Saturday 14 January 2012

3 KAPAL INDUK AS DI DEKAT IRAN


3 kapal induk Amerika berada di dekat Iran. Tidak ada analisis lain kecuali persiapan perang Amerika terhadap Iran.

Saat ini terdapat 2 kapal induk Amerika di dekat perairan Iran, yaitu USS John C. Stennis yang berada di lepas pantai Oman, dan USS Carl Vinson yang baru ditugaskan bergabung dengan satuan Armada V Amerika (bermarkas besar di Bahrain, Teluk Parsi) dan kini tengah berlayar di Laut Arab. Satu kapal induk lagi, USS Abraham Lincoln kini tengah berlayar dari Pasifik menuju pos barunya di Teluk Parsia memperkuat Armada V.

Ditambah dengan peristiwa pembunuhan pakar nuklir Iran, Rabu (11/1), perkembangan di atas semakin meningkatkan kekhawatiran terjadinya perang di kawasan Teluk Parsia antara Iran melawan Amerika-Israel yang semua analisis politik dan militer sepakat bisa memicu konflik yang tidak terkendali. Iran menuduh Amerika dan Inggris bertanggungjawab atas pembunuhan pakar nuklir Iran tersebut di atas.

USS John C. Stennis beberapa waktu lalu meninggalkan markas Armada V di Bahrain melalui Selat Hormuz pada saat Iran tengah mengadakan latihan militer hingga menimbulkan kekhawatiran terjadinya insiden. Tidak lama kemudian pejabat militer Iran mengancam kapal tersebut untuk tidak kembali lagi ke Teluk Parsia. "Kami tidak biasa memberikan peringatan dua kali," kata pejabat Iran tersebut, mengindikasikan kemungkinan Iran akan menghentikan dengan kekerasan setiap kapal Amerika yang melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Parsia dengan Samudra Hindia sehingga bisa memicu terjadinya perang. Secara administratif jalur lalu-lintas laut Selat Hormuz memang melalui perairan Iran, meski terdapat konvensi internasional yang membuat Iran mengijinkan semua kapal boleh melalui jalur tersebut. Namun dalam kondisi darurat yang mengancam kepentingan nasional, Iran, secara hukum bisa saja memblokir jalur yang menyalurkan 20% ekspor minyak dunia tersebut. Dan Iran kini terancam kepentingan nasionalnya setelah Amerika dan Uni Eropa memberikan sanksi ekonomi baru yang bisa mengancam ekspor minyak Iran.

Secara teknis, rata-rata Amerika mempertahankan keberadaan 1-2 kapal induk di kawasan operasional Armada V. Keberadaan 3 kapal induk tentu semakin menguatkan spekulasi serangan militer Amerika atas Iran. Namun tentu saja secara politis Amerika membantah kemungkinan itu.

“I don’t want to leave anyone with the impression that we’re somehow zorching [speeding] two carriers over to there because we’re concerned with what happened today in Iran,” kata jubir AL Amerika John Kirby. “This is just prudent force posture requirements set by the combatant commander,” tambahnya.



KRISIS IRAN MEMBUAT PANGLIMA AS SULIT TIDUR

"Jika Anda bertanya apa yang membuat saya terjaga di tengah malam, itu adalah Selat Hormuz dan perkembangan yang terjadi di Teluk Arab," kata Admiral Jonathan Greenert, panglima AL Amerika sejak September tahun lalu, kepada Reuters, Selasa (10/1).

Komentar tersebut diberikan Greenert setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz bulan lalu setelah Amerika berencana menerapkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Iran yang bisa mengancam ekspor minyak Iran.

Ancaman tersebut dibalas dengan keras oleh atasan Greenert, yaitu kepala staff gabungan Jendral General Martin Dempsey, yang menyatakan bahwa penutupan Selat Hormuz adalah tindakan yang tidak bisa ditolerir Amerika.

"Ya, mereka bisa menutup Selat Hormuz, namun kami akan melakukan aksi untuk membukanya kembali," kata Dempsey dalam acara talkshow televisi.

Greenert tidak menjelaskan tentang bagaimana ia akan membuka Teluk Parsia yang ditutup Iran. "Saya adalah seorang organiser, pelatih, dan penyedia perlengkapan. Saya harus bisa memastikan bahwa orang-orang saya memiliki perlengkapan yang tapat untuk melakukan misi," katanya.

"Kapal-kapal kami yang berlalu lalang di area itu, saya ingin membuat kepastian mereka sanggup mengatasi semua keadaan dengan semua perlengkapan yang dimilikinya," tambahnya.

Keseriusan menghadapi krisis Iran juga ditunjukkan oleh panglima AU Amerika, Jendral Norton Schwartz. Kepada "Reuters", Minggu (8/1) ia menyatakan bahwa AU Amerika akan memainkan peran penting dalam upaya mengamankan Selat Hormuz. Menurutnya AU Amerika akan memastikan superioritas udara terbatas atau bahkan yang lebih luas, menyediakan bantuan bagi satuan militer lain serta menjaga keamanan saluran telekomunikasi melalui satelit, sebagaimana juga menyediakan data pengintaian dari satelit dan pesawat terbang.



SUMBER:
"Two U.S. Aircraft Carriers Near Iran, With A Third On The Way"; Spencer Ackerman; Wired News; 12 Januari 2012


"Iran strait “keeps me awake at night” – U.S. Navy boss"; Phil Steward; Reuters, 10 Januari 2011

No comments: