Wednesday 29 November 2017

Pengakuan John Kerry: Israel, Mesir dan Saudi Desak AS Bom Iran

Indonesian Free Press -- Mantan Menlu Amerika (AS) John Kerry membuat pengakuan mengejutkan tentang desakan Israel, Mesir dan Saudi Arabia kepada Amerika agar membom Iran sebelum ditandatanganinya kesepakatan internasinal tentang program nuklir Iran tahun 2015 lalu.

Seperti dilaporkan Times of Israel, 29 November, John Kerry membuat pengakuan itu dalam acara 'Ignatius Forum in Washington' yang diorganisir surat kabar Washington Post pada hari yang sama.

"Masing-masing dari mereka mengatakan kepada saya, Anda harus membom Iran. Itulah satu-satunya hal yang ketahui," kata Kerry menunjuk pada PM Israel Benjamin Netanyahu, Raja Saudi Arabia Abdullah dan Presiden Mesir Husni Mubarak.


Saat itu Kerry masih menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS sebelum diangkat menjadi Menlu oleh Presiden Barack Obama tahun 2013. Husni Mubarak turun dari kursi kepresidenan oleh gerakan Arab Springs tahun 2011, sementara Raja Abdullah meninggal dunia tahun 2015.

Namun dari ketiganya, Netanyahu yang paling agresif mendesak Amerika untuk membom Iran. Demikian pengakuan Kerry.

Membela keputusannya menandatangani kesepakatan bagi program nuklir Iran bersama pemimpin-pemimpin Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman, Kerry menyebut bahwa Saudi dan Mesir tidak memiliki sikap yang konsisten tentang Iran. Menurutnya, meski kedua pemimpin negara Arab itu mendesak AS untuk membom Iran, mereka akan mengecam AS saat aksi itu dilakukan.

Kerry, mengaku tidak terlalu yakin bila Iran tidak akan melanjutkan program nuklirnya setelah penandatanganan kesepakatan. Namun ia menjamin bahwa kesepakatan tersebut adalah pilihan terbaik untuk menjaga keamanan dan kestabilan kawasan.

“Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, tanpa kesepakatan itu peluangnya bagi munculnya konflik senjata sangat besar," kata Kerry yang menjadi Menlu AS tahun 2013 sampai 2017.

Kerry pun mengecam Presiden Donald Trump yang mengatakan kepada Congress untuk mengesampingkan kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan 'mengotori air' atas tindakannya mengeritik kesepakatan yang sah yang dicapai melalui upaya diplomatik. Ia menuduh Trump tengah mencoba mengambil hati masyarakat yahudi Amerika yang sebagian besar tidak menyukai kesepakatan nuklir Iran.

PM Israel Netanyahu berkali-kali mengeluarkan ancaman untuk membom Iran dan sejumlah laporan bahkan menyebutkan ia nyaris melakukannya pada tahun 2013. Namun para pengamat menyebut Israel tidak akan mampu menyerang Iran sendirian, kecuali dengan dukungan Amerika.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Menyerang Iran akan membuat Amerika berpikir bekali kali