Wednesday 18 August 2010

Speedboat Torpedo Iran untuk Amerika


Iran terus berupaya memperkuat angkatan lautnya menghadapi kemungkinan terjadinya Perang Teluk yang dilancarkan Amerika-Israel terhadap negeri para pecinta ahlul bait ini. Namun berbeda dengan negara-negara Islam lainnya yang menggantungkan persenjataannya dari negara-negara besar, Iran berhasil membangun sendiri persenjataan angkatan lautnya.

Setelah kehadiran kapal-kapal selam ringan kelas “Qadir” yang sepenuhnya buatan dalam negeri baru-baru ini, angkatan laut Iran segera diperkuat dengan armada super speedboat yang memiliki kemampuan tempur canggih. Sama seperti kapal selam siluman Qadir, speedboat-speedboat baru tersebut memiliki kemampuan meluncurkan rudal dan torpedo yang bisa menenggelamkan kapal-kapal perang musuh yang berukuran jauh lebih besar. Hebatnya, itu semua dilakukan pada saat speedboat melaju dalam kecepatan tinggi.

Dalam acara peresmian satuan tempur super speedboad yang terdiri dari 12 speedboat yang diberi nama Zulfikar tgl 10 Agustus lalu, komandan angkatan laut tentara pengawal revolusi Iran, Rear Admiral Ali Fadavi mengumumkan rencana produksi besar-besaran speedboat yang merupakan tiruan dari super speedboat pemegang rekor kecepatan buatan Inggris, Bladerunner 51 itu pada tahun 2011.

Sebelumnya Fadavi pernah mengancam akan mengerahkan 100 kendaraan laut tempur untuk melawan setiap kapal musuh yang menyerang Iran. Dengan asumsi armada kapal perang Amerika dan Israel mencapai 100 buah di Teluk Parsi, Iran telah merencanakan membangun setidaknya 10.000 unit speedboat Zulfikar. Dikabarkan bahwa speedboat-speedboat Iran itu mampu melaju hingga kecepatan 70 knot atau 131 km/jam, sebuah kecepatan yang sangat tinggi untuk kendaraan laut.

"Kami mendapatkan teknologi kapal ini dari Inggris dan apa yang membuat Amerika khawatir adalah kita telah melengkapi kapal ini dengan perlengkapan militer,” kata Fadavi sebagaimana dikutip kantor berita Iran, IRNA. “Tahun depan kami akan memulai memproduksinya secara massal,” tambahnya.

Fadawi memperingatkan bahwa Iran tidak akan mentolerir setiap inspeksi terhadap kapal-kapal yang berlayar menuju dan dari Iran. Sebagaimana diketahui PBB baru saja mengenakan sangsi baru kepada Iran berupa sangsi ekonomi dan militer, termasuk pembatasan terhadap kapal-kapal yang boleh keluar masuk Iran. Pada tgl 9 Juni lalu Dewan Keamanan PBB mengijinkan dilakukannya inspeksi terhadap kapal-kapal angkutan yang menuju maupun keluar Iran.

“Republik Islam Iran memiliki otoritas di Teluk Persia dan kami akan melawan setiap langkah agresi terhadap kami,” tambah Fadavi.

No comments: