuk Usman dari umaya belum lagi kekuatan modal keuangan .Hal yang utama dalam penegakan syariah adalah kesepakatan yg mimpin dan yg di pimpin . Reperendum mau atau tidak syariat Islam .Karna syariat bukan dagangan .Kalau reperendum kalah ya haram di terapkan .Hukum Islam hasil kesepakatan dan hasil kerja ulama berdakwah .Baru berkah perlindungan langit turun . Syariah di terapkan kerelaan dari penguasa dan rakyat.revolusi Iran dari kesepakatan kaum islamis kaum sekuler yg mendukung Khomeini angkatan udara selebihnya AL dan darat paska revolusi semua di non aktifkan dan seleksi ulang yg tak layak tak mendukung keluar dipindahkan jadi pegawai sipil.ankatan darat Jenderal yg sekarang murni produk Akmil paska revolusi .Tolong bung cahyono umur saya 55 dan saya mengamati revolusi sejak umur 16 tahun sejak SMP sampai saat ini .Maaf tulisan anda terlalu tendensius dan apa yg anda bayangkan itu seolah olah paling benar jadi hari ini tempe besok berubah oncom tulisan anda saja sudah mulai tolak belakang dng deeper Steele mana yg kami pegang

Unknown said...

Teruskan mas adi, saya dari malaysia sentiasa mengikuti tulisan mas adi hingga kini,yang mengatakan pendapat mas adi mengenai revolusi iran adalah salah, sila nyatakan dimana bukti kesalahannya...adil bukan

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Yang pantas menilai Iran sendiri adalah rakyat mereka sendiri. Buktinya sampai sekarang mereka semua baik2 saja koq. Hanya segelintir orang2 pemalas dan kebarat2an keluar dari Iran dan menumpang hidup dinegara lain.

Anonymous said...

Bung cahyono ini tulisannya banyak Baper namun prinsip pertama kali kecewa semua pikirannya mau menjatuhkan tak tahu itu sumber dari mana mohon maaf kalo di banding masyarakat Iran .Korub kita sangat luar biasa .Banyak keluarga orde baru jadi konglomerat dan Aseng Aseng jadi konglomerat .Maaf mulai dari biro kreasi sampai ke swasta reformasi juga rekayasa pak Harto mau turun kerja sama dg amin rais. Gusdur dan Mega Wati .Pak Harto hanya kalah dg wangsit mengharuskan turun dan pak Harto memerintahkan amin rais untuk menyuarakan suksesi ke kampus kampus .Kalo tak ada jaminan pak Harto sudah matek .Jadi mahasiswa suruh duduk gedung MPR /DPR .Alasan penyerahan ke kuasaan cukup ke mahkamah agung karna gedung MPR dan DPR di duduki mahasiswa dan mulai sistem kenegaraan berubah total pelemahan MPR hilangnya GBHN melemahnya kontrol pusat .Maaf saya tak memihak Jokowi .Kontrol dinas pertambangan kini hanya d provinsi kabupaten tak bisa lagi kerjasama dg asing semena mena kontrol ke uangan Pemda sistem informasi Line diawasi KPK dan pembangunan tidak Jawa sentris .Semua presiden mengutamakan di Jawa .Kini Sumatra Kalimantan dan Papua ke bagian Mega proyek infrastruktur .Maaf itu realita .Cuma kini .Dan berani karena keuangan lagi sulit .Coba dulu jaman pak Harto duit melimpah
Boleh bangunan daerah kalau alasan mendukung transmigrasi cepat disetujui di bangun Jakarta dan Jawa saja mau punya motor aja susah .Kembali ke Iran jelas nampak alasan yg di buat buat dan SUDAH TERJANGKIT IRAN PHOBIA .TITIK PERTAMA PERLINDUNGAN LANGIT AKAN TURUN APA BILA RAKYAT .SETUJU DITERAPKAN SYARI'AT ISLAM MELALUI REFERENDUM .DAN KHOMENI BERHASIL DAPAT DUKUNGAN 98 PERSEN BERARTI ULAMA BERHASIL BERDAKWAH. 15 TAHUN DI PENGASINGAN 14 TAHUN DI IRAK 1TAHUN DI PRANCIS 15 TAHUN CERAMAH MELALUI MENGRIM KASET KEMESJID SELURUH IRAN WAKTU REVOLUSI YG KELUAR KEJALAN DIPERKIRAKAN ADA SEKITAR 25 JUTA ORANG SEMUA INSTALASI MILITER ANGKATAN DARAT SUDAH DI KEPUNG SUMBER BUKU AYATHULOH KOMENI DAN REVOLUSINYA CETAKAN 1979 .DAN SELURUH PERWIRA ANGKATAN UDARA BERBAIAT KE AYATHULOH 7 HARi SETELAH ITU PENGEBOOMAN ANGKATAN UDARA POSISI BARAK BARAK ANGKATA DARAT PENANGKAPAN PERWIRA DAN HUKUMAN MATI TERLIBAT PEMBUNUHAN DI JALAN DIPERKIRAKAN RIBUAN YANG PIHAK DEMONSTRAN DAN NON AKTIF SELURUH ANGKATAN DARAT DAN PENGSMANAN DIAMBIL ANGKATAN UDARA DA ANGKAT LAUT BESERTA BASIJ MILITER.MAKANYA PERANG IRAK IRAN TAK PUNYA ANKY DARAT HANYA BASIJ YG PERANG