Sunday 8 January 2012

DIPLOMAT JERMAN DITANGKAP TERKAIT SERANGAN BOM SYRIA


Pasukan keamanan Syria dikabarkan telah menangkap sekelompok orang yang berada di dalam mobil milik kedubes Jerman di Amerika, setelah terjadinya serangam bom yang menewaskan puluhan orang di Damaskus, Syria, Jumat (6/1). Mereka yang ditangkap tersebut dikabarkan berusaha memprovokasi orang-orang untuk menentang pemerintah, tidak lama setelah terjadi serangan. Serangan ini merupakan ketiga kalinya dalam waktu hanya dua minggu terakhir.

Penangkapan tersebut semakin menguatkan tuduhan Syria dan sekutu-sekutunya bahwa terdapat konspirasi internasional untuk menggulingkan pemerintahan Syria. Minggu lalu pemerintah Syria menuduh Amerika telah melakukan campur tangan terhadap Liga Arab dalam urusan Syria, setelah asisten menlu Amerika Jeffrey Feltmen menemui para menlu Liga Arab yang tengah membahas perkembangan Syria menyusul ditariknya para pengamat Liga Arab dari Syria.

"Amerika adalah salah satu pihak yang menginginkan terjadinya kekerasan. Pernyataan-pernyataan Amerika merupakan bentuk campur tangan terhadap Liga Arab dab merupakan bentuk upaya ilegal untuk menginternasionalisasi masalah Syria," kecam jubir kemenlu Syria, Jihad Makdisi, Rabu (4/1) setelah Amerika mengumumkan akan mengirim Feltmen ke Kairo menemui para menlu Liga Arab.

Beberapa hari sebelum ditariknya para pengamat tersebut media-media barat juga melakukan kampanye negatif terhadap keberadaan misi pengamat tersebut. Mereka mempertanyakan kredibilitas tim pemantau setelah pimpinan tim tersebut, Jendral Mohamed Ahmed Mustafa al-Dabi, menyatakan bahwa perkembangan di Syria sebagai "menjanjikan".

Misi pemantau Liga Arab merupakan bentuk jalan tengah yang disepakati Syria dan Liga Arab untuk menyelesaikan krisis politik Syria yang tidak juga kunjung berhenti meski pemerintahan Presiden Bashar al Assad telah melakukan berbagai langkah reformasi fundamental seperti ditetapkannya UU kebebasan pers, UU Pemilu dan pembebasan tahanan politik.

Sekutu Iran, Iran juga mengecam Amerika atas terjadinya krisis di Syria. Tidak lama setelah terjadi serangan bom tersebut di atas, pemerintah Iran menyatakan bahwa Amerika telah memprovokasi terjadinya perang sipil di Syria.

Dubes Amerika sendiri telah ditarik ke negerinya setelah terjadinya aksi-aksi serangan terhadap kantor kedubes Amerika termasuk serangan fisik terhadap dirinya karena dianggap memprovokasi kerusuhan. Ia misalnya pernah mengunjungi para tokoh oposisi di kota Homs, basisnya gerakan penggulingan pemerintahan Syria.



MENUAI KECAMAN

Sekutu-sekutu Iran, Lebanon, Irak, Rusia dan Hizbollah bereaksi cepat atas serangan bom yang terjadi di Syria dengan menyatakan kutukannya terhadap aksi tersebut.

Menlu Lebanon, Adnan Mansour mengatakan, "Sekali lagi serangan teroris menghantam Syria, merupakan tanda dimulainya fase baru yang berbahaya yang mengancam tidak hanya Syria.”

"Selain mengutuk aksi teror ini kami menyampaikan duka cita kepada para pemimpin dan rakyat Syria, serta keluarga korban tindakan kriminal ini," kata Mansour.

"Kami berharap bahwa dengan kesadaran seluruh rakyat Syria dan para pemimpinnya tentang apa yang sebenarnya terjadi, mereka akan bisa menghadapi upaya perpecahan dan terorisme yang melanda Syria dan seluruh kawasan," tambah Mansour.

Rusia melalui menlunya juga mengutuk serangan tersebut. "Rusia dengan keras mengutuk aksi brutal serangan teroris ini, yang sama sekali tidak memiliki justifikasi dan para pelakunya patut mendapat hukuman setimpal."

Sementara itu jubir kemenlu Iran, Ramin Mehmanparast menyatakan bahwa "tanpa keraguan, kesatuan dan keteguhan rakyat dan pemimpin Syria telah mengecewakan musuh-musuh Syria yang menyangka hanya dengan perang saudara dan perpecahan bisa membuat Syria menyerah kepada Amerika dan zionisme."

Sementara itu Hizbollah juga mengeluarkan kecaman terhadap aksi tersebut seraya menuduh Amerika dan Israel berada di balik peristiwa itu.

"Kejahatan teroris terbaru yang menghantam Syria Jum'at pagi merupakan ronde kedua skema jahat Amerika dan sekutu-sekutunya yang ditujukan untuk menghukum Syria atas dukungannya terhadap gerakan "perlawanan anti-Israel dan sekutu-sekutunya di barat."

Hizbollah juga menuduh serangan tersebut sebagai upaya menutupi kekalahan Amerika di Irak.



Sumber:

"Security Forces Detain German Diplomats near Blast Site in Damascus"; FARS News Agency – January 7, 2012.

"Syria’s Deadly Attacks Draw Allies’ Condemnation"; almanar.com.lb; 7 Januari 2012

No comments: