Wednesday, 1 November 2017

'Holodomor', Sejarah Pahit Bangsa Ukraina di Bawah Regim Komunis

Indonesian Free Press -- Manusia macam apa yang sanggup untuk membunuh jutaan manusia dan kemudian mengatakan, "Kematian seseorang adalah sebuah tragedi dan kematian satu juta orang adalah statistik"?

Dia adalah Joseph Stalin, pemimpin komunis Rusia (Uni Sovyet) yang berkuasa sejak dekade 1920-an hingga tahun 1953. Ia bertanggungjawab atas pembunuhan puluhan juta rakyat Rusia selama regim komunis berkuasa sejak tahun 1917 hingga runtuhnya Uni Sovyet pada akhir dekade 1980-an. Salah satu episode pembantaian itu adalah apa yang disebut dengan istilah 'holodomor', yaitu pembunuhan massal rakyat Ukraina dengan cara rekayasa wabah kelaparan antara tahun 1932 sampai 1933.


Namun Stalin bukanlah satu-satunya orang yang bertanggungjawab atas pembantaian rakyat Rusia. Ia hanya bagian dari sekelompok pengikut dajjal yang menggunakan tipuan komunisme untuk menghancurkan entitas-entitas negara dan agama di seluruh dunia. Tidak ada manusia normal yang bisa membantai jutaan orang dan kemudian mengatakan, 'Ini hanya statistik!', kecuali ia adalah penyembah setan. Dan di antara para pengikut setan itu adalah mereka yang kemarin mendukung komunisme di kantor LBH, yang berselfie dengan simbol-simbol komunis, dan yang dalam Pilkada DKI lalu menjadi pendukung penista agama Ahok.

Mengenai peristiwa 'holodomor' sendiri banyak fihak yang berusaha mengaburkannya sebagai fakta sejarah. Adapun bagi rakyat Ukriana sendiri peristiwa ini sedemikian mengerikan sehingga menjadi trauma yang harus dipendam di alam bawah sadar. Namun peristiwa pahit ini kembali muncul ke permukaan setelah terbitnya buku ‘Red Famine: Stalin’s War on the Ukraine’ karya Anne Applebaum bulan September lalu.

Dalam reviewnya tentang buku itu, media Inggris Daily Mail pada 25 Oktober lalu menulis: "Holocoust yang terlupakan: Bagaimana Stalin membuat jutaan orang kelaparan hingga tewas dalam satu 'percobaan' Markisme yang mengerikan, yang oleh banyak warga Rusia masih dianggap tidak pernah ada."

Buku itu bukan karya ilmiah ataupun laporan jurnalisme pertama yang mengungkapkan tragedi 'holodomor'. Film dokumenter 'Bitter Harvest: A Brilliant Film on the Ukrainian Holodomor' karya Bryan Christopher Sawyer adalah di antaranya. Atau laporan jurnalisme Gareth Jones yang mengunjungi Ukraina tahun 1933 dan mengungkapkan tragedi itu ke dunia. Namun setiap kali laporan-laporan ataupun karya ilmiah seperti itu dinafikan oleh 'kekuatan besar' zionis internasional.

Tidak lama setelah munculnya laporan Gareth Jones, wartawan New York Times pemenang hadiah Pulitzer, Walter Duranty, dikirim ke Rusia untuk menyanggah laporan itu. Tidak lama kemudian muncullah laporan tandingan buatan Duranty berjudul ‘Russians Hungry But Not Starving’. Kemudian Duranty melanjutkan dengan mengatakan, "Semua laporan tentang kelaparan di Rusia adalah propaganda jahat yang berlebihan."

Kembali ke buku Anne Applebaum. Dr Lasha Darkmoon dalam blognya yang cukup terkenal, mengutip buku itu dan menulis bahwa Stalin lah yang mengeluarkan perintah untuk merampas seluruh gandum yang dihasilkan di wilayah Ukraina untuk membuat rakyat Ukraina kelaparan demi ambisinya untuk menghancurkan perlawanan rakyat Ukraina terhadap komunisme. Karena 'kebijakan' itu, antara tahun 1932-1933 saja sebanyak 7 sampai 10 juta rakyat Ukraina tewas kelaparan.

"Suatu hari di musim panas tahun 1933, di sebuah desa di Ukraine, saat itu bagian dari Uni Soviet, seorang bocah kecil bangun dari tempat tidurnya. Ia kelaparan dan bukan sekedar merasa lapar. ‘Ayah, saya ingin makan, Ayah! ia berteriak menangis. Namun tidak ada jawaban. Anak itu kemudian berjalan ke kamar ayahnya yang tampak sedang tidur. Ada busa di bawah hidungnya, ingat anak itu. Kemudian ia menyentuh kepala ayahnya. Dingin.

Beberapa waktu kemudian datang kereta kuda yang memuat mayat-mayat yang tergeletak seperti 'sheaves’. Dua orang turun dari kereta dan masuk ke dalam rumah, mengangkat mayat sang ayah dan memasukkannya ke dalam kantong mayat, kemudian melemparkannya ke dalam kereta. Kemudian mereka pergi.

Anak itu kemudian menggelandang tak tentu arah. Memakan apa saja yang ditemukan yang dianggapnya bisa mengurangi kelaparan. Betapapun, ia selamat, namun tidak dengan jutaan orang lain di negaranya yang tidak beruntung.

Dalam bukunya Anne Applebaum menggambarkan secara detil proses kelaparan yang dialami jutaan warga Ukraina. Setelah sehari dua hari tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh, tubuh akan memangsa cadangan gula dan lemak di dalam tubuh. Beberapa minggu kemudian, kanibalisme pun terjadi ketika tubuh memangsa daging dan otot. Sebelum proses ini kebanyakan manusia meninggal oleh inveksi yang tidak bisa ditangkal tubuh karena hilangnya sistem pertahanan tubuh. Dan jika ia mampu bertahan, tidak ada lagi daging yang melekat di tubuh kecuali tulang dan kulit.

Kisah-kisah horror yang jauh lebih mengerikan juga diungkapkan dalam buku itu, di antaranya:

Seorang gadis remaja berdiri di samping antrian orang-orang yang hendak membeli roti di sebuah toko. Pada setiap orang yang baru mendapatkan sepotong roti, gadis itu meminta sedikit remah-remah. Karena tidak mendapatkan yang dimintanya, gadis itu kemudian nekad meminta langsung kepada penjaga toko. Namun, kelaparan membuat semua orang menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Penjaga toko itu marah dan memukul gadis itu hingga terjatuh. "Bangun! Kembali ke rumah dan bekerjalah!" kata penjaga toko itu sembari menendang tubuh gadis itu. Namun gadis itu tidak bereaksi sedikitpun, karena ternyata ia telah meninggal.

Di sebuah desa, seorang bocah laki-laki memberi sepotong roti kepada temannya. Anak-anak lain yang tidak mendapatkan bagian marah dan mengeroyok bocah itu sampai meninggal.

Seiring berjalannya waktu dan kelaparan semakin merajalela, kegilaan pun semakin banyak terjadi. Seorang ayah yang stress karena anak-anaknya terus menangis membunuh ketiga anaknya dengan tangannya sendiri. Dua anak dibenturkan kepalanya ke tembok dan satu lagi anaknya yang masih bayi dipukuli di atas keranjangnya.

Namun, horror yang paling mengerikan mungkin adalah kisah-kisah tentang kanibalisme.

"Di sebuah desa, polisi menangkap seorang laki-laki yang menjadi gila setelah istrinya meninggal. Seorang tetangga menanyakan kepadanya, mengapa ia tampak lebih gemuk dibanding orang lain? 'Saya telah memakan anak-anak saya. Dan jika kamu berbicara terlalu banyak, saya akan memakanmu juga.'"

"Kemudian, di sebuah kamp Gulag, seorang wanita keturunan Polandia bertemu dengan ratusan orang yang 'tampak sedih, telanjang kaki dan setengah telanjang badan' yang ditahan karena melakukan kanibalisme. Anak-anak mereka meninggal karena kelaparan, kemudian, terdorong oleh rasa lapar, mereka memasak mayat anak-anak itu dan memakannya. Namun kemudian, setelah mereka sadar, mereka pun kehilangan akal."

Untuk melakukan pembantaian massal secara 'konvensional', diperlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Orang-orang komunis Rusia memerlukan waktu berminggu-minggu untuk membantai 40.000 warga kelas menengah Polandia di Hutan Kathyn. Mereka diangkut ke dalam gerbong kereta api ke kamp yang berada di tengah hutan. Kemudian satu demi satu mereka dilucuti, diinterogasi, dan dibawa masuk ke ruang eksekusi untuk ditembak di bagian belakang kepalanya. Karena itulah Stalin, mungkin atas saran kolega-koleganya sesama yahudi penyembah dajjal seperti Lazar Kaganovich, mencari cara 'jitu' untuk membunuh jutaan orang tanpa banyak keluar energi. Dan 'holodomor' adalah cara jitu itu.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Kebiadaban yg ditutup rapat,
Wajar jika Ukraina msh dendam kesumat dg sejarah kelamnya